Industri Tetap Optimis di Tengah Penurunan Hasil Investasi Asuransi Jiwa Hingga Mei 2024

2024-07-27 03:06:32

News Image Kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) (foto: Bisnis.com)

Hasil investasi industri asuransi jiwa hingga Mei 2024 mengalami penurunan signifikan, baik secara bulanan maupun tahunan. Meskipun demikian, pelaku industri masih optimis bahwa akan ada perbaikan pada semester kedua tahun ini.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hasil investasi industri asuransi jiwa per Mei tercatat sebesar Rp6,29 triliun. Angka ini mengalami penyusutan sebesar 16,88% dari bulan sebelumnya dan merosot 42,23% secara tahunan.

Dilansir dari Kontan pada Sabtu (27/7/2024), Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Togar Pasaribu, optimis bahwa tren positif dalam kinerja hasil investasi akan tetap terjaga, terutama karena stabilitas sektor keuangan.

Hal ini seiring dengan meningkatnya sentimen positif global terhadap prospek ekonomi Amerika Serikat (AS). Apalagi, ada potensi penurunan suku bunga The Fed pada September mendatang.

Togar memperkirakan bahwa valuasi perusahaan-perusahaan besar akan semakin menarik, sehingga dapat mendukung kinerja pasar saham pada semester II-2024. "AAJI akan terus bekerja sama dengan seluruh perusahaan asuransi jiwa di Indonesia untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk agar tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat," ujar Togar pada Kamis (26/7/2024).

Di tengah kontraksi industri, PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) masih mampu mencatatkan pertumbuhan hasil investasi. Per Juni 2024, hasil investasi IFG Life mencapai Rp 844 miliar, tumbuh 15,6% secara tahunan.

Corporate Secretary IFG Life, Gatot Haryadi, menyatakan bahwa IFG Life fokus pada instrumen investasi berisiko rendah hingga menengah. Sebagian besar investasi mereka ditempatkan pada Surat Berharga Negara (SBN).

Ke depan, IFG Life akan terus fokus menempatkan dana pada obligasi pemerintah. "Kami selalu menjaga pengelolaan investasi secara cermat agar IFG Life dapat terus berinovasi dan berkembang secara berkelanjutan, serta memberikan pelayanan terbaik dan jangka panjang bagi negara dan masyarakat Indonesia," kata Gatot.

Sementara itu, MSIG Life mencatat hasil investasi sebesar Rp 255 miliar pada Juni 2024. Wiratama, Equity Research & UL Strategy Manager MSIG Life, menjelaskan bahwa porsi penempatan investasi MSIG Life adalah 52,7% pada SBN, 17,8% pada obligasi korporasi, 16,1% pada saham, 7% pada reksadana, dan 5,5% pada deposito.

Optimisme terhadap Kinerja Saham Besar

Selain itu, Togar juga mengungkapkan bahwa valuasi menarik di pasar saham, terutama dari perusahaan-perusahaan besar, diperkirakan akan mendukung kinerja saham pada semester II-2024.

"AAJI akan terus bekerjasama dengan seluruh perusahaan asuransi jiwa di Indonesia untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk agar tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat," ujar Togar.

Sebagai asosiasi, AAJI juga optimis bahwa akan ada pertumbuhan positif di industri asuransi jiwa ke depannya, melihat adanya kenaikan total pendapatan premi sebesar 0,9% menjadi Rp 46 triliun pada kuartal I-2024.

Togar juga menyebutkan bahwa dengan dijadwalkannya penurunan suku bunga The Federal Fund Rate (FFR) pada September 2024, diharapkan akan memberikan kabar baik bagi pasar investasi dan ekonomi di Indonesia.

Selain itu, dengan komitmen Indonesia untuk mencapai "Net Zero Emission" pada tahun 2060, akan muncul tantangan pendanaan untuk mencapai komitmen tersebut. "Industri asuransi jiwa berada dalam posisi yang sangat strategis untuk mendukung pencapaian komitmen ini, karena memiliki portofolio investasi yang cukup besar serta berkesinambungan," jelas Togar.

Terkait dengan adanya pembatasan atas aset yang diperkenankan, diharapkan pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan untuk menerbitkan investasi yang bersifat rendah risiko dan memiliki tenor panjang yang penempatannya dapat diakui sebagai aset yang diperkenankan dalam perhitungan RBC. Dalam hal ini, "Long Term Government Bonds" menjadi instrumen investasi yang tepat.

Dengan langkah-langkah dan strategi yang ada, industri asuransi jiwa tetap optimis dapat menghadapi tantangan dan meraih peluang pada semester kedua 2024.

Baca Juga

Semua Berita