Petinggi Bank Terbesar di Singapura Ungkap Potensi Pertumbuhan Kredit RI di Tengah Pembangunan IKN

2024-06-25 12:16:30

News Image Menara DBS (foto: TopBusiness.id)

Penyaluran kredit perbankan di Indonesia diproyeksikan akan terus mengalami pertumbuhan yang signifikan meskipun ada tekanan dari tingginya suku bunga acuan dan ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung.

Pertumbuhan bisnis pinjaman ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat serta proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Proyeksi ini disampaikan oleh Joanne Goh, Senior Investment Strategist di DBS Bank, dalam acara Media Briefing DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights pada Senin (24/6/2024).

DBS Bank, yang merupakan bank dengan laba dan kapitalisasi pasar terbesar di Asia Tenggara, adalah BUMN Singapura yang dimiliki oleh Temasek. Joanne Goh menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di kisaran 5% memerlukan ekspansi kredit yang signifikan, yang didukung oleh bank-bank swasta di Indonesia.

"Kami memperkirakan bahwa pasca pemilihan presiden, ekonomi akan stabil dan aktivitas ekonomi akan pulih, terutama menjelang akhir tahun setelah pelantikan presiden," ujarnya.

Goh menambahkan bahwa dukungan pemerintah yang berkelanjutan setelah masa kepresidenan baru, termasuk pemindahan ibu kota negara ke IKN dan berbagai program stimulus serta dukungan dalam belanja konsumen, harus terus dilanjutkan. "Hal ini akan membuat perekonomian cukup tangguh dan penyaluran kredit perbankan akan terus tumbuh," katanya.

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit pada Mei 2024 tercatat sebesar Rp7.311,7 triliun, tumbuh 11,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 12,3% yoy.

Pertumbuhan kredit ini terutama didorong oleh peningkatan penyaluran kredit kepada debitur korporasi sebesar 15,9% yoy dan kredit perorangan 6,5% yoy.

Dilihat dari jenis penggunaan, pertumbuhan penyaluran kredit pada Mei 2024 dipengaruhi oleh perkembangan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi. Kredit modal kerja (KMK) pada Mei 2024 tumbuh 10,8% yoy, sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan 12,4% yoy pada bulan sebelumnya. Pertumbuhan KMK terutama bersumber dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan.

Selanjutnya, kredit investasi (KI) pada Mei 2024 tumbuh sebesar 13,8% yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 14,6% yoy. Pertumbuhan KI terutama berasal dari sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas, serta air bersih. Sementara itu, kredit konsumsi (KK) tumbuh sebesar 10,1% pada Mei 2024, relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan April 2024 yang sebesar 10%. Pertumbuhan KK ini didorong oleh perkembangan kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), dan kredit multiguna.

Pertumbuhan kredit yang kuat ini mencerminkan kepercayaan pelaku usaha dan masyarakat terhadap prospek ekonomi Indonesia meskipun ada tantangan eksternal seperti tekanan suku bunga dan ketidakpastian geopolitik.

Dukungan pemerintah melalui berbagai kebijakan ekonomi, termasuk pemindahan ibu kota negara dan program stimulus ekonomi, diharapkan dapat terus mendorong pertumbuhan kredit dan pemulihan ekonomi secara keseluruhan.

Joanne Goh juga menyoroti bahwa setelah pemilihan presiden dan pelantikan presiden baru, diharapkan terjadi stabilitas ekonomi yang lebih baik. Ini akan meningkatkan aktivitas ekonomi, terutama menjelang akhir tahun. Dengan stabilitas politik dan dukungan kebijakan pemerintah yang berkelanjutan, sektor perbankan diharapkan terus mengalami pertumbuhan kredit yang kuat.

Secara keseluruhan, proyeksi pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia tetap optimis meskipun ada beberapa tantangan. Dukungan dari sektor swasta dan kebijakan pemerintah akan menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan ekspansi kredit di masa mendatang.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan pembangunan infrastruktur yang terus berlanjut, sektor perbankan diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mendukung perekonomian Indonesia.

Baca Juga

Semua Berita