Semakin Marak, Berikut 4 Modus Penipuan Keuangan Berbasis Digital

2024-06-14 00:09:13

News Image Penipuan Kartu Kredit (foto: Defense Attorney)

Penipuan di sektor keuangan terus menjadi masalah serius yang semakin marak di masyarakat. Penipuan ini mencakup berbagai industri seperti perbankan, asuransi, pinjaman online, dan investasi. Hingga tahun 2022, kerugian akibat penipuan di sektor ini mencapai Rp126 triliun sejak tahun 2018.

Dilansir dari Bisnis.com pada Jumat (14/6/2024), Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen (PEPK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyatakan bahwa berdasarkan data Satgas Pasti yang melibatkan 16 kementerian dan lembaga, terdapat empat bentuk penipuan online yang sedang marak terjadi.

Salah satu modus penipuan yang paling banyak dilaporkan adalah di sektor pinjaman online yang memanfaatkan layanan perbankan, yaitu modus salah transfer. Dalam modus ini, korban tiba-tiba menerima transfer dana dari pinjaman online ilegal ke rekeningnya, padahal korban tidak pernah mengajukan pinjaman.

Pelaku kemudian menghubungi korban dan menginformasikan bahwa telah terjadi transfer yang salah dan meminta korban untuk mengembalikan dana tersebut ke rekening yang disebutkan oleh pelaku.

Korban yang menerima transfer salah ini kemudian diberikan opsi untuk mencicil dan menjadikan uang yang masuk sebagai utang. Beberapa laporan mengungkapkan bahwa korban diteror oleh oknum debt collector dan diminta untuk membayarkan bunga yang cukup besar.

Modus penipuan lainnya adalah penawaran pekerjaan. Dalam modus ini, korban ditawarkan pekerjaan paruh waktu yang mudah dan menjanjikan keuntungan besar. Setelah korban percaya dan tertarik, mereka diminta untuk menyetorkan sejumlah uang sebagai deposit untuk melanjutkan tugas berikutnya. Setelah deposit diterima, pelaku akan menghilangkan jejak dan kontaknya.

Selain itu, pencurian digital dengan target rekening online juga marak terjadi. Modus phishing melalui pengiriman file APK di WhatsApp menjadi salah satu cara penipuan online yang banyak terjadi. File APK ini bisa mengatasnamakan kurir pengiriman paket, undangan pernikahan, surat terkait pajak, bahkan surat panggilan kepolisian. Pesan tersebut mengirimkan file APK untuk diinstal yang akan berakibat pada pencurian data pribadi di HP korban.

Bentuk keempat penipuan di sektor keuangan yang banyak terjadi adalah penawaran produk investasi yang seolah-olah berasal dari lembaga keuangan yang berizin padahal palsu (impersonation). Korban ditawarkan produk atau layanan yang seolah-olah berasal dari lembaga berizin, padahal palsu. Pelaku kemudian mengambil data yang telah diberikan korban dan melarikan dana yang telah disetorkan.

Apa Respons OJK?

Untuk meminimalisir kerugian, Kiki menyebutkan bahwa OJK bersama Satgas PASTI secara reguler menyampaikan daftar entitas-entitas ilegal yang melakukan penipuan di sektor keuangan. Langkah lainnya adalah dengan melakukan pemblokiran rekening-rekening bank yang terlibat dalam penipuan investasi serta melaporkan informasi tersebut kepada Aparat Penegak Hukum.

Di saat yang sama, Kiki menekankan bahwa masyarakat diberikan perlindungan dalam menempatkan tabungannya di perbankan. Saat ini, nilai yang disimpan dan terlindungi mencapai Rp2 miliar. Perlindungan diberikan selama memenuhi regulasi, termasuk besaran suku bunga yang diterima.

Kiki juga mengingatkan bahwa deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank. Oleh karena itu, penting bagi nasabah untuk tetap menyiapkan dana darurat untuk kebutuhan mendesak.

Deposito dianggap sebagai pilihan investasi yang aman dengan risiko rendah. Bunga yang ditawarkan lebih tinggi daripada tabungan biasa, dan dana yang ditempatkan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) maksimal sebesar Rp2 miliar.

Kiki memberikan beberapa tips untuk menempatkan tabungan atau deposito di perbankan:

  1. Pilih BPR/BPRS yang memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan.
  2. Pilih jenis deposito yang sesuai dengan kebutuhan.
  3. Pastikan deposito memenuhi syarat untuk dijamin oleh LPS, termasuk memastikan besaran bunga sesuai dengan ketentuan penjaminan oleh LPS.
  4. Baca dan perhatikan ketentuan produk deposito yang akan dipilih.
  5. Sisihkan uang yang baru diterima untuk disimpan di deposito.
  6. Sesuaikan jangka waktu deposito dengan tujuan finansial. Dan terakhir, gunakan layanan transaksi perbankan elektronik agar hemat biaya, energi, dan waktu karena tidak perlu datang ke cabang bank.

Baca Juga

Semua Berita