2024-08-03 06:46:57
Ilustrasi QRIS (foto: Xendit)Bank Indonesia (BI) sedang mengembangkan inovasi baru dalam alat pembayaran dengan menggunakan teknologi QRIS Tap yang berbasis Near Field Communication (NFC). Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Dalam pernyataan resmi pada Jumat (2/8/2024), BI menjelaskan bahwa mereka sedang mengintegrasikan teknologi standar messaging QRIS dengan interface NFC.
“Inovasi pembayaran ini dirancang untuk memfasilitasi kebutuhan transaksi yang cepat dan massal di berbagai sektor, seperti transportasi dan ritel, dengan tingkat efisiensi dan keamanan yang tinggi,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (2/8/2024). Perry menambahkan bahwa fitur tersebut menawarkan fleksibilitas yang tinggi, dengan mendukung multi sumber dana serta berbagai kanal pembayaran.
Inovasi ini diimplementasikan dengan bekerja sama dengan berbagai Kementerian/Lembaga dan para pelaku industri. Pada kesempatan yang sama, BI juga meluncurkan Kartu Kredit Indonesia (KKI) Segmen Pemerintah dengan fitur Online Payment menggunakan Virtual Card Tokenization.
Peluncuran ini diumumkan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo setelah memaparkan visi dan inisiatif dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030 pada acara Karya Kreatif Indonesia (KKI) dan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) 2024.
Peresmian tersebut juga dilakukan bersama Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo Manuhutu, Plt. Deputi Bidang Transformasi Pengadaan Digital LKPP Patria Susantosa, serta Ketua Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia Santoso Liem.
Inovasi alat pembayaran ini merupakan pengembangan lanjutan dari fitur KKI yang sudah ada sebelumnya, seperti QRIS dan Kartu Fisik, di mana seluruh pemrosesan transaksi dilakukan secara domestik.
Dalam paparannya, BI menjelaskan bahwa KKI Segmen Pemerintah dengan fitur QRIS merupakan langkah cepat yang tepat untuk digunakan dalam bertransaksi dengan lebih dari 30 juta merchant, yang sebagian besar adalah UMKM.
Untuk memfasilitasi transaksi belanja pemerintah dengan nilai yang besar, dikembangkan fitur kartu fisik yang dapat digunakan di seluruh Electronic Data Capture (EDC) milik Penyedia Jasa Pembayaran (PJP).
Implementasi fitur baru ini bertujuan untuk mendukung keberhasilan Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI). "Untuk pengadaan barang/jasa Pemerintah serta memfasilitasi kebutuhan Pemerintah dalam bertransaksi melalui platform online baik di berbagai mitra marketplace atau e-commerce Pemerintah," kata Perry.
Pengembangan alat pembayaran berbasis QRIS Tap dengan teknologi NFC ini menunjukkan komitmen BI dalam mendorong inovasi di sektor keuangan dan pembayaran digital. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kebutuhan transaksi yang semakin kompleks, inovasi ini diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih efisien dan aman bagi masyarakat dan pemerintah.
Selain itu, peluncuran KKI Segmen Pemerintah dengan fitur Online Payment dan Virtual Card Tokenization juga merupakan langkah maju dalam mendukung transaksi digital di lingkungan pemerintahan. Fitur ini memungkinkan pemerintah untuk melakukan transaksi dengan lebih mudah dan aman, sekaligus mendukung efisiensi dalam pengadaan barang dan jasa.
Kolaborasi antara BI, Kementerian/Lembaga, dan para pelaku industri dalam mengembangkan inovasi ini menunjukkan pentingnya sinergi dalam mencapai tujuan bersama, yaitu mempercepat pertumbuhan ekonomi digital dan meningkatkan efisiensi dalam transaksi keuangan. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan dapat tercipta ekosistem pembayaran yang lebih inklusif dan ramah pengguna, serta mendukung UMKM dalam mengembangkan usahanya.
Secara keseluruhan, langkah BI dalam mengembangkan alat pembayaran QRIS Tap berbasis NFC dan meluncurkan KKI Segmen Pemerintah dengan fitur Online Payment merupakan bagian dari upaya untuk mendorong transformasi digital di Indonesia. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, pemerintah, dan pelaku industri, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di era digital.