Paylater BCA Catatkan Outstanding Sebesar Rp250 Miliar, Akankah Gerus Kartu Kredit?

2024-07-28 03:11:01

News Image Layanan Paylater BCA di Aplikasi myBCA (foto: BCA)

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) melaporkan kinerja yang memuaskan untuk layanan "buy now pay later" mereka, Paylater BCA, dengan peningkatan signifikan dalam jumlah pengguna dan total outstanding pada semester I/2024.

Menurut Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, hingga Juni 2024, pengguna layanan Paylater BCA hampir mencapai 119.000 nasabah, mengalami pertumbuhan sebesar 125% dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya. Selain itu, outstanding Paylater BCA juga meningkat 111% menjadi Rp250 miliar per Juni 2024.

Paylater BCA menyediakan limit kredit hingga Rp20 juta dengan suku bunga cicilan yang kompetitif. Tersedia pilihan cicilan dengan bunga 0% per bulan untuk periode 1 dan 3 bulan, serta 1,25% per bulan untuk periode 6 dan 12 bulan yang berlaku hingga September 2024.

Hera menjelaskan bahwa fitur ini dapat dimanfaatkan oleh nasabah sebagai alternatif pembayaran menggunakan QRIS dengan minimal transaksi sebesar Rp100.000.

Untuk menggunakan layanan ini, nasabah perlu melakukan registrasi terlebih dahulu di aplikasi myBCA. Setelah registrasi, BCA akan melakukan penilaian, dan nasabah yang memenuhi kriteria dapat menggunakan fasilitas ini.

Hera menegaskan bahwa BCA selalu menyalurkan kredit, termasuk Paylater, secara pruden sesuai dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang positif pada 2024. Dia berharap bahwa transaksi menggunakan Paylater BCA akan terus meningkat dan berdampak pada pertumbuhan kredit konsumsi BCA.

Selain itu, BCA dan entitas anaknya melaporkan peningkatan total kredit sebesar 15,5% secara tahunan, mencapai Rp850 triliun per Juni 2024. Pertumbuhan ini berada di atas rata-rata industri.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyatakan bahwa kredit untuk bisnis tumbuh dengan solid di segmen korporasi maupun UMKM. Segmen kredit korporasi menunjukkan pertumbuhan tertinggi dengan kenaikan 19,9% YoY, mencapai Rp388,6 triliun per Juni 2024.

Kredit komersial tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp127,8 triliun, dan kredit UKM naik 12,7% YoY hingga menyentuh Rp114,4 triliun.

Di sisi lain, portofolio kredit konsumer juga meningkat 13,6% YoY menjadi Rp210,2 triliun, didorong oleh pertumbuhan penyaluran KPR yang tumbuh 10,8% YoY mencapai Rp126,9 triliun serta pertumbuhan KKB sebesar 18,4% YoY menjadi Rp62,1 triliun.

Kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya, yang sebagian besar berupa kartu kredit, tercatat sebesar 20,2% YoY mencapai Rp17,8 triliun.

BCA terus berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui penyaluran kredit yang prudential, termasuk melalui layanan Paylater BCA. Layanan ini diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif pada pertumbuhan kredit konsumsi, seiring dengan prospek ekonomi yang menjanjikan di tahun 2024. Dengan kinerja yang mengesankan di semester pertama 2024, BCA optimistis terhadap pertumbuhan bisnisnya di masa mendatang.

Paylater Makin Moncer, Akankah Gerus Kartu Kredit?

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menegaskan bahwa paylater tidak dirancang untuk bersaing langsung dengan kartu kredit. Sebaliknya, produk ini menjadi pelengkap untuk memberikan solusi tambahan bagi segmen konsumen tertentu.

Jahja menjelaskan bahwa paylater ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang mengalami keterbatasan cashflow pada saat tertentu, tetapi belum memenuhi syarat untuk mendapatkan kartu kredit. “Jadi, ini bukan produk yang saling bersaing langsung. Paylater melengkapi bagi mereka yang belum memiliki kartu kredit,” ujarnya dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Semester I/2024, Rabu (24/7/2024).

Selain itu, Jahja menyebutkan bahwa pengguna kartu kredit yang sudah memiliki kartu tetapi belum mendapatkan penambahan plafon, dapat menggunakan paylater sebagai opsi alternatif tanpa harus menunggu penambahan plafon kartu kredit mereka. “[Misalnya] kebetulan kartu kreditnya sudah penuh, tapi belum mendapat penambahan plafon, bisa menggunakan paylater,” ujarnya.

Dengan demikian, BCA menciptakan produk paylater untuk menjadi alternatif bagi nasabah, mengingat kebijakan persetujuan kartu kredit saat ini yang masih ketat. Jahja juga menekankan bahwa paylater ini tidak ditujukan untuk mendapatkan uang tunai, melainkan untuk menjaga cashflow ketika individu memiliki kebutuhan konsumtif yang dapat dicicil.

“Kami sebagai pemain di pasar Paylater, tanggapan kami adalah bahwa ini merupakan sarana untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang ingin berbelanja barang, tetapi mungkin belum memiliki kemampuan tunai, jadi kami bantu dengan mekanisme paylater,” ucapnya.

Sebelumnya, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, juga mengatakan bahwa dengan pertumbuhan pengguna paylater yang semakin baik, BCA terus melakukan inovasi fitur pada produk tersebut.

“Saat ini kami memiliki grup-grup kecil yang mempermudah setiap inovasi bisa dilakukan dan diujicobakan dengan lebih baik," ujarnya dalam Outlook Ekonomi Semester II 2024, Senin (15/7/2024). Hera menjelaskan bahwa inovasi produk paylater masih terus dikaji sesuai dengan kebutuhan pasar. “Biasanya kami ada proyek percontohan, uji coba, apakah aman dan relevan. Jadi, selalu kami lakukan update produk dan layanan," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Paylater BCA baru diluncurkan pada Oktober 2023. Fitur ini merupakan fasilitas kredit yang dapat digunakan sebagai alternatif pembayaran melalui scan QRIS di aplikasi myBCA. Pembayaran kembali dapat dicicil dengan pilihan jangka waktu. Untuk bisa menggunakan fitur cicilan ini, nasabah harus sudah memiliki BCA ID.

BCA menawarkan limit kredit hingga Rp20 juta pada produk Paylater BCA dengan mekanisme revolving. Pilihan tenor cicilan yang tersedia adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan, dengan minimal transaksi Rp100.000. Transaksi di merchant QRIS dapat dilakukan menggunakan aplikasi myBCA dan pembayaran tagihan dilakukan melalui autodebet rekening BCA.

Baca Juga

Semua Berita