2024-08-09 02:14:28
Bank Indonesia (foto: Bisnis.com)Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk., Josua Pardede, melihat adanya kemungkinan Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 50 basis poin (bps) pada akhir 2024.
Hal ini sejalan dengan rencana BI yang telah mengisyaratkan pemangkasan suku bunga pada kuartal IV/2024, meskipun besaran pasti dari penurunan tersebut belum diumumkan secara resmi.
Saat ini, BI masih mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25%. Jika proyeksi ini terealisasi, maka suku bunga BI diperkirakan akan turun menjadi 5,75% pada akhir tahun 2024.
"Kami melihat adanya ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga sekitar 50 basis poin," ungkap Josua dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis (8/8/2024).
Lebih lanjut, Josua memproyeksikan bahwa BI akan melanjutkan tren penurunan suku bunga ini dengan tambahan pemangkasan sebesar 75 basis poin pada tahun 2025. Ia juga menambahkan bahwa peluang penurunan suku bunga masih akan terbuka pada 2026, namun besaran penurunannya tidak akan sebesar pada tahun sebelumnya.
Sejalan dengan pandangan Josua, Head of Macroeconomics & Financial Market Research Bank Permata, Faisal Rachman, juga melihat bahwa BI memang memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga. Namun, Faisal menekankan bahwa ada tiga faktor utama yang perlu diperhatikan oleh BI sebelum mengambil keputusan tersebut, yaitu inflasi domestik, keseimbangan eksternal, dan kondisi global.
Menurut Faisal, meskipun kondisi global masih cukup bergejolak, inflasi domestik saat ini masih berada dalam target BI, yaitu sebesar 2,5%±1%. Selain itu, pelebaran defisit current account balance atau neraca transaksi berjalan masih relatif kecil.
Dengan mempertimbangkan sentimen dovish dari The Fed dan perbaikan dalam tensi geopolitik di Timur Tengah, ketidakpastian global cenderung tidak meningkat secara signifikan.
"Saya melihat adanya kemungkinan untuk melakukan multiple cut rate atau pemangkasan suku bunga secara bertahap, sehingga membuka ruang bagi BI untuk melakukan satu hingga dua kali pemangkasan suku bunga pada tahun ini," ujar Faisal sebagaimana dilansir dari Bisnis.com pada Jumat (9/8/2024).
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa ruang penurunan suku bunga BI sejalan dengan perkembangan kondisi Fed Fund Rate (FFR) di Amerika Serikat.
Meskipun The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga pada September 2024, BI tetap berpegang pada rencana awalnya untuk menurunkan suku bunga pada kuartal IV/2024.
"Arah penurunan BI Rate kemungkinan masih sama, yaitu pada kuartal IV/2024, meskipun kemungkinan penurunan FFR bisa maju," ungkap Perry dalam konferensi pers setelah Rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu (17/7/2024).
Sentimen pasar terkait pemangkasan suku bunga oleh The Fed semakin menguat. Awalnya, pemangkasan tersebut diperkirakan akan terjadi pada Desember 2024, namun kini diprediksi maju menjadi September 2024. Terkait hal ini, BI menegaskan bahwa pihaknya akan menunggu langkah The Fed terlebih dahulu sebelum melakukan penurunan suku bunga.
Bagaimana jika The Fed menunda pemangkasan suku bunganya? Menurut Josua, meskipun The Fed tidak menurunkan suku bunganya pada September, probabilitas untuk melakukan pemangkasan pada akhir tahun tetap ada.
Dampak dari penundaan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, jika terjadi, kemungkinan baru akan terlihat pada tahun depan. "Sehingga, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini saya pikir akan relatif terbatas, mengingat adanya transmisi dari penurunan suku bunga BI ke suku bunga perbankan. Proses ini tentunya membutuhkan waktu," jelas Josua.
Dengan demikian, langkah Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga diharapkan dapat memberikan stimulus bagi perekonomian nasional, meskipun efeknya mungkin baru terasa sepenuhnya dalam jangka menengah hingga panjang.