2024-07-13 11:36:06
Pelabuhan Tanjung Priok (foto: ILCS)Perusahaan asuransi PT Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI) menunjukkan kinerja positif dalam lini bisnis asuransi marine cargo. Dilansir dari Kontan pada Sabtu (13/7/2024), Marketing Director Great Eastern General Insurance Indonesia, Linggawati Tok, menyampaikan bahwa pendapatan premi dari asuransi marine cargo mencapai Rp45 miliar pada Semester I-2024.
“Angka tersebut meningkat sebesar 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,” ujarnya.
Linggawati menjelaskan bahwa peningkatan premi ini didorong oleh bertambahnya volume pengiriman kargo, baik domestik maupun ekspor-impor. Menurutnya, pengiriman kargo domestik didominasi oleh kebutuhan pokok seperti beras, gula, serta produk makanan dan minuman.
Sementara itu, pengiriman kargo ekspor-impor didominasi oleh barang-barang seperti bahan makanan dan olahan, mesin industri, material konstruksi, serta hasil pertambangan.
Linggawati menyebutkan bahwa Great Eastern General Insurance Indonesia menargetkan pendapatan premi asuransi marine cargo mencapai Rp96 miliar pada tahun 2024. Pada Semester I-2024, perusahaan telah mencapai 47% dari total target tahunan tersebut.
Untuk mencapai target ini, Linggawati berharap agar konflik Rusia-Ukraina segera mereda dan berakhir. Dengan demikian, impor dari kedua negara tersebut, terutama gandum dan bahan pupuk, dapat berjalan lancar kembali, demikian pula dengan keamanan di kawasan Timur Tengah.
“Kami juga berharap nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat stabil sehingga volume permintaan arus barang meningkat. Selain itu, kami berharap sektor industri domestik menguat, yang pada gilirannya akan meningkatkan arus perdagangan domestik,” ungkapnya.
Linggawati juga menyatakan bahwa GEGI menargetkan pencapaian volume premi yang signifikan dari pengiriman barang antarpulau di Indonesia, baik dari sektor kebutuhan pokok maupun pengiriman hasil tambang untuk diolah dalam negeri, serta kargo material konstruksi untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan kawasan industri lainnya.
Dari sisi ekspor-impor, GEGI menargetkan peningkatan premi dari ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya, serta kenaikan impor bahan makanan dan minuman dari kawasan Eropa dan Asia Pasifik.
Melihat prospek ke depan, Linggawati optimistis dengan potensi asuransi marine cargo. Hal ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan domestik rumah tangga dan bertambahnya investasi atau pembukaan kawasan industri baru di Indonesia. Begitu pula dengan meningkatnya arus barang ekspor dan impor dari dan ke Indonesia yang akan meningkatkan kebutuhan asuransi marine cargo.
Namun demikian, Linggawati juga mengungkapkan bahwa perusahaan asuransi di lini bisnis marine cargo masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia oleh negara-negara Barat dan Uni Eropa, yang berdampak cukup besar terhadap ekspor-impor komoditi gandum dan pupuk ke Indonesia. Pembatasan ekspor dari Rusia ke Indonesia sangat terasa dalam asuransi marine cargo.
Selain itu, perang Rusia-Ukraina yang belum terselesaikan juga cukup mempengaruhi bisnis asuransi marine cargo. “Situasi di Timur Tengah juga sangat mempengaruhi arus barang dari dan ke wilayah tersebut. Selain itu, fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat yang melemah juga mempengaruhi permintaan barang dari luar negeri yang menjadi lebih mahal,” tutur Linggawati.
Sebagai informasi tambahan, data dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menunjukkan bahwa asuransi marine cargo mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp1,76 triliun pada kuartal I-2024, dengan pertumbuhan sebesar 18,6% secara Year on Year (YoY).
Linggawati mengakhiri dengan menegaskan bahwa meskipun terdapat berbagai tantangan, prospek asuransi marine cargo tetap cerah seiring dengan perkembangan kebutuhan domestik dan ekspor-impor di Indonesia.