2024-08-01 03:14:03
Front Office Bank Neo Commerce (foto: Kompas)PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) atau BNC melaporkan penurunan signifikan dalam kerugian bersih mereka menjadi Rp6,16 miliar pada semester pertama tahun 2024. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan kerugian Rp326,78 miliar yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan, penyusutan kerugian ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 12,09% secara tahunan (year-on-year/yoy) yang mencapai Rp1,55 triliun dari Rp1,38 triliun sebelumnya.
Selain itu, pendapatan nonbunga (fee based income/FBI) juga mengalami kenaikan sebesar 16,98% yoy dari Rp42,46 miliar pada Juni 2023 menjadi Rp51,15 miliar pada Juni 2024.
Pada periode ini, BBYB juga mencatat penyaluran kredit sebesar Rp9,02 triliun, meningkat 1,6% dibandingkan penyaluran kredit per 31 Mei 2024 yang sebesar Rp8,88 triliun.
Dilansir dari Bisnis.com pada Kamis (1/8/2024), Direktur Bisnis Bank Neo Commerce, Aditya Windarwo, menjelaskan bahwa BNC akan terus mendorong penyaluran kredit, salah satunya melalui peningkatan pinjaman langsung (direct loan) melalui aplikasi neobank.
“Penyaluran tersebut dilakukan dengan selektif untuk menjaga kualitas kredit dengan risiko yang dapat terkelola dengan baik,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (31/7/2024).
Sejalan dengan penyaluran kredit, posisi rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross tercatat berada di angka 3,88%, meningkat dari 3,69% sebelumnya.
Sementara itu, NPL net tercatat sebesar 1,28%, turun dari 2,02%. Likuiditas BNC tetap terjaga dengan baik, ditandai dengan peningkatan jumlah dana pihak ketiga (DPK) sebesar 6,01%, dari Rp13,87 triliun per 31 Desember 2023 menjadi Rp14,76 triliun per 30 Juni 2024. Rasio Current Account Saving Account (CASA) Bank Neo Commerce juga mengalami peningkatan secara tahunan menjadi 29,73%.
"Peningkatan ini didorong oleh peningkatan tabungan sebesar 21,75% menjadi Rp3,91 triliun pada semester pertama 2024," kata Aditya. Selain itu, total aset bank juga mengalami peningkatan sebesar 4,66% menjadi Rp19,06 triliun pada akhir Juni 2024 dibandingkan Rp18,17 triliun pada akhir tahun 2023.
BBYB juga melakukan berbagai upaya efisiensi dalam operasional perbankan. Aditya menjelaskan bahwa dengan meningkatnya penggunaan aplikasi yang dimiliki, BNC kini lebih matang dan memiliki kesadaran serta manajemen risiko yang lebih baik.
Langkah-langkah efisiensi ini membuahkan hasil, terlihat dari rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang berada di kisaran 100,27% pada Juni 2024, turun signifikan 15,72% dari posisi Juni tahun sebelumnya yang sebesar 115,99%.
Dirinya pun optimis bahwa kinerja yang baik ini akan semakin membaik di semester kedua 2024. “Kami berupaya maksimal untuk dapat meraih hasil positif di akhir tahun ini. Kami percaya dengan dukungan dari nasabah, berbagai mitra strategi, regulator, dan pemegang saham, hal tersebut dapat dicapai dengan senantiasa melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam mengelola bank,” paparnya.
Aditya juga menyoroti pentingnya inovasi teknologi dalam mendukung pertumbuhan BNC ke depan. Dia menjelaskan bahwa investasi dalam teknologi digital dan pengembangan layanan perbankan berbasis aplikasi akan terus menjadi fokus utama.
Dengan memperkenalkan fitur-fitur baru yang lebih canggih dan user-friendly, BNC berharap dapat meningkatkan pengalaman nasabah serta menjangkau lebih banyak pelanggan potensial.
Langkah ini diyakini akan membantu bank dalam menciptakan nilai tambah yang signifikan, meningkatkan loyalitas nasabah, dan pada akhirnya mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. "Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan menghadirkan layanan yang relevan dengan kebutuhan zaman," tambah Aditya.