BBCA Yakin Cuan Tetap 'Moncer' di Kuartal II-2024 Meski Diterpa Suku Bunga Tinggi

2024-06-05 02:52:03

News Image Loket Bank BCA Semarang (foto: Tribun Jateng)

Meskipun menghadapi berbagai tantangan seperti tren suku bunga tinggi, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tetap optimis bahwa kinerja laba kuartal II/2024 akan tetap cemerlang.

Dengan berbagai strategi yang diterapkan, BCA yakin dapat mempertahankan pertumbuhan laba yang signifikan sepanjang tahun 2024. Pada kuartal I/2024, BCA telah membukukan laba sebesar Rp12,9 triliun, mengalami pertumbuhan 11,7% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Dilansir dari Bisnis.com pada Rabu (5/6/2024), Hera F. Haryn, Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA, menyatakan bahwa BCA optimis dapat mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024.

"Pada prinsipnya, BCA senantiasa mendorong penyaluran kredit di berbagai sektor, serta memperkuat platform perbankan transaksi guna memperkokoh pendanaan," ujarnya pada Selasa (4/6/2024).

Menurut laporan bulanan terbaru, BCA telah meraih laba bersih sebesar Rp17,21 triliun per April 2024, naik 11,63% yoy. Kinerja laba ini didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik 6,52% yoy menjadi Rp24,64 triliun.

Dalam hal penyaluran kredit, BCA tetap optimis dan senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian sesuai dengan dinamika makro ekonomi.

Hingga April 2024, BCA telah menyalurkan kredit sebesar Rp818,07 triliun, meningkat 16,5% yoy. Hera menyatakan bahwa pihaknya berharap total pertumbuhan kredit pada tahun 2024 dapat mencapai 9%-10%.

Selain itu, BCA terus melakukan investasi untuk memperkuat ekosistem hybrid banking dan memberikan layanan berkualitas bagi nasabah yang beragam. Per April 2024, total dana pihak ketiga (DPK) meningkat 5,4% yoy menjadi Rp1.099,57 triliun.

"Ke depan, kami optimistis untuk mempertahankan posisi neraca yang solid serta menjaga profitabilitas secara keseluruhan," jelas Hera.

OJK: Outlook Kinerja Perbankan RI Optimistis pada Kuartal II-2024

Berdasarkan Survei Orientasi Bisnis Perbankan (SBPO) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sektor perbankan tetap optimistis terhadap kinerja keuangan pada kuartal II/2024 meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan.

Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) pada kuartal II/2024 mencapai 58, berada di zona optimis dan lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang berada di level 56.

Optimisme ini didorong oleh ekspektasi peningkatan fungsi intermediasi perbankan yang disertai dengan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko meskipun kondisi makroekonomi global kurang kondusif, tulis OJK dalam survei tersebut pada 29 Mei 2024.

Namun, survei OJK juga menunjukkan adanya tantangan terkait ketidakpastian kondisi makroekonomi global, terlihat dari Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) pada kuartal II/2024 yang masih berada di level pesimis sebesar 31. Hal ini disebabkan oleh perkiraan peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate), pelemahan nilai tukar, dan peningkatan inflasi.

Meski demikian, produk domestik bruto (PDB) diperkirakan tetap tumbuh didorong oleh konsumsi masyarakat yang meningkat pasca Ramadhan dan Lebaran. Indeks Persepsi Risiko (IPR) juga berada di zona keyakinan, yaitu di angka sebesar 59.

Indeks ini naik dibandingkan indeks pada kuartal sebelumnya yang berada di level 53. Hal ini menunjukkan bahwa perbankan masih menilai risiko kredit dan risiko pasar sebagai sesuatu yang terkelola dengan baik.

Ekspektasi terhadap kinerja perbankan pada kuartal II/2024 juga optimistis dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 83, naik dibandingkan kuartal sebelumnya yang berada di level 68.

Optimisme ini didorong oleh ekspektasi bahwa dana pihak ketiga (DPK) akan tetap mampu mendukung peningkatan penyaluran kredit, yang pada gilirannya akan meningkatkan laba dan modal perbankan.

Selain itu, optimisme pertumbuhan kredit pada kuartal II/2024 juga didorong oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang membaik pasca Pemilu 2024 serta adanya momentum libur Lebaran.

Secara keseluruhan, meskipun dihadapkan pada tantangan seperti suku bunga tinggi dan ketidakpastian kondisi makroekonomi global, BCA tetap optimis bahwa kinerja laba akan terus tumbuh melalui berbagai strategi dan inovasi yang diterapkan.

Baca Juga

Semua Berita