2024-11-08 08:29:26
ATM Center. Sumber foto: CentralparkJakarta.comLima bank papan atas Indonesia berhasil mempertahankan kinerja yang positif hingga kuartal III-2024, meski tantangan ekonomi global terus menghantui. Melalui berbagai strategi efisiensi dan pengelolaan beban bunga, bank-bank ini mampu meningkatkan profitabilitas. Berikut ini adalah lima bank terbesar di Indonesia hingga kuartal III-2024.
BRI kembali memimpin dengan laba bersih bank only sebesar Rp41,67 triliun, naik 6,85% (yoy), sementara secara konsolidasi, laba bersih mencapai Rp 45,06 triliun. BRI mencatat margin bunga bersih (NIM) tertinggi di antara lima bank besar lainnya, yakni 6,45% secara bank only dan 7,7% secara konsolidasi.
Analis PT Indo Premier Sekuritas, Jovent Muliadi dan Anthony, memperkirakan NIM BRI bisa mencapai 8% di akhir tahun. Menurut mereka, peningkatan laba BRI dipicu oleh strategi manajemen untuk fokus pada segmen UMKM yang menghasilkan margin lebih tinggi.
Dalam risetnya, mereka mencatat, “NIM BRI membaik secara kuartalan menjadi 7,7% dibandingkan kuartal II-2024 di level 7,6%,” dikutip dari Investor.id.
Bank Central Asia (BCA) mencatat laba bersih sebesar Rp40,37 triliun untuk bank only, tumbuh 14,36% (yoy), dan Rp41,07 triliun secara konsolidasi. BCA mencatatkan NIM yang lebih tinggi dibanding Bank Mandiri, mencapai 5,78% pada September 2024, naik dari 5,52% pada tahun sebelumnya.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyatakan bahwa pertumbuhan laba didorong oleh penyaluran kredit dan efisiensi biaya yang efektif. “Jaga NPL (non-performing loan) dan efisiensikan cost (biaya),” ujar Jahja dikutip dari Investor.id.
Dengan rasio kredit terhadap simpanan (LDR) yang meningkat ke 78% dan peningkatan imbal hasil aset, NIM BCA diproyeksikan naik ke 5,9% pada akhir 2024.
Bank Mandiri mencatat laba bersih Rp39 triliun bank only, naik 8,51% (yoy), dan secara konsolidasi sebesar Rp42,02 triliun. Dengan NIM mencapai 5,1% pada kuartal III-2024, Bank Mandiri mempertahankan target NIM akhir tahun antara 5-5,3%, didorong oleh anak-anak perusahaan.
Indo Premier Sekuritas menjelaskan bahwa penurunan NIM sedikit merupakan konsekuensi jangka pendek yang akan terbayar dalam jangka menengah, dengan fokus pada segmen wholesale dan pemilihan nasabah berkualitas tinggi.
“Kami menganggap ini hanya sebagai upaya jangka pendek dan akan membuahkan hasil dalam jangka menengah,” tulis kedua analis dalam risetnya.
BNI mencatat laba bersih sebesar Rp 16,19 triliun bank only, naik 3,25% (yoy), dan Rp 16,31 triliun secara konsolidasi. Bank ini mencatatkan NIM di level 4,15% per September 2024. Kinerja ini didorong oleh kenaikan imbal hasil pinjaman di segmen korporasi dan konsumer, serta LDR yang meningkat hingga 95,3%.
Menurut riset Indo Premier Sekuritas, NIM BNI diproyeksikan akan berada di level 4,1% pada akhir 2024, sedangkan laba bersih di akhir tahun diperkirakan mencapai Rp21 triliun. Analis juga mencatat penurunan cost of fund yang turut berkontribusi pada peningkatan profitabilitas bank.
Bank Syariah Indonesia (BSI) mencatatkan pertumbuhan laba bersih tertinggi di antara lima bank besar, yaitu sebesar Rp5,11 triliun atau naik 21,67% (yoy) pada kuartal III-2024. NIM BSI mencapai 5,55%, lebih tinggi dari Bank Mandiri dan BNI. Kinerja BSI yang stabil ini mencerminkan meningkatnya minat masyarakat terhadap produk perbankan syariah.
Secara keseluruhan, kelima bank besar ini menunjukkan komitmen untuk mempertahankan profitabilitas meski menghadapi tantangan ekonomi global. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, optimistis bahwa laba perbankan masih dapat tumbuh seiring dengan kebijakan moneter yang dovish.
“Perubahan kebijakan moneter global yang lebih dovish bisa memberikan dampak positif ke profit dengan penurunan cost of fund,” ujar Dian, dikutip dari Investor.id.
Writer