Akuisisi Bank Muamalat Molor, BTN Kini Incar Bank Victoria Syariah?

2024-06-29 04:08:01

News Image Pegawai Bank Victoria Syariah (foto: Iconomics)

Proses akuisisi yang direncanakan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) terhadap PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. tampaknya mengalami kendala.

BTN yang sebelumnya berencana untuk mengakuisisi Bank Muamalat sebagai bagian dari upaya spin off unit usaha syariah (UUS) mereka, yakni BTN Syariah, kini dikabarkan tengah menjajaki akuisisi terhadap bank syariah lain, PT Bank Victoria Syariah.

Pada awalnya, BTN merencanakan untuk mengakuisisi Bank Muamalat dan menggabungkannya dengan BTN Syariah untuk membentuk bank umum syariah (BUS) baru. BTN telah melakukan due diligence terhadap Bank Muamalat, tetapi hingga saat ini, hasil dari proses tersebut belum memberikan kepastian.

Bahkan, due diligence yang dijadwalkan selesai pada bulan April masih belum menunjukkan hasil yang konkret, sehingga muncul kabar bahwa akuisisi ini mungkin batal.

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebagai pemegang saham pengendali Bank Muamalat menyatakan bahwa keputusan akhir ada di tangan BTN.

Dilansir dari Bisnis.com pada Sabtu (29/6/2024), Deputi Kesekretariatan Badan dan Kemaslahatan BPKH RI, Ahmad Zaky, menyebutkan bahwa BPKH telah memberikan semua data yang diperlukan untuk due diligence. Menurutnya, proses tersebut masih berjalan dan BTN masih melakukan review terhadap hasil due diligence tersebut.

Corporate Secretary Bank Muamalat, Hayunaji, juga menyatakan bahwa keputusan mengenai aksi korporasi ini sepenuhnya berada di bawah kendali BPKH, dan Bank Muamalat akan mengikuti arahan dari pemegang saham pengendali.

Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menambahkan bahwa pihaknya belum dapat memberikan jawaban pasti karena belum ada keputusan yang diambil. Bahkan, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengonfirmasi bahwa pihaknya belum menerima pemberitahuan resmi dari BTN terkait kabar pembatalan akuisisi ini.

Seiring dengan ketidakpastian ini, muncul kabar bahwa BTN kini mempertimbangkan untuk mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah, anak usaha dari PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC).

Rencana ini bukan hal baru, karena pada tahun 2022, BTN juga sempat dikabarkan menjajaki opsi akuisisi Bank Victoria Syariah sebagai jalan untuk spin-off BTN Syariah. Namun, saat itu, kabar tersebut perlahan menghilang.

Konsolidasi yang Lebih Baik

Menurut Direktur IDEAS (Institute For Demographic and Poverty Studies), Yusuf Wibisono, ada perbedaan prospek yang signifikan jika BTN mengakuisisi Bank Victoria Syariah dibandingkan dengan Bank Muamalat.

Yusuf menilai bahwa penggabungan BTN Syariah dengan Bank Victoria Syariah tidak akan menambah pangsa pasar industri perbankan syariah secara signifikan. Sebaliknya, penggabungan BTN Syariah dengan Bank Muamalat berpotensi menciptakan pemain baru yang cukup besar di industri perbankan syariah, yang dapat bersaing dengan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. (BSI).

Saat ini, Bank Syariah Indonesia memiliki aset terbesar di Indonesia dengan nilai Rp357,9 triliun pada kuartal I/2024, jauh di atas bank syariah lainnya. BTN Syariah memiliki aset sebesar Rp54,84 triliun, sedangkan Bank Muamalat memiliki aset Rp64,92 triliun.

Sementara itu, Bank Victoria Syariah hanya memiliki aset sebesar Rp3,16 triliun. Yusuf berpendapat bahwa merger antara BTN Syariah dan Bank Muamalat akan menghasilkan kinerja yang lebih baik karena kedua bank ini memiliki aset yang seimbang dan segmen pasar yang saling melengkapi.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Irfan Syauqi Beik, juga menyatakan bahwa akuisisi Bank Muamalat oleh BTN akan mendorong proses konsolidasi yang lebih baik di industri perbankan syariah.

Menurutnya, merger ini akan meningkatkan tingkat persaingan di industri dan menciptakan harmonisasi ekosistem bisnis antara fokus bisnis umroh dan haji dari Muamalat dengan fokus bisnis perumahan dari BTN Syariah.

Dengan demikian, meskipun akuisisi Bank Muamalat masih dalam ketidakpastian, BTN tetap menunjukkan komitmennya untuk memperkuat posisinya di industri perbankan syariah melalui opsi akuisisi lainnya, seperti Bank Victoria Syariah. Hal ini diharapkan dapat mendukung roadmap pengembangan dan penguatan perbankan syariah di Indonesia untuk periode 2023-2027.

Baca Juga

Semua Berita