Langkah Muhammadiyah Lawan Dominasi BSI, Mulai dari Akuisisi Hingga DIrikan Bank Baru

2024-07-04 03:25:23

News Image Logo Muhammadiyah (foto: Muhammadiyah)

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah kembali mencuatkan wacana untuk mendirikan bank syariah besar di Indonesia. Salah satu langkah yang dipertimbangkan adalah mengambil alih kembali PT Bank KB Bukopin Syariah.

Saat ini, KB Bank adalah pemilik sah dari KB Bukopin Syariah. Dilansir dari Bisnis.com pada Kamis (4/7/2024), Adi Pribadi, VP Corporate Relations KB Bank, menyatakan bahwa pihaknya belum menerima informasi resmi terkait rencana akuisisi tersebut.

"Namun, kami di KB Bank pada dasarnya senantiasa membuka diri untuk peluang-peluang kolaborasi dan sinergi bisnis yang ada," ungkap Adi pada Rabu (3/7/2024).

Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah, mengungkapkan bahwa ide untuk mendirikan bank syariah besar telah lama berkembang di kalangan anggota dan pimpinan Muhammadiyah. Ini tentunya bertujuan untuk memperkuat kapabilitas Muhammadiyah sebagai organisasi Islam.

Saat ini, Muhammadiyah mengelola bank perekonomian rakyat syariah (BPRS) dan belum memiliki bank umum syariah. "Pemikiran untuk memiliki bank umum syariah sudah ada sejak lama," kata Anwar.

Salah satu opsi yang dipertimbangkan Muhammadiyah adalah kembali masuk ke KB Bukopin Syariah. "Dulu Muhammadiyah punya modal di KB Bukopin Syariah, tapi terdilusi. Kemungkinan masuk lagi selalu ada dalam dunia bisnis," jelas Anwar.

Wacana ini memperkuat isu perubahan lanskap dalam industri perbankan syariah di Indonesia, setelah adanya wacana spin-off BTN Syariah dan akuisisi Bank Muamalat beberapa waktu lalu.

Muhammadiyah Besut Bank Sendiri

Sebagai catatan, sebelum diambil alih oleh KB Bank pada 2005, KB Bukopin Syariah adalah bank milik Muhammadiyah dengan nama PT Bank Persyarikatan Indonesia (BPI). Namun, kondisi BPI memburuk hingga akhirnya diambil alih oleh Bank Bukopin dan berganti nama menjadi KB Bukopin Syariah.

Di tengah perbincangan mengenai potensi akuisisi ini, wacana pembentukan bank syariah besar oleh Muhammadiyah terus bergulir. Selain KB Bukopin Syariah, Muhammadiyah juga mengalihkan dana simpanan dan pembiayaan dari Bank Syariah Indonesia (BSI) ke beberapa bank syariah lainnya seperti PT Bank Mega Syariah dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

Muhammadiyah memang memiliki sejarah panjang dalam industri perbankan syariah. Pada 2002, organisasi ini mendirikan Bank Persyarikatan Indonesia (BPI). Namun, kondisi bank yang memburuk membuatnya diambil alih oleh Bank Bukopin dan berganti nama menjadi KB Bukopin Syariah.

Meskipun demikian, kontribusi Muhammadiyah dalam mengembangkan industri perbankan syariah di Indonesia terus berlanjut. "Untuk itu Muhammadiyah sudah membangun beberapa BPR dan sekarang sudah dikonversi menjadi BPR Syariah," ungkap Anwar.

Dalam pandangan Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Irfan Syauqi Beik, prospek bank syariah di Indonesia masih sangat baik di tengah musim konsolidasi. Industri ini menunjukkan tren positif terutama di sektor-sektor seperti pangan dan kuliner halal, pariwisata ramah muslim, fesyen muslim, dan umroh.

Irfan optimistis terhadap kinerja industri perbankan syariah, terutama dengan kondisi makroekonomi yang diperkirakan tetap stabil di kisaran 5%. "Bank syariah perlu mewaspadai industri yang bahan bakunya impor," ujarnya, menambahkan bahwa melemahnya rupiah perlu diantisipasi dengan baik.

Secara umum, Irfan menyebut pertumbuhan aset, pembiayaan, dan laba bisa tetap dobel digit atau di atas 10%.

Seiring dengan meningkatnya minat Muhammadiyah untuk kembali terjun ke perbankan syariah, langkah-langkah strategis dan kolaborasi yang terbuka dengan berbagai pihak diharapkan dapat mewujudkan visi besar ini.

Meskipun belum ada keputusan resmi, upaya ini menunjukkan komitmen Muhammadiyah untuk terus berkontribusi dalam mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.

Baca Juga

Semua Berita