BCA Dongkrak Bunga Deposito, Ini Alasannya

2024-06-21 01:46:58

News Image Loket Bank BCA Semarang (foto: Tribun Jateng)

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) melakukan penyesuaian suku bunga deposito dengan peningkatan hingga 50 basis poin (bps) pada Juni 2024. BCA mengumumkan penyesuaian suku bunga deposito per 14 Juni 2024, dengan kenaikan suku bunga pada tenor 1 bulan dan 3 bulan.

Suku bunga deposito rupiah BCA untuk tenor 1 bulan dengan nominal di bawah Rp2 miliar naik dari 2,5% menjadi 3%, atau naik 50 basis poin (bps). Sementara itu, untuk tenor 3 bulan dengan nominal di bawah Rp2 miliar, suku bunga yang semula 2,85% kini menjadi 3,25%, naik 40 bps.

Untuk tenor 1 bulan dengan nominal simpanan di atas Rp2 miliar, suku bunga meningkat dari 2,9% menjadi 3,25%, naik 35 bps. Tenor 3 bulan untuk simpanan di atas Rp2 miliar juga mengalami kenaikan suku bunga dari 3,15% menjadi 3,25%, naik 10 bps.

Dilansir dari Bisnis.com pada Jumat (21/6/2024), Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyatakan bahwa kenaikan suku bunga deposito ini merupakan respons terhadap kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sebesar 25 basis poin pada April 2024, yang sekarang berada di level 6,25%.

Jahja menambahkan bahwa meskipun suku bunga deposito naik, hal ini tidak serta merta diikuti oleh kenaikan suku bunga kredit. "Kredit bunga belum naik," ujarnya.

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menjelaskan bahwa penetapan tingkat suku bunga deposito mempertimbangkan kondisi likuiditas, situasi pasar, suku bunga Bank Indonesia, dan kondisi perekonomian.

Menurut Hera, langkah ini sesuai dengan tren pergerakan suku bunga Bank Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Saat ini, suku bunga deposito rupiah BCA bervariasi di kisaran 2,00%-3,25%, tergantung pada tenor yang diambil.

"Berkat pendanaan BCA yang didukung oleh dana giro dan tabungan (CASA), BCA mampu menjaga biaya dana secara keseluruhan," jelasnya.

Terkait dengan kemungkinan kenaikan suku bunga kredit ke depan, Hera menyatakan bahwa BCA akan mempertimbangkan berbagai faktor seperti kondisi ekonomi dan bisnis, likuiditas, dan situasi pasar sebelum melakukan penyesuaian suku bunga kredit.

"Kami senantiasa menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dan ekspansi kredit yang sehat, dengan tetap memperhatikan perkembangan kondisi pasar dan risiko," ungkapnya. Hera juga optimis bahwa BCA akan mampu mempertahankan posisi neraca yang solid serta menjaga profitabilitas secara keseluruhan.

"BCA akan selalu menjaga tingkat likuiditas dan permodalan yang kuat untuk menghadapi berbagai skenario," ujarnya.

Pada Maret 2024, likuiditas BCA tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada di level 71,23%. Likuiditas bank didukung oleh penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank only yang mencapai Rp1.099,94 triliun. Penghimpunan DPK bank didominasi oleh dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar Rp896,8 triliun, yang mencapai 81,53% dari total DPK.

Analis: Bunga Deposito Bukan Ukuran Pasti

Direktur Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan bahwa kondisi naik turunnya suku bunga deposito perlu diteliti secara mendalam, tidak bisa hanya dilihat dari angka suku bunga yang terlihat secara publik.

Menurut Piter, bank yang menaikkan suku bunga biasanya adalah bank yang mengalami tekanan likuiditas. "Suku bunga deposito bukan satu-satunya ukuran untuk mengevaluasi kondisi suatu bank. 

Ukuran lain yang perlu dipertimbangkan adalah berapa banyak  , giro di bank sentral (BI), kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN), dan Loan to Deposit Ratio (LDR)," ujarnya.

Penyesuaian suku bunga deposito oleh BCA ini merupakan langkah yang mencerminkan dinamika pasar dan kondisi ekonomi saat ini, sekaligus upaya untuk menjaga keseimbangan antara likuiditas dan ekspansi kredit yang sehat.

Dengan tetap mempertimbangkan perkembangan kondisi pasar dan risiko, BCA berkomitmen untuk mempertahankan posisi keuangan yang kuat serta terus mengoptimalkan profitabilitas.

Baca Juga

Semua Berita