2024-04-16 04:52:14
Digibank by DBSDi tengah persaingan bank digital yang semakin ketat, banyak dari mereka yang menawarkan tingkat bunga simpanan yang kompetitif. Hal ini menyebabkan peningkatan beban bunga yang dapat mengurangi pendapatan bunga bersih. Sebagai solusi, pendapatan non-bunga seperti fee based income menjadi sangat penting untuk mendukung kinerja laba bank. Bank digital memiliki beberapa fitur yang menjadi sumber utama dari fee based income ini, dan beberapa di antaranya bahkan mencatat pertumbuhan yang sangat signifikan selama dua bulan pertama tahun 2024. Beberapa bank digital yang mencatat pertumbuhan signifikan adalah Bank Amar, BCA Digital, dan Hibank.
Bank Amar mencatat pertumbuhan fee based income yang sangat tinggi, yaitu 210% YoY dengan total pendapatan sekitar Rp 310 juta. Diikuti oleh BCA Digital yang juga menunjukkan pertumbuhan yang kuat, yaitu sekitar 191% YoY, dengan pendapatan meningkat dari Rp 2,12 miliar menjadi Rp 6,17 miliar. Hibank, anak usaha BNI, juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan pendapatan fee based yang naik sekitar 105,88% YoY menjadi Rp 1,05 miliar.
Sebaliknya, beberapa bank digital besar seperti Seabank dan Bank Neo Commerce (BNC) menunjukkan perolehan fee based income yang tinggi meski pertumbuhannya lebih rendah. Seabank, mencatatkan fee based income terbesar dengan Rp 17,74 miliar. Meskipun Seabank hanya tumbuh 9,71% YoY, Bank besutan grup Shopee tersebut berhasil menopang pertumbuhan laba tahunannya yang meningkat signifikan. Sementara itu, BNC mencatatkan pendapatan sebesar Rp 16,5 miliar, namun mengalami penurunan sebesar 7,2% YoY.
Di sisi lain, tidak semua bank digital mengalami pertumbuhan. Bank Jago, misalnya, menghadapi penurunan fee based income paling drastis di antara yang lain, dengan penurunan mencapai 71,85% YoY menjadi Rp 1,05 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun fee based income menjadi strategi penting, pertumbuhan yang terjadi bisa bervariasi secara signifikan antara berbagai bank tersebut.