2024-06-30 01:40:34
Kantor Bank Mayapada (foto: Katadata)PT Bank Mayapada International Tbk (MAYA) telah memaparkan rencana bisnisnya untuk tahun ini di tengah ketidakpastian ekonomi global dan kenaikan suku bunga acuan. Dilansir dari Bisnis.com pada Minggu (30/6/2024), Wakil Direktur Utama Bank Mayapada, Thomas Arifin, menjelaskan bahwa meskipun pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit seimbang, likuiditas perusahaan tetap memadai.
"Walaupun kita terus waspada di tengah situasi global yang belum membaik, di samping otomatis akan mempengaruhi situasi di dalam negeri," ujar Thomas.
Bank Mayapada berkomitmen untuk meningkatkan profitabilitas di tahun ini, dengan target pertumbuhan kredit sebesar 6,23% hingga akhir 2024. Sedangkan untuk DPK, perusahaan menargetkan pertumbuhan sekitar 6% dari perolehan di tahun 2023.
Thomas juga menyebutkan bahwa perusahaan terus mengkaji sumber pendanaan selain DPK. "Kami terus mempertimbangkan apakah perlu melakukan pendanaan jangka panjang lainnya. Ini masih dalam kajian kami," katanya.
Hal ini dilakukan dengan memantau kondisi pasar, terutama terkait peningkatan suku bunga dan daya serap pasar jika Bank Mayapada ingin melakukan pembiayaan jangka panjang di luar DPK.
Lebih lanjut, Thomas menyatakan bahwa perusahaan akan fokus pada segmen wholesale, small medium enterprise (SME), commercial banking, dan consumer banking. "Bank Mayapada sedang melakukan transformasi khususnya untuk pengembangan bisnis. Kami tetap fokus pada pertumbuhan wholesale banking, SME, commercial banking, dan terakhir consumer banking. Proporsi terbesar masih pada wholesale banking," jelas Thomas.
Di sisi lain, perusahaan juga mempertimbangkan kemungkinan melakukan aksi korporasi tahun ini. "Untuk aksi korporasi, kami sedang membicarakannya secara internal. Kita lihat situasi dan kondisinya dulu," tambahnya.
Pada kuartal I-2024, Bank Mayapada yang dimiliki oleh konglomerat Dato' Sri Tahir mencatatkan laba bersih sebesar Rp 5,5 miliar, turun 84,51% secara tahunan dari Rp 35,51 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Meski pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) meningkat 31,63% yoy menjadi Rp 508,72 miliar, bank mencatatkan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar Rp 17,14 miliar dalam tiga bulan pertama 2024.
Rasio kecukupan modal (CAR) Bank Mayapada turun dari 12,61% menjadi 11,37%. Selain itu, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross naik dari 2,83% menjadi 3,7%, dan NPL net naik dari 1,56% ke 2,88%.
Namun, Bank Mayapada mencatatkan pertumbuhan kredit 7,38% yoy menjadi Rp 104,73 triliun pada kuartal I-2024. Aset juga meningkat tipis 2,12% yoy menjadi Rp 145,36 triliun per Maret 2024. Sedangkan simpanan DPK mencapai Rp 120,78 triliun, turun 0,99% yoy.
Thomas Arifin menekankan bahwa meskipun tantangan ekonomi global dan domestik masih ada, Bank Mayapada terus berupaya menjaga likuiditas dan stabilitas keuangan sambil mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan. "Kami tetap waspada dan akan terus memantau perkembangan situasi global dan domestik untuk memastikan langkah-langkah strategis kami tetap relevan dan efektif," tutup Thomas.
Thomas juga menyatakan bahwa dalam menghadapi tantangan tersebut, Bank Mayapada akan mengoptimalkan penggunaan teknologi dan inovasi digital untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pelayanan kepada nasabah.
"Kami berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam teknologi dan digitalisasi, sehingga dapat memberikan layanan yang lebih baik dan cepat kepada nasabah kami. Transformasi digital ini diharapkan akan mendukung pertumbuhan bisnis kami secara keseluruhan dan membantu kami tetap kompetitif di pasar," tambahnya.