2024-07-28 02:53:53
Loket CIMB Niaga Auto Finance (foto: InfoEkonomi.ID)Seiring dengan pertumbuhan kredit kendaraan bermotor (KKB) yang melambat, kualitas kredit di sektor ini perlu diwaspadai. Rasio kredit bermasalah (NPL) terus meningkat sejak awal tahun 2024. Pada Mei 2024, Bank Indonesia mencatat NPL sektor KKB berada di level 2,25%, naik dari 2,15% pada bulan sebelumnya dan 2,06% pada Maret 2024.
Pertumbuhan kredit kendaraan bermotor (KKB) juga melambat. Pada Mei 2024, KKB tumbuh sebesar 9,56% yoy (year-on-year), lebih lambat dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 18,14% yoy dan Desember 2023 sebesar 13,34% yoy.
Dilansir dari Kontan pada Sabtu (27/7/2024), Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, perlambatan pertumbuhan KKB disebabkan oleh penguatan USD dan tingginya suku bunga global yang membuat harga mobil meningkat, terutama kendaraan completely built up (CBU) dan completely knock down (CKD) serta produk otomotif dengan kandungan impor yang tinggi. Selain itu, ada indikasi penurunan daya beli masyarakat, khususnya segmen menengah bawah.
"Peningkatan suku bunga acuan (BI rate) relatif tidak berdampak signifikan terhadap suku bunga kredit perbankan, termasuk suku bunga KKB yang hanya meningkat sekitar 0,1% dalam setahun terakhir," ujar Dian.
Dian menjelaskan, meskipun suku bunga global meningkat dan harga naik, dampak psikologisnya menurunkan permintaan kredit, terutama kredit konsumtif. Selain itu, pengetatan likuiditas global juga mempengaruhi kebijakan bank dalam menyalurkan kredit, membuat bank lebih berhati-hati.
Meskipun demikian, perbankan tetap optimis terhadap prospek penyaluran KKB dan meyakini bahwa kualitas kredit KKB dapat terjaga. Bank terus mengedepankan tata kelola yang baik, prinsip kehati-hatian, dan penguatan manajemen risiko mulai dari inisiasi pemberian kredit hingga pemantauan pembayaran debitur. Hal ini dilakukan melalui penguatan assessment kredit, penilaian peringkat risiko debitur, serta pengawasan dan monitoring debitur.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk berupaya menjaga tingkat NPL di level sehat sesuai ketentuan OJK dan strategi perusahaan untuk meraih profitabilitas berkelanjutan. Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head Bank Danamon, menyatakan bahwa Bank Danamon bersama Adira Finance mampu menjaga tingkat NPL di kisaran 1,5% - 2,0%, jauh di bawah batas atas rasio NPL gross yang ditentukan OJK yaitu 5%.
Hal ini ditopang oleh proses seleksi kredit yang sesuai prinsip kehati-hatian serta strategi menargetkan nasabah dengan catatan kredit (credit score) yang baik. Hingga Juni 2024, KPM Prima mencatat kenaikan disbursement atau volume kredit sebesar lebih dari 60% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan peningkatan kinerja sekitar 30% dibandingkan bulan sebelumnya.
Dalam menyalurkan KKB, Danamon selalu berpegang pada prinsip kehati-hatian dengan menerapkan manajemen risiko yang disiplin, menitikberatkan penyaluran kredit pada nasabah dengan rekam jejak baik. Sebagai bagian dari grup finansial global MUFG, Danamon terus menerapkan berbagai strategi melalui pendekatan berbasis ekosistem untuk menarik engaged customer melalui kemitraan dengan MUFG dan Adira Finance.
Teddy Kurniawan, Pimpinan Divisi Kredit Retail PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Sumsel Babel), biasa disebut BSB menyatakan bahwa NPL KKB perseroan masih terjaga di bawah 5%.
Hingga akhir tahun, pihaknya akan tetap menjaga NPL KKB di bawah 5%. Teddy menjelaskan, kualitas kredit terjaga karena dalam 6 bulan terakhir tidak ada peningkatan NPL. Kredit KKB di Bank Sumsel Babel dari Januari hingga Juli 2024 meningkat 10% atau sebesar Rp 893 juta menjadi Rp 9,37 miliar pada pertengahan Juli 2024, meningkat 18% dari Juli 2023.
Dalam menjaga kualitas kredit KKB, Bank BSB melakukan monitoring dan penagihan rutin terhadap debitur yang mulai terlambat membayar angsuran serta meningkatkan ekspansi kredit KKB dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Penggunaan Teknologi dalam Monitoring Pembiayaan
Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman menyatakan pihaknya terus menjaga kualitas portofolio dengan berbagai strategi, seperti pemutakhiran sistem scoring untuk memastikan nasabah yang disetujui memiliki risiko terkendali.
CNAF juga aktif mengingatkan debitur terkait pembayaran angsuran lebih awal melalui WhatsApp dan telepon, serta mengembangkan teknologi telepon dengan suara robot dan memperkuat proses KYC nasabah.
CNAF akan menambah channel dan metode pembayaran angsuran agar lebih mudah diakses masyarakat. Hingga Juni 2024, posisi NPF CNAF berada di angka 1,42%, membaik 0,05% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,47%. Namun, jika dibandingkan dengan Mei 2024, NPF CNAF pada Juni mengalami peningkatan sebesar 9 Bps dari 1,33%.
Ristiawan menjelaskan bahwa kenaikan NPF pada Juni disebabkan oleh kondisi makroekonomi yang mengalami kontraksi, terlihat dari kenaikan inflasi dan BI Rate yang berdampak pada penundaan pembayaran angsuran.
Namun, NPF CNAF saat ini masih lebih baik dari rata-rata industri multifinance yang menurut data OJK mencapai 2,8% pada April 2024. CNAF optimis dapat menutup tahun 2024 dengan angka NPF total di bawah 1%.
Hingga Juni 2024, penyaluran pembiayaan baru di CNAF mencapai Rp 4,62 triliun, meningkat 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,84 triliun.