2024-05-11 00:41:50
PT Bank Mega Syariah (BMS) mencatatkan laba bersih sebesar Rp50,06 miliar pada kuartal pertama tahun ini, mengalami penurunan sebesar 35,98% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh penyusutan pendapatan setelah distribusi bagi hasil sebesar 19,13% secara tahunan menjadi Rp159,05 miliar pada kuartal I/2024.
Net operation margin (NOM) Bank Mega Syariah juga mengalami penurunan dari 2,28% pada Maret 2023 menjadi 1,7% pada Maret 2024. Sementara itu, pendapatan berbasis komisi atau fee based income juga mengalami penurunan sebesar 21,83% secara tahunan menjadi Rp10,14 miliar.
Dilansir oleh Finansial Bisnis, kemampuan efisiensi Bank Mega Syariah juga mengalami penurunan, terlihat dari kenaikan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari 71,19% pada Maret 2023 menjadi 79,62% pada Maret 2024.
Semakin tingginya rasio BOPO menandakan kurang efisiennya bank dalam menjalankan operasinya. Selain itu, rasio profitabilitas BMS juga menurun, dengan tingkat pengembalian aset (return on assets/ROA) turun dari 2,38% pada Maret 2023 menjadi 1,72% pada Maret 2024. Ini menunjukkan penurunan kemampuan bank dalam memanfaatkan asetnya untuk mendapatkan keuntungan.
Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) juga mengalami penurunan dari 13,7% pada Maret 2023 menjadi 7,81% pada Maret 2024, menunjukkan penurunan kinerja bank dalam menghasilkan laba bersih melalui modalnya. Dari segi intermediasi, Bank Mega Syariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp7 triliun pada kuartal I/2024, mengalami penurunan sebesar 1,14%.
Aset bank juga mengalami penurunan sebesar 10,54% secara tahunan menjadi Rp15,38 triliun. Meskipun begitu, kualitas aset Bank Mega Syariah tetap terjaga dengan baik, dengan rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/NPF) gross turun dari 1,07% pada Maret 2023 menjadi 0,92% pada Maret 2024.
NPF net juga mengalami penurunan dari 0,82% menjadi 0,76%. Adapun, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil diperoleh Bank Mega Syariah sebesar Rp9,98 triliun pada tiga bulan pertama tahun 2024, mengalami penurunan sebesar 28,94% secara tahunan. Ini menunjukkan bahwa meskipun bank mengalami penurunan performa, bank Mega Syariah masih bisa dianggap kokoh secara operasional.
Nasabah dapat memblokir kartu ATM BRI yang hilang atau terte...
Dengan berbagai inovasi yang terus bermunculan, kartu kredit...
Tujuh produk perbankan yang populer di kalangan nasabah menc...
Kartu ATM yang terblokir dapat dibuka kembali melalui call c...
Produk perbankan terus berkembang mengikuti kebutuhan dan ke...
Dalam perbandingan biaya transaksi, bank digital umumnya leb...
Dua aplikasi mobile banking yang populer di Indonesia adalah...
Bank syariah di Indonesia memiliki potensi besar untuk berke...
Lima bank terbesar di Indonesia menunjukkan kinerja positif ...
Dalam rangka memperkuat industri perbankan syariah di Indone...