Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, mengungkapkan bahwa ada peningkatan signifikan dalam transaksi non tunai selama libur Lebaran 2024. Menurutnya, ini menunjukkan peningkatan literasi digital dan pemanfaatan kanal digital oleh masyarakat. Faktor utama peningkatan tersebut adalah generasi Z yang mulai bekerja dan memiliki penghasilan sendiri, serta peningkatan fitur dalam layanan perbankan digital yang terus berkembang, termasuk pengaruh pandemi yang mendorong masyarakat beralih ke transaksi digital.

 

Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa nilai transaksi digital perbankan pada Januari 2024 telah mencapai Rp5.335,33 triliun, meningkat sebesar 17,19% dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, transaksi menggunakan uang elektronik juga meningkat tajam sebesar 39,28% yoy menjadi Rp83,37 triliun. Sementara itu, transaksi menggunakan QRIS mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan, mencapai 149,46% yoy dengan total Rp31,65 triliun. Jumlah pengguna QRIS telah mencapai 46,37 juta dan jumlah merchant mencapai 30,88 juta, di mana sebagian besar adalah UMKM.

 

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat berkat sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Namun, di sisi lain, terjadi penurunan dalam jumlah terminal ATM/CRM/CDM di bank umum, yang turun menjadi 91.412 unit di akhir 2023 dari 94.016 unit di akhir 2022. Penurunan ini menandai pergeseran penggunaan transaksi fisik ke digital di kalangan masyarakat.

 

Statistik dari sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan (SPIP) Bank Indonesia menunjukkan penurunan dalam penggunaan kartu ATM. Jumlah transaksi kartu ATM mengalami penurunan sebesar 7,33% yoy pada Januari 2024, mencapai 583,02 juta transaksi, dan nilai transaksi menggunakan kartu ATM dan debit turun 7,68% yoy menjadi Rp593,43 triliun. Ini mengindikasikan bahwa terdapat penurunan dalam penggunaan metode pembayaran tradisional seiring meningkatnya adopsi metode pembayaran digital.

Lihat Juga Mobil Indonesia