2024-06-25 04:02:06
Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) (foto: Katadata)Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan bahwa investasi asuransi umum mencapai Rp116,16 triliun pada kuartal I/2024. Angka ini menunjukkan peningkatan 21,78% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp95,38 triliun.
Data AAUI menunjukkan bahwa Surat Berharga Negara (SBN) mendominasi total investasi perusahaan asuransi umum, mencapai 32% dari keseluruhan investasi dengan nilai Rp36,92 triliun pada kuartal I/2024. Peningkatan ini signifikan dibandingkan dengan kuartal I/2023, di mana investasi pada SBN hanya sebesar Rp29,69 triliun.
Instrumen investasi lainnya yang menjadi pilihan perusahaan asuransi umum adalah deposito berjangka dan sertifikat yang mencapai 23% dari total investasi, dengan nominal Rp26,33 triliun.
Selanjutnya, reksadana menyumbang 19% dari total investasi dengan nilai Rp22,53 triliun. Obligasi korporasi memiliki porsi 11% dengan nominal Rp12,37 triliun, sementara investasi saham mencapai 5% dengan nilai Rp5,4 triliun. Investasi lainnya mencakup 11% dari total, dengan nominal Rp12,61 triliun.
Tak hanya asuransi umum, AAUI juga melaporkan bahwa investasi perusahaan reasuransi mencatatkan hasil yang baik. Investasi perusahaan asuransi per kuartal I/2024 mencapai Rp19,84 triliun, naik 8,53% dari sebelumnya Rp18,28 triliun.
Dari total investasi tersebut, SBN menempati porsi 37% dengan total Rp7,38 triliun. Deposito berjangka dan sertifikat mencapai 32% dari keseluruhan investasi dengan nilai Rp6,32 triliun. Investasi reksadana menyumbang 12% dari total investasi dengan nominal Rp2,41 triliun, sementara obligasi korporasi mencapai 10% dengan nilai Rp1,95 triliun.
Investasi saham hanya mencapai 2% dengan nominal Rp40 miliar, dan investasi lainnya mencakup 7% dengan total Rp1,28 triliun.
Selain itu, AAUI juga melaporkan bahwa premi perusahaan reasuransi mencapai Rp7,22 triliun pada kuartal I/2024. Angka ini meningkat 38,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp5,2 triliun.
Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik & Riset, Trinita Situmeang, menyatakan bahwa peningkatan ini terutama didorong oleh asuransi properti yang menyumbang premi sebesar Rp4,3 triliun. Premi asuransi properti ini naik 26,2% dari tahun lalu yang sebesar Rp3,4 triliun.
Trinita menjelaskan bahwa pertumbuhan reasuransi yang mencapai 38,4% didominasi oleh asuransi properti. Selain itu, asuransi kredit juga memberikan kontribusi signifikan dengan premi sebesar Rp827 miliar, melonjak 306,4% dari Rp203 miliar pada kuartal I/2023. Premi dari asuransi marine cargo mencapai Rp803 miliar, naik 44,6% dari Rp555 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, beberapa lini bisnis mengalami penurunan. Premi asuransi kendaraan bermotor turun 3,7% menjadi Rp66 miliar dari sebelumnya Rp68 miliar. Asuransi kecelakaan diri juga mengalami penurunan sebesar 35,7% menjadi Rp35 miliar dari Rp54 miliar pada kuartal I/2023.
Di sisi lain, klaim yang dibayarkan perusahaan reasuransi pada kuartal I/2024 menurun 21,5% menjadi Rp1,43 triliun dari Rp1,82 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Klaim mengalami penurunan, namun klaim untuk asuransi kesehatan dan asuransi kredit mengalami kenaikan," tambah Trinita. Lini bisnis properti menyumbang klaim terbesar dengan total Rp614 miliar, meskipun angka ini menurun 46,9% dari Rp1,15 triliun pada tahun lalu.
Asuransi kredit mencatat klaim sebesar Rp372 miliar, naik 197,2% dari Rp125 miliar. Klaim asuransi kesehatan juga meningkat tajam sebesar 2938,9% menjadi Rp4 miliar, setelah sebelumnya tidak ada klaim yang dicatat pada kuartal I/2023.
Dengan peningkatan signifikan dalam berbagai instrumen investasi dan premi, industri asuransi umum dan reasuransi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif pada kuartal I/2024, meskipun beberapa lini bisnis masih menghadapi tantangan.