2024-07-05 01:11:00
Ilustrasi Artificial Intelligence (AI) (foto: Unblast)Teknologi kecerdasan buatan (AI) telah mengalami kemajuan pesat, termasuk dalam penggunaannya di sektor perbankan. Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah penerapan AI akan menggantikan peran pekerja, seperti teller, di industri perbankan.
Laporan terbaru dari Citi Global Perspectives & Solutions (Citi GPS) berjudul “AI in Finance: Bot, Bank & Beyond” menganalisis dampak AI di sektor keuangan, termasuk perbankan, yang dapat mengubah industri tersebut secara signifikan.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa AI dapat meningkatkan laba industri perbankan hingga 9%. Sebanyak 93% lembaga keuangan yang disurvei, termasuk bank, menyatakan bahwa penerapan AI akan meningkatkan profitabilitas dalam lima tahun ke depan.
AI juga dinilai mampu meningkatkan produktivitas bank dengan mengotomatisasi tugas-tugas rutin, menyederhanakan operasi, dan memungkinkan karyawan untuk fokus pada aktivitas yang memberikan nilai tambah lebih tinggi.
Namun, munculnya AI berpotensi menurunkan jumlah pekerja dengan keterampilan rendah di bidang operasional dan teknologi. Citi GPS mencatat bahwa "disrupsi terhadap pekerjaan dan tugas yang disebabkan oleh AI kemungkinan besar akan mengubah sifat tenaga kerja."
Meskipun demikian, adopsi teknologi baru secara historis belum membawa perubahan cepat pada tenaga kerja di sektor keuangan. Sebagai contoh, pengenalan mesin ATM pada akhir 1960-an tidak mengurangi jumlah teller yang dipekerjakan oleh bank.
Sebaliknya, antara 1970-an dan pertengahan 2000-an, jumlah teller justru meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan sektor keuangan.
Menurut penelitian IBM, 38% perusahaan secara aktif menggunakan AI generatif, dan satu dari lima perusahaan hanya memiliki karyawan yang mampu mengoperasikan AI. Di sektor keuangan, sekitar 50% perusahaan telah menggunakan AI.
Teknologi AI digunakan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, mengurangi tugas manual atau berulang, dan mengotomatisasi jawaban.
Laporan dari McKinsey & Company berjudul "Membangun AI Perbankan Masa Depan" menunjukkan bahwa banyak lembaga keuangan telah memanfaatkan AI untuk mempercepat proses persetujuan pinjaman, otentikasi biometrik, dan asisten virtual.
Bank membutuhkan kemampuan AI dan analitik yang memberikan solusi terpersonalisasi dan pengalaman unik secara real-time. Dengan semakin banyaknya pelanggan yang melakukan transaksi melalui saluran digital, ekspektasi mereka terhadap bank juga meningkat.
"Untuk bersaing dan berkembang dalam lingkungan yang menantang, bank perlu membangun proposisi nilai baru yang didasarkan pada kemampuan AI dan analitik terdepan," tulis laporan tersebut.
Di Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) turut mengembangkan AI dalam transformasi digitalnya. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan bahwa bisnis yang ditopang oleh teknologi digital semakin besar.
"Digital jadi fokus perkuat strong field dan secara serius kami kembangkan teknologi," ujarnya dalam konferensi pers Mandiri Investment Forum (MIF) 2024. Bank Mandiri mengembangkan aplikasi super Livin' by Mandiri dan Kopra by Mandiri, serta digital branch, termasuk penerapan AI dalam proses internal.
Menurutnya, AI membantu menyederhanakan pekerjaan yang selama ini dilakukan secara manual oleh manusia. Meski begitu, fungsi AI di Bank Mandiri tidak menyisihkan tenaga kerja yang ada; pekerja yang tugasnya digantikan oleh AI dipindah ke posisi lain.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga mengembangkan teknologi AI dengan menjalin kemitraan bersama V2 Indonesia. Mereka meluncurkan proyek teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dengan Metahuman berbasis AI, yang diterapkan di outlet super dan business flagship BNI.
Bank digital PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) fokus pada strategi pemanfaatan AI untuk mendongkrak kinerja bisnisnya. Presiden Direktur Bank Amar Indonesia Vishal Tulsian menjelaskan bahwa melalui AI dan machine learning, Bank Amar dapat membuat solusi inovatif yang menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
"Kami tidak bermain di produk-produk tradisional, melainkan produk yang lebih fleksibel," ujarnya. AI di Bank Amar juga membantu meningkatkan rasio dana murah (CASA) dengan fitur-fitur perencanaan keuangan yang membantu pengguna, terutama anak muda, dalam mengatur pengeluaran dan tabungan jangka panjang.
Dengan berbagai penerapan dan manfaatnya, AI di industri perbankan membawa transformasi yang signifikan namun juga menuntut penyesuaian dari tenaga kerja dan organisasi.