2024-08-05 04:34:35
Suasana di Loket Bank Mandiri (foto: Bisnis.com)Harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengalami kenaikan yang signifikan, bahkan menarik perhatian investor asing dalam sepekan terakhir. Hal ini terjadi setelah BMRI mengumumkan pencapaian laba bersih sebesar Rp26,6 triliun pada semester pertama tahun 2024.
Berdasarkan data RTI Business, saham BMRI meningkat 0,74% pada perdagangan akhir pekan, Jumat (2/8/2024), mencapai level Rp6.800 per lembar. Dalam sepekan terakhir, dari 29 Juli 2024 hingga 2 Agustus 2024, harga saham BMRI naik sebesar 3,82%. Sepanjang tahun ini, atau secara year-to-date (ytd), saham BMRI telah mencatat kenaikan sebesar 12,4%.
Selain itu, saham BMRI juga banyak diminati oleh investor asing. Pada perdagangan akhir pekan ini saja, tercatat nilai beli asing atau net foreign buy sebesar Rp416,71 miliar. Sepanjang tahun 2024, saham BMRI mencatatkan net foreign buy sebesar Rp902,66 miliar.
Kenaikan harga saham BMRI terjadi setelah bank ini mengumumkan kinerja keuangan yang kuat. Bank Mandiri mencatatkan laba bersih konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp26,55 triliun pada semester pertama 2024, tumbuh 5,23% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Dari sisi penyaluran kredit, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sebesar Rp1.487,44 triliun pada Juni 2024, meningkat 20,07% yoy. Di sisi pendanaan, bank ini juga berhasil mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.651,02 triliun, naik 15,45% yoy.
Analis dari NH Korindo Sekuritas Indonesia, Leonardo Lijuwardi, menjelaskan bahwa kinerja keuangan Bank Mandiri pada semester pertama 2024 sangat baik meskipun menghadapi berbagai tantangan.
"Hasil yang cukup menggembirakan ini didukung oleh performa BMRI yang bersinar di tengah badai suku bunga tinggi dan ketatnya likuiditas," tulis Leonardo dalam risetnya pada Jumat (2/8/2024). NH Korindo Sekuritas Indonesia merekomendasikan untuk membeli saham BMRI dengan target harga Rp7.775 per lembar.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menambahkan bahwa kenaikan harga saham bank besar seperti BMRI dipengaruhi oleh proyeksi penurunan suku bunga The Fed.
"Ini merupakan langkah yang tepat dengan adanya pelonggaran dan stimulus positif terhadap saham-saham perbankan," kata Nafan sebagaimana dilansir dari Bisnis.com pada Senin (5/8/2024). Dengan pelonggaran kebijakan suku bunga The Fed, Bank Indonesia (BI) kemungkinan juga akan mengikuti dengan pelonggaran kebijakan moneternya.
"BI bisa dua kali melonggarkan kebijakan, dibandingkan dengan The Fed, dan ini mampu mendorong likuiditas di perbankan. Secara musiman, kredit juga tumbuh dua digit, terutama pada semester kedua," tambahnya.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan Bank Mandiri yang kuat pada semester pertama 2024, peningkatan penyaluran kredit dan dana pihak ketiga, serta prospek pelonggaran kebijakan moneter di dalam dan luar negeri, semuanya berkontribusi pada kenaikan harga saham BMRI dan minat yang tinggi dari investor asing. Hal ini menempatkan BMRI pada posisi yang menguntungkan untuk terus tumbuh dan memberikan nilai lebih bagi para pemegang saham di masa mendatang.
Tidak hanya itu, Bank Mandiri juga telah menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan kualitas layanan dan inovasi digital. Bank ini terus berinvestasi dalam teknologi dan transformasi digital untuk meningkatkan efisiensi operasional serta memberikan pengalaman perbankan yang lebih baik bagi nasabahnya.
Langkah-langkah ini termasuk peluncuran berbagai layanan perbankan digital yang lebih canggih dan mudah diakses, serta penguatan infrastruktur IT untuk mendukung operasional yang lebih lancar dan aman.
Inisiatif ini diharapkan tidak hanya akan menarik lebih banyak nasabah, tetapi juga memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai pemimpin di sektor perbankan digital di Indonesia.