2024-07-30 07:21:17
Loket Bank BJB (foto: infobanknews)PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) atau Bank BJB berhasil mencatatkan pertumbuhan aset konsolidasi sebesar 16,6% pada Juni 2024, mencapai Rp207,3 triliun.
Laporan ini dipublikasikan oleh Harian Bisnis Indonesia pada Selasa, 30 Juli 2024. Pertumbuhan ini didukung oleh penyaluran kredit yang mencapai Rp136,1 triliun, meningkat 12,2% secara tahunan (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Bank nasional yang berkantor pusat di Bandung ini juga berhasil menjaga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) pada level 1,5%.
Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, menyampaikan bahwa pencapaian pertumbuhan aset ini meningkatkan optimisme perusahaan untuk menjadi salah satu dari 10 bank terbesar di Indonesia. "Pada triwulan II 2024, kinerja Bank BJB tetap terjaga dengan baik. Pertumbuhan bisnis bank semakin solid dengan penyaluran kredit yang terjaga," kata Yuddy sebagaimana dilansir oleh Bisnis.com pada Selasa (30/7/2024).
Yuddy menambahkan bahwa pertumbuhan kredit didorong oleh seleksi yang lebih ketat, dengan fokus pada segmen yang memberikan yield lebih tinggi untuk mengimbangi tekanan biaya dana.
"Penyaluran kredit yang selektif ini membantu Bank BJB menjaga kualitas asetnya," ujar Yuddy. Perusahaan juga menjaga keseimbangan penyaluran kredit melalui penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), yang hingga akhir Juni 2024 tercatat sebesar Rp150,2 triliun, meningkat 16,4% YoY. Dari sisi loan to deposit ratio (LDR), Bank BJB mencatatkan rasio di level 86,2%.
Rasio permodalan (capital adequacy ratio/CAR) Bank BJB berada di level 17,2%, menunjukkan ketahanan permodalan yang kuat. Dari sisi profitabilitas, Bank BJB mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp931 miliar hingga akhir Juni 2024.
Sedangkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik mencapai Rp725,86 miliar. Yuddy menambahkan bahwa Bank BJB terus mendorong pendapatan berbasis fee (fee-based income) sebagai salah satu fokus utama perusahaan, melalui layanan perbankan digital dan kemitraan strategis. Selain itu, perusahaan terus menjalin sinergi Kelompok Usaha Bank (KUB) untuk memperkuat bisnis.
Dalam upaya memperkuat sinergi Kelompok Usaha Bank (KUB), Bank BJB terus melaksanakan berbagai langkah strategis. Laporan keuangan Bank Bengkulu telah terkonsolidasi dalam laporan keuangan konsolidasian sejak laporan 31 Maret 2024, yang juga tercermin dalam laporan 30 Juni 2024.
Yuddy menjelaskan bahwa jika seluruh proses dengan BPD lainnya yang telah berkomitmen untuk bergabung dalam KUB Bank BJB, seperti Bank Jambi dengan total aset Rp13,7 triliun, Bank Sultra dengan total aset Rp12,5 triliun, dan Bank Maluku Malut dengan total aset Rp9,3 triliun, berjalan lancar, maka aset konsolidasi Bank BJB akan terus bertambah.
"Kami harapkan proses-proses utama ini dapat diselesaikan pada tahun 2024 ini. Secara ukuran, aset konsolidasi Bank BJB akan kembali bertambah, menjadikannya salah satu dari 10 bank terbesar di Indonesia," kata Yuddy.
Menurut Yuddy, sinergi antara sesama BPD lebih mudah diimplementasikan tanpa menghilangkan ciri khas kedaerahan masing-masing BPD. Pelaksanaan KUB dengan sesama BPD di Indonesia merupakan upaya untuk memperkuat eksistensi BPD dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa.
Selain itu, inisiatif KUB ini juga merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkuat posisi BPD secara grup perbankan dalam industri perbankan nasional. Yuddy menekankan bahwa kolaborasi adalah hal paling penting yang harus dilakukan BPD dalam melakukan inovasi dan transformasi agar dapat bersaing di industri perbankan.
Dengan langkah-langkah strategis yang telah diambil, Bank BJB optimis untuk terus tumbuh dan menjadi salah satu pemain utama dalam industri perbankan Indonesia, mendukung pertumbuhan ekonomi dan memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan.