2024-05-22 02:55:50
Gedung Citibank (foto: IndonesiaNews)Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 17,08% pada kuartal pertama tahun 2024. Laba bersih yang berhasil dicapai adalah Rp665,9 miliar, naik dari Rp568,71 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Informasi ini dipublikasikan oleh Harian Bisnis Indonesia pada Rabu (22/5/2024).
Meskipun mencatatkan peningkatan laba bersih, Citi Indonesia mengalami penurunan pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 23,05% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp936,35 miliar di kuartal I/2024. Penurunan ini diikuti oleh turunnya margin bunga bersih (net interest margin/NIM) dari 5,05% pada Maret 2023 menjadi 4,72% pada Maret 2024.
Namun, bank berhasil mengurangi berbagai beban finansial yang mereka tanggung. Misalnya, beban tenaga kerja berkurang drastis dari Rp345,15 miliar pada Maret 2023 menjadi hanya Rp169,54 miliar pada Maret 2024.
Selain itu, beban promosi juga mengalami penurunan signifikan menjadi hanya Rp3,23 miliar pada tiga bulan pertama tahun 2024, dibandingkan dengan Rp102,37 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Beban lainnya juga menurun hingga setengahnya, yaitu dari Rp667 miliar menjadi Rp366,34 miliar.
Pengurangan berbagai beban ini berimbas positif pada beban operasional lainnya, yang turun drastis dari Rp460,54 miliar pada Maret 2023 menjadi hanya Rp77,48 miliar pada Maret 2024. Hasilnya, efisiensi bank membaik, yang tercermin dari penurunan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari 71,82% pada Maret 2023 menjadi 51,06% pada Maret 2024. Semakin rendah rasio BOPO menunjukkan semakin efisiennya operasional bank dalam menjalankan usahanya.
Meskipun efisiensi meningkat, penyaluran kredit Citi Indonesia mengalami penurunan sebesar 20,99% yoy menjadi Rp31,5 triliun pada kuartal I/2024. Total aset bank juga berkurang 10,73% yoy menjadi Rp90,8 triliun. Selain itu, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross bank naik dari 2,83% pada Maret 2023 menjadi 3,4% pada Maret 2024. Meski demikian, NPL nett tetap stabil di level 0%.
Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Citi Indonesia juga mengalami penurunan 24,07% yoy menjadi Rp58,08 triliun pada kuartal I/2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya dana murah atau current account saving account (CASA) yang turun 27,35% yoy menjadi Rp42,75 triliun.
Secara keseluruhan, meskipun Citi Indonesia menghadapi tantangan dalam hal pendapatan bunga bersih dan penurunan penyaluran kredit serta aset, bank berhasil meningkatkan laba bersihnya melalui pengurangan beban operasional dan peningkatan efisiensi. Hal ini menunjukkan strategi manajemen yang efektif dalam mengatasi kondisi pasar yang mungkin tidak selalu menguntungkan, sambil tetap fokus pada pengelolaan biaya dan efisiensi operasional.