BSI Masuk 5 Besar BUMN dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar

2024-07-21 04:14:37

News Image Menara BSI (foto: Medcom.id)

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) berhasil menempatkan dirinya dalam jajaran lima besar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau anak perusahaan BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.

Hingga Juli 2024, kapitalisasi pasar BSI mencapai Rp116 triliun. Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri BUMN, menilai pencapaian BSI sejalan dengan tujuan awal merger BSI untuk membentuk bank syariah yang inklusif, modern, dan digital.

"BSI milik Bank BUMN kini menjadi salah satu yang terbaik di pasar. BSI tentunya menjadi salah satu bintang dalam beberapa tahun terakhir. Sejak awal merger, konsepnya sangat jelas bahwa kita ingin membangun bank syariah yang inklusif, modern, dan digital," ujarnya dalam pernyataan resmi pada Jumat (19/7/2024).

Sebagai ilustrasi, BSI sempat mencatat kapitalisasi pasar yang lebih besar dari yang diungkapkan oleh Tiko, panggilan akrab Kartika Wirjoatmodjo. Pada 30 April 2024, kapitalisasi pasar BSI mencapai Rp121,78 triliun, menjadikannya saham paling berharga di urutan ke-13 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tersebut.

Pada 14 Maret 2024, BSI resmi masuk dalam jajaran Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar, dengan nilai mencapai Rp131,47 triliun. Pencapaian ini lebih cepat dari target yang ingin dicapai pada 2025.

Tiko mengapresiasi kinerja positif BSI selama tiga tahun berdirinya sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. Dia melihat keberhasilan BSI bukan hanya sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, tetapi juga sebagai contoh sukses dalam membangun bank syariah yang lebih inklusif dan moderat.

"Sampai saat ini, BSI memiliki sekitar 20 juta nasabah dengan pertumbuhan cepat BSI mobile. Ini sangat membanggakan karena kita tidak hanya melakukan merger, tetapi juga membangun ekosistem dan kompetensi baru," ujarnya.

Performa BSI

Pada tahun buku 2023, BSI membagikan dividen tunai sebesar Rp855,56 miliar atau Rp18,54 per saham, naik 100% dari tahun buku 2022 yang senilai Rp9,24 per saham. Jumlah dividen ini setara dengan 15% laba tahun buku 2023 yang mencapai Rp5,7 triliun.

Sebesar 20% laba 2023 atau Rp1,14 triliun disisihkan sebagai cadangan wajib, sementara sisanya sebesar 65% atau Rp3,7 triliun digunakan sebagai saldo laba ditahan. Pada kuartal I/2024, BSI mencatat laba sebesar Rp1,71 triliun.

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh pesat sebesar 10,43% secara tahunan (year-on-year/YoY) mencapai Rp297 triliun, didominasi oleh dana murah. Tabungan tumbuh 8,75% dan giro tumbuh hingga 10,52%.

Pada Maret 2024, jumlah pengguna BSI Mobile melonjak 29,35% (YoY) menjadi 6,70 juta orang. BSI Mobile mencatatkan jumlah transaksi sebanyak 118,5 juta dengan volume transaksi mencapai Rp145,1 triliun. Jumlah nasabah yang membuka rekening secara online mencapai 93,6% dari nasabah baru BSI.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa manajemen perseroan memiliki komitmen untuk terus mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. BSI memiliki aspirasi untuk menjadi Top 3 Bank Syariah Global dan menjadi Top 3 Bank di Indonesia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 10 tahun mendatang.

"Kami telah menyusun rencana kerja selama 10 tahun, BSI masuk top 3 bank syariah global dari sisi kapitalisasi pasar dan menjadi top 3 bank di Indonesia," ujarnya secara terpisah.

Visi tersebut dinilai realistis untuk dicapai mengingat setelah merger, BSI terus mencatatkan rekam jejak positif. BSI berhasil mencapai target Return on Equity (ROE) di atas 18%. Setelah merger, nasabah BSI meningkat sekitar 5 juta nasabah.

Dari tahun ke tahun, pertumbuhan aset BSI mencapai dua digit sementara industri perbankan hanya tumbuh satu digit. Saat ini, BSI telah menjadi bank kelas menengah terbaik di Indonesia, dengan status sebagai bank papan tengah terkemuka.

Baca Juga

Semua Berita