Kredit Bank BJB Tetap Tumbuh Di Tengah Suku Bunga Tinggi dan Restrukturisasi

2024-06-14 00:49:55

News Image Loket Bank BJB (foto: infobanknews)

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) atau Bank BJB mencatatkan pertumbuhan kredit yang signifikan pada awal tahun 2024, meskipun industri perbankan menghadapi berbagai tantangan di tahun ini.

Dilansir dari Bisnis.com pada Jumat (14/6/2024), Bank BJB berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp130,47 triliun yang setara dengan pertumbuhan tahunan (year-on-year/YoY) sebesar 12,04% pada kuartal I/2024. Pertumbuhan kredit yang mengesankan ini turut mendorong peningkatan aset bank sebesar 15,14% YoY, mencapai Rp202,5 triliun.

Peningkatan kemampuan Bank BJB dalam menyalurkan kredit didukung oleh pengelolaan pendanaan yang baik. Pada kuartal I/2024, Bank BJB berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp154,09 triliun, yang menunjukkan kenaikan 18,73% YoY. Selain itu, dana murah atau current account saving account (CASA) Bank BJB juga meningkat 10,71% YoY menjadi Rp63,57 triliun. 

Namun, Direktur Operasional Bank BJB, Tedi Setiawan, menekankan bahwa industri perbankan dihadapkan pada sejumlah tantangan signifikan pada tahun ini. Dalam acara penganugerahan penghargaan Bisnis Indonesia Awards (BIA) 2024 pada Kamis (13/6/2024), Tedi menyebutkan dua tantangan utama yang dihadapi sektor perbankan, yaitu suku bunga dan kualitas kredit.

Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) dari level 6% ke 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23—24 April 2024. Kenaikan ini merupakan yang pertama sejak Oktober 2023. Dalam RDG terbaru periode 21—22 Mei 2024, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 6,25%. Kenaikan suku bunga acuan ini diperkirakan akan menekan biaya dana (cost of fund/CoF) perbankan.

Selain tantangan suku bunga, Tedi juga menyoroti kualitas kredit sebagai tantangan lain yang dihadapi bank. Setelah berakhirnya kebijakan restrukturisasi kredit Covid-19 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Maret 2024, bank harus berupaya keras menjaga kualitas kreditnya.

"Tekanan kualitas kredit akibat sudah dilepaskannya kebijakan restrukturisasi dari OJK harus kami hadapi," ujar Tedi. Oleh karena itu, Bank BJB menyiapkan berbagai strategi guna menjaga kinerja kreditnya di tengah ragam tantangan tersebut. "Ekspansi kredit kami harus terus dilakukan, tapi tentu dengan mengandalkan bisnis atau sektor yang tumbuh secara sehat," lanjutnya. Bank BJB akan selektif dalam memilih sektor-sektor yang sehat dan mendukung profitabilitas, serta tetap menyasar captive market.

Bos BJB: Ekspansi Kredit Perlu Didukung dengan Likuiditas Optimal

Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, menambahkan bahwa ekspansi kredit bank tetap dilakukan dengan didukung oleh kemampuan likuiditas yang masih memadai. Sebagai bank pembangunan daerah (BPD), Bank BJB memiliki sejumlah cara agar likuiditas tetap terjaga.

"BPD sebagai pengelola dana pemerintah daerah memiliki nilai tambah karena APBD dikelola oleh bank daerahnya masing-masing," kata Yuddy. Selain itu, Bank BJB juga memiliki anchor customer yang kuat di luar pemerintah daerah. Saat ini, komposisi dana pemerintah daerah berkisar 30% dari total DPK, sementara sisanya didukung oleh nasabah institusi dan juga ritel.

Bank BJB terus berkomitmen untuk menjaga kinerja dan pertumbuhan kreditnya dengan berbagai strategi yang inovatif dan adaptif terhadap kondisi pasar. Dengan mengandalkan sektor-sektor yang sehat dan menjaga likuiditas yang kuat, Bank BJB optimis dapat menghadapi tantangan di tahun 2024 dan terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah serta nasional.

Baca Juga

Semua Berita