Menyusutnya Jumlah ATM, Pertanda Mulai Ditinggalkan? Ini Faktanya

2024-07-13 11:55:05

News Image Deretan Mesin ATM (foto: Lifepal)

Seiring dengan meningkatnya tren digitalisasi, jumlah transaksi dan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang dimiliki bank terus mengalami penurunan. Beberapa bank mulai menambahkan fungsi pada mesin ATM yang ada untuk melengkapi layanan yang mereka tawarkan.

Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa transaksi menggunakan kartu ATM/Debit mengalami penurunan sebesar 5,41% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 615,18 triliun.

Penurunan transaksi ATM terjadi dalam beberapa periode terakhir. Beberapa faktor utama penyebabnya adalah meningkatnya adopsi layanan perbankan digital oleh nasabah, kemudahan dan keamanan yang ditawarkan oleh aplikasi mobile banking, serta penurunan frekuensi penggunaan uang tunai dalam transaksi sehari-hari.

Dilansir dari Kontan pada Sabtu (13/7/2024), Mesah Roni Ginting, Kepala Divisi Retail Digital Product and Partnership PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), mengakui bahwa sejak awal tahun 2024 hingga saat ini, akumulasi transaksi ATM perseroan menurun sebesar 10% dibandingkan tahun sebelumnya.

"Namun, di sisi lain, kami melihat peningkatan signifikan dalam transaksi digital. Transaksi melalui platform mobile banking kami meningkat sebesar 70% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," ungkap Roni.

Roni menambahkan bahwa peningkatan ini menunjukkan bahwa nasabah semakin nyaman dan percaya untuk melakukan transaksi melalui saluran digital yang menawarkan kemudahan, kecepatan, dan keamanan.

Saat ini, BNI mengoperasikan 13.390 mesin ATM di seluruh Indonesia. Jumlah ini tetap sama dengan tahun lalu karena upaya efisiensi dan optimalisasi jaringan ATM untuk menyesuaikan dengan perubahan perilaku nasabah yang lebih memilih transaksi digital.

Roni memperkirakan tren penurunan transaksi ATM akan terus berlanjut hingga akhir tahun seiring dengan semakin tingginya adopsi layanan digital. Namun, perseroan tetap menjaga kualitas layanan dan aksesibilitas bagi nasabah yang masih memerlukan transaksi tunai melalui ATM.

"Serta untuk menjaga optimalisasi dan efisiensi operasional ATM kami bersinergi dengan Himbara melalui Program ATM Link. Kami juga terus berinovasi dan mengembangkan layanan digital untuk memastikan kenyamanan dan keamanan nasabah dalam bertransaksi," tambahnya.

BTN: Jumlah ATM Cenderung Flat

Thomas Wahyudi, SEVP Digital Business PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), menyatakan bahwa seiring dengan modernisasi dan perkembangan kebutuhan masyarakat dalam transaksi perbankan, telah terjadi pergeseran penggunaan kanal perbankan dari outlet dan ATM menjadi online melalui mobile banking.

Menurut Thomas, nasabah menginginkan transaksi perbankan yang cepat, mudah, dan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.

Selain itu, cashless society telah menjadi budaya umum terutama di kota-kota besar. Dampaknya, ketergantungan nasabah terhadap uang kartal berkurang, menyebabkan transaksi di ATM stagnan dan cenderung menurun.

BTN telah mengantisipasi hal ini dengan memperkuat kanal digital banking, salah satunya dengan superapp BTN Mobile yang mampu menggantikan peran outlet dan ATM dalam memenuhi kebutuhan nasabah bertransaksi perbankan.

"Di BTN, jumlah transaksi di mesin ATM YoY cenderung stabil, namun transaksi melalui mobile banking meningkat drastis lebih dari 100% YoY, menunjukkan pergeseran preferensi transaksi dari ATM ke mobile banking," kata Thomas.

Hingga Juni 2024, jumlah transaksi di mesin ATM BTN tercatat sebanyak 37 juta transaksi, dengan pertumbuhan bulanan rata-rata 2%-5%. Jumlah ATM/CRM BTN per Juni 2024 tercatat sebanyak 2.207 mesin, sedikit lebih tinggi dibanding tahun lalu dengan peningkatan 3% YoY.

BTN bersama HIMBARA lain terus memperkuat positioning ATM Merah Putih, sehingga nasabah BTN dapat menggunakan layanan ATM di seluruh ATM HIMBARA yang jumlahnya lebih dari 30 ribu mesin di seluruh Indonesia.

"Meskipun jumlah ATM BTN tidak tumbuh signifikan, nasabah BTN bisa memanfaatkan layanan ATM BTN di seluruh ATM HIMBARA," kata Thomas.

Thomas menambahkan bahwa meskipun cashless society semakin berkembang, masyarakat masih memerlukan uang kartal untuk bertransaksi yang bisa dipenuhi oleh mesin ATM/CRM.

Meskipun transaksi cenderung menurun, BTN tetap berinovasi dengan menggantikan beberapa mesin ATM menjadi CRM untuk memenuhi kebutuhan setoran dan tarik tunai serta transaksi purchase/payment.

Sementara itu, Yanto Masyap, SVP Digital Retail Banking PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), menyatakan bahwa saat ini ATM masih menjadi salah satu alternatif untuk bertransaksi, terutama untuk penarikan tunai. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah transaksi ATM pada Juni 2024 YoY.

"Pertumbuhan transaksi ini didukung oleh fitur tarik tunai tanpa kartu di Livin' by Mandiri yang tumbuh 76% YoY. Hingga Juni 2024, frekuensi transaksi mencapai 530 juta transaksi, meningkat 4% YoY dengan 13.000 ATM dan CRM Bank Mandiri di seluruh Indonesia," kata Yanto.

Yanto memprediksi bahwa transaksi ATM akan terus mengalami pergeseran ke channel digital, terutama untuk transaksi non-tunai yang sekarang semuanya dapat dilakukan dengan cepat dan mudah di Livin' by Mandiri.

Baca Juga

Semua Berita