Kredit Sindikasi: Mandiri (BMRI) Salurkan US$845 juta, BTPN dan SMBC US$450 juta

2024-06-04 01:54:15

News Image loket bank mandiri

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) berhasil menyalurkan kredit sindikasi senilai US$845 juta pada kuartal I/2024. Kredit sindikasi ini berfokus pada sektor terkait baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Berdasarkan laporan Bloomberg Table League, total kredit sindikasi yang disalurkan oleh lembaga keuangan di Indonesia mencapai US$3,42 miliar pada periode yang sama, dengan Bank Mandiri memegang pangsa pasar terbesar sebesar 24,7% dari total volume tersebut. SVP Corporate Banking 4 Group Bank Mandiri, Erwanza Nirwan, menjelaskan bahwa Bank Mandiri sebagai MLA telah membentuk kredit sindikasi dengan total limit US$845 juta sepanjang kuartal I/2024.

“Ini mencerminkan dedikasi Bank Mandiri dalam memberikan dukungan finansial yang andal dan terdepan di Indonesia untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Erwanza dalam keterangan tertulis pada Senin (3/6/2024).

Kredit sindikasi yang disalurkan oleh Bank Mandiri menyasar beberapa sektor seperti energi, utilitas, dan manufaktur. Bank Mandiri juga mendukung pembiayaan perusahaan yang memiliki rencana usaha berkelanjutan, terutama dalam meningkatkan nilai jual produk akhir, termasuk produk komoditas yang berkontribusi pada pengembangan ekosistem teknologi baterai EV.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Moch Amin Nurdin, menyatakan bahwa potensi penyaluran kredit sindikasi tahun ini masih besar. Hal ini didorong oleh beberapa kondisi, seperti masalah risiko kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) pasca restrukturisasi pandemi Covid-19.

Bank berupaya menjaga risiko kreditnya dan menggunakan sindikasi sebagai salah satu cara untuk berbagi risiko dalam membiayai proyek besar. Selain itu, pasca pandemi, kondisi keuangan di beberapa sektor seperti manufaktur dan perdagangan mulai membaik. Sektor pertambangan dan energi juga mulai menjanjikan setelah pemerintah menggencarkan hilirisasi, yang membuka peluang kredit investasi dan modal kerja besar, serta peluang kredit sindikasi.

BTPN dan SMBC Salurkan Kredit Sindikasi Rp7,3 triliun

Sementara itu, PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) menyalurkan kredit sindikasi senilai US$450 juta atau Rp7,3 triliun kepada anak usaha Indomobil Group, PT IMG Sejahtera Langgeng (IMGSL).

Kredit sindikasi ini terdiri dari beberapa tranche, salah satunya adalah tranche pembiayaan hijau senilai US$225,8 juta atau Rp3,66 triliun yang akan digunakan untuk mendukung transisi menuju ekonomi hijau melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Dalam sindikasi yang melibatkan 32 kreditur ini, Bank BTPN dan SMBC berperan sebagai Coordinating Mandated Lead Arranger and Bookrunner, Lead Green Loan Coordinator, Agen Fasilitas, Agen Jaminan, dan Account Bank.

Head of Wholesale, Commercial, and Transaction Banking Bank BTPN, Nathan Christianto, menegaskan komitmen Bank BTPN dan SMBC dalam memfasilitasi pembiayaan yang mendukung keberlanjutan bisnis di Indonesia.

“Penyaluran kredit sindikasi ini diharapkan dapat memperluas solusi keuangan yang komprehensif dan inovatif untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat, termasuk para pelaku bisnis,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Senin (3/6/2024).

Sebagai anak usaha PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), IMGSL akan memanfaatkan fasilitas kredit sindikasi ini untuk memperkuat pengembangan ekosistem dan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia.

“Kredit sindikasi ini juga akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan korporasi lainnya,” ujar Business Development Director Indomobil Group, Andrew Nasuri. Bank BTPN sendiri telah memberikan dukungan kepada Indomobil Group sejak tahun 2015 yang tersebar di beberapa sektor bisnis, termasuk keuangan dan logistik.

Terkait komitmen pada transisi ekonomi hijau, Bank BTPN telah menyalurkan pembiayaan berwawasan lingkungan dan sosial senilai total Rp13,77 triliun per Desember 2023, naik 6% dari tahun sebelumnya. Pembiayaan ini terkait proyek atau aktivitas energi terbarukan, efisiensi energi, pengelolaan sumber daya alam hayati, penggunaan lahan berkelanjutan, transportasi ramah lingkungan, hingga usaha mikro, kecil, dan menengah.

Baca Juga

Semua Berita