Fluktuasi Harga Saham Bank Nobu dan MNC Jelang Merger

2024-05-18 03:48:30

News Image MNC

Kabar mengenai rencana merger dua bank milik konglomerat ternama, yaitu PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) milik James Riady dan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik Hary Tanoesoedibjo, kembali mencuat. Pergerakan harga saham kedua bank ini menunjukkan fluktuasi signifikan sebagai dampak dari spekulasi dan sentimen pasar terkait rencana merger tersebut.

Berdasarkan data RTI Business, pada akhir pekan perdagangan Jumat (17/5/2024), harga saham NOBU mengalami penurunan sebesar 2,05% dan ditutup pada level Rp715. Secara mingguan, saham NOBU merosot 4,67%, sementara sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd), saham ini turun 3,38%.

Di sisi lain, harga saham BABP juga mengalami penurunan sebesar 1,92% pada perdagangan akhir pekan, ditutup pada level Rp51 per lembar. Meskipun demikian, dalam sepekan terakhir saham BABP mencatatkan kenaikan sebesar 2%, namun tetap mengalami penurunan 15% secara year to date.

Dilansir oleh Bisnis.com pada Jum'at (17/05/2024), Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, mengatakan bahwa pergerakan harga saham kedua bank ini memang dipengaruhi oleh sentimen rencana aksi korporasi terkait merger. "Isu merger telah lama berhembus, ini yang masih menyebabkan pergerakan kedua harga saham kurang likuid," ujarnya kepada Bisnis pada Jumat (17/5/2024).

'Tukar Guling' Antara Dua Konglomerasi

Terbaru, Lippo Group dan MNC Group yang merupakan induk dari kedua bank tersebut, terpantau melakukan transaksi 'tukar guling' saham di Bank Nobu dan Bank MNC. Pada 7 Mei 2024, MNC Land Tbk. (KPIG) memegang saham Bank MNC sebesar 16,82% atau sebanyak 7,48 miliar saham BABP.

Namun, sehari setelahnya, porsi saham tersebut menyusut menjadi 6,82% dengan masuknya PT Prima Cakrawala Sentosa, yang kini memiliki 10% atau sebesar 4,445 miliar saham BABP. Transaksi ini difasilitasi oleh PT MNC Sekuritas. 

Sebagai informasi, Prima Cakrawala Sentosa merupakan entitas usaha milik Grup Lippo. Sebelumnya, perusahaan ini telah mengenggam saham Bank Nobu sebesar 20,66% dan tercatat sebagai salah satu pemegang saham bukan PSP (Pemegang Saham Pengendali) tidak melalui pasar modal dengan kepemilikan lebih dari 5%.

Di sisi lain, di Bank Nobu juga tercatat transaksi masuknya MNC Land menjadi pemegang saham dengan porsi 10% atau mengenggam sebanyak 747,84 juta saham NOBU. Sementara itu, Prima Cakrawala Sentosa mengurangi porsi sahamnya dari 20,66% menjadi 10,66%. Per 8 Mei 2024, kepemilikan saham Prima Cakrawala Sentosa menjadi 797,55 juta dari sebelumnya 1,545 juta saham. Transaksi tersebut difasilitasi oleh PT Ciptadana Sekuritas Asia.

Kabar mengenai aksi merger ini memang telah lama beredar dan menciptakan sentimen pasar yang beragam. Meski demikian, Nafan Aji Gusta menekankan bahwa likuiditas pergerakan harga saham kedua emiten perbankan ini masih terbilang rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa meski ada spekulasi yang beredar, realisasi aksi korporasi masih belum sepenuhnya mempengaruhi minat dan kepercayaan investor untuk melakukan transaksi secara signifikan.

Perkembangan lebih lanjut mengenai rencana merger ini tentu akan terus dipantau oleh pelaku pasar. Bagaimanapun, aksi korporasi semacam ini memiliki potensi untuk membawa perubahan besar baik bagi Bank Nobu maupun Bank MNC, serta memberikan dampak yang signifikan terhadap industri perbankan di Indonesia secara keseluruhan.

Baca Juga

Semua Berita

Cara Memblokir Kartu Debit BRI yang Hilang atau Tertelan
14 Desember 2024

Cara Memblokir Kartu Debit BRI yang Hilang atau Tertelan

Nasabah dapat memblokir kartu ATM BRI yang hilang atau terte...

Perkembangan Kartu Kredit: Tren dan Inovasi Terkini
3 Desember 2024

Perkembangan Kartu Kredit: Tren dan Inovasi Terkini

Dengan berbagai inovasi yang terus bermunculan, kartu kredit...

7 Produk Perbankan Populer di Kalangan Nasabah
22 November 2024

7 Produk Perbankan Populer di Kalangan Nasabah

Tujuh produk perbankan yang populer di kalangan nasabah menc...

Tips Mengatasi Kartu ATM yang Terblokir, Jangan Panik!
21 November 2024

Tips Mengatasi Kartu ATM yang Terblokir, Jangan Panik!

Kartu ATM yang terblokir dapat dibuka kembali melalui call c...

Produk Perbankan Terkini: Inovasi dan Solusi untuk Kebutuhan Finansial Masyarakat
18 November 2024

Produk Perbankan Terkini: Inovasi dan Solusi untuk Kebutuhan Finansial Masyarakat

Produk perbankan terus berkembang mengikuti kebutuhan dan ke...

Perbandingan Biaya Transaksi Antara Bank Digital dan Bank Tradisional
18 November 2024

Perbandingan Biaya Transaksi Antara Bank Digital dan Bank Tradisional

Dalam perbandingan biaya transaksi, bank digital umumnya leb...

Pilihan Mobile Banking: Review dan Perbandingan Livin' by Mandiri vs. BRImo BRI
14 November 2024

Pilihan Mobile Banking: Review dan Perbandingan Livin' by Mandiri vs. BRImo BRI

Dua aplikasi mobile banking yang populer di Indonesia adalah...

8 Langkah Inovasi Bank Syariah: Jangan Cuma Jadi Bayangan Bank Konvensional
9 November 2024

8 Langkah Inovasi Bank Syariah: Jangan Cuma Jadi Bayangan Bank Konvensional

Bank syariah di Indonesia memiliki potensi besar untuk berke...

5 Bank Terbesar di Indonesia Tingkatkan Profitabilitas di Kuartal III-2024
8 November 2024

5 Bank Terbesar di Indonesia Tingkatkan Profitabilitas di Kuartal III-2024

Lima bank terbesar di Indonesia menunjukkan kinerja positif ...

OJK Luncurkan Tiga Pedoman Baru untuk Perbankan Syariah demi Transparansi dan Perlindungan Konsumen
8 November 2024

OJK Luncurkan Tiga Pedoman Baru untuk Perbankan Syariah demi Transparansi dan Perlindungan Konsumen

Dalam rangka memperkuat industri perbankan syariah di Indone...