4 Strategi Mega Syariah Dalam Menjaga Likuiditas

Jumat, 24 Mei 2024 | 10:22 WIB

News Image Loket Bank Mega Syariah (foto: Bisnis.com)

Bank Mega Syariah telah melakukan langkah-langkah strategis untuk menghadapi tantangan likuiditas di tengah tren suku bunga (BI rate) yang tinggi. Meskipun demikian, Mega Syariah berhasil menunjukkan likuiditas yang kuat selama empat bulan pertama tahun ini.

Pada April 2024, total dana pihak ketiga (DPK) Bank Mega Syariah tumbuh sebesar 4,92% menjadi lebih dari Rp10 triliun, dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2023. Di samping itu, total dana murah (current account saving account/CASA) juga meningkat sebesar 5,51% menjadi Rp3,40 triliun.

Pentingnya dana murah dalam menjaga likuiditas Bank Mega Syariah juga tercermin dari peningkatan porsi CASA terhadap DPK. Pada April 2024, porsi CASA mencapai 31,08%, meningkat dari 25,51% pada April 2023, dan juga meningkat dari 30,91% pada Desember 2023. Ini menunjukkan kesuksesan Bank Mega Syariah dalam menarik dana murah dari masyarakat.

Langkah-langkah Menjaga Likuiditas

Dilansir oleh Bisnis.com pada Jumat (24/05/2024), Hanie Dewita, Kepala Divisi Sekretaris Korporat Bank Mega Syariah, menjelaskan bahwa perseroan telah menggunakan empat pendekatan utama dalam menjaga likuiditas.

Pertama, mereka terus mengembangkan inovasi produk dan layanan, termasuk menyasar target pasar yang mencakup islamic ecosystem, ekosistem halal, dan ekosistem CT Corp. Program seperti "Berkah Berlimpah Mega Syariah" dan produk tabungan haji telah berhasil meningkatkan minat masyarakat untuk membuka tabungan.

Selain itu, Bank Mega Syariah juga mengembangkan segmen priority banking untuk membangun hubungan yang kuat dengan nasabah melalui layanan dan produk eksklusif. Upaya ketiga adalah peningkatan layanan digital banking, yang telah menjadi fokus utama untuk menarik nasabah. Tidak hanya itu, saluran layanan lain seperti kantor cabang dan call center juga terus dioptimalkan.

Langkah keempat yang diambil oleh Bank Mega Syariah adalah fokus pada prosedur bisnis yang lebih efisien. Dengan prosedur yang lebih ramping dan kuat, bank dapat mengurangi waktu yang diperlukan dalam memberikan layanan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan nasabah dan efisiensi operasional secara keseluruhan.

Likuiditas Tetap Sejalan dengan Ketentuan OJK

Upaya Bank Mega Syariah dalam menjaga likuiditasnya tampaknya sejalan dengan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang menunjukkan bahwa likuiditas industri perbankan pada Maret 2024 masih dalam kondisi memadai. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing mencapai 121,05% dan 27,18%, jauh di atas threshold yang ditetapkan OJK.

Dengan langkah-langkah yang telah diambil, Bank Mega Syariah terus berupaya untuk mempertahankan likuiditas yang kuat di tengah kondisi ekonomi yang berfluktuasi. Melalui inovasi produk, pengembangan layanan, dan efisiensi operasional, Bank Mega Syariah menunjukkan komitmennya untuk memberikan layanan terbaik kepada nasabah serta menjaga stabilitasnya dalam industri perbankan syariah.

Semua Berita

MNC Motion Card vs. Mandiri Livin' Everyday, Mana yang Terbaik
24 August 2024

MNC Motion Card vs. Mandiri Livin' Everyday, Mana yang Terbaik

Perbandingan fitur, manfaat, dan biaya antara MNC Motion Car...

Kartu Kredit
OJK Ungkap Maraknya Pelajar dan Mahasiswa Terjebak Judi Online dan Pinjol
23 August 2024

OJK Ungkap Maraknya Pelajar dan Mahasiswa Terjebak Judi Online dan Pinjol

Cirebon - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon mengeluarkan...

Kartu Kredit
5 Pinjol Legal OJK Terbaik, Limit Terbesar, dan Paling Cepat Cair (Terbaru Agustus 2024)
23 August 2024

5 Pinjol Legal OJK Terbaik, Limit Terbesar, dan Paling Cepat Cair (Terbaru Agustus 2024)

Dalam artikel ini, kami akan membahas lima pinjol legal terb...

Kartu Kredit
Transmart Mega Card Platinum vs. Sinarmas Visa Platinum, Mana yang Terbaik?
22 August 2024

Transmart Mega Card Platinum vs. Sinarmas Visa Platinum, Mana yang Terbaik?

Perbandingan fitur, manfaat, dan biaya antara Transmart Mega...

Kartu Kredit
6 Langkah Praktis Memulai Investasi di Fintech P2P Lending (Pinjol)
22 August 2024

6 Langkah Praktis Memulai Investasi di Fintech P2P Lending (Pinjol)

Berikut adalah panduan praktis untuk Anda yang ingin memulai...

Kartu Kredit
9 Bank Digital Paling Diminati di Indonesia (Terbaru Agustus 2024)
22 August 2024

9 Bank Digital Paling Diminati di Indonesia (Terbaru Agustus 2024)

Populix telah merilis laporan Studi Analisis Ekosistem dan P...

Kartu Kredit
Asuransi Jiwa Catat Laba per Juli 2024, Berbalik Arah dari Tren Negatif
21 August 2024

Asuransi Jiwa Catat Laba per Juli 2024, Berbalik Arah dari Tren Negatif

Pada bulan Juli 2024, beberapa perusahaan asuransi jiwa berh...

Kartu Kredit
Kartu Original vs. Co-branding: BTN Platinum vs. BTN x BRI Platinum, Mana yang Terbaik?
21 August 2024

Kartu Original vs. Co-branding: BTN Platinum vs. BTN x BRI Platinum, Mana yang Terbaik?

Perbandingan fitur, manfaat, dan biaya antara BTN Platinum v...

Kartu Kredit
Ini Kata BPJS Kesehatan Soal Aset Dana Jaminan Sosial (DJS) Turun 16,68%
20 August 2024

Ini Kata BPJS Kesehatan Soal Aset Dana Jaminan Sosial (DJS) Turun 16,68%

Pada Juni 2024, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ke...

Kartu Kredit
5 Kesalahan Umum dalam Memilih Asuransi dan Cara Menghindarinya
20 August 2024

5 Kesalahan Umum dalam Memilih Asuransi dan Cara Menghindarinya

5 Kesalahan Umum dalam Memilih Asuransi dan Cara Menghindari...

Kartu Kredit