2024-05-22 02:36:38
Gedung KB BankKB Bank (IDX: BBKP) berhasil menurunkan rasio kredit berisiko (loan at risk/LAR) di bawah 35% pada akhir Kuartal I-2024 melalui berbagai inisiatif pengalihan aset berkualitas rendah dengan skema Asset Back Securities (ABS). Melanjutkan upaya tersebut, KB Bank kembali mencatat penurunan signifikan rasio LAR menjadi di bawah 27% pada periode April 2024.
Keberhasilan ini dicapai melalui serangkaian tindakan strategis, termasuk penghapusan buku secara selektif dan hati-hati, serta pemulihan aset berkualitas rendah. Rasio LAR yang tinggi telah menjadi tantangan utama bagi KB Bank sejak memulai program transformasinya pada tahun 2021.
Sejak KB Financial Group (KBFG) melalui KB Kookmin Bank menjadi pemegang saham pengendali, rasio LAR KB Bank sempat mencapai 65% pada tahun berikutnya. Namun, upaya berkelanjutan berhasil menurunkan rasio tersebut menjadi 50% pada akhir tahun 2022 dan sekitar 40% pada akhir tahun 2023. KB Bank kini menargetkan untuk menjaga rasio LAR di kisaran 20% pada akhir tahun 2024.
Dilansir oleh Bisnis.com pada Rabu (22/05/2024),Wakil Direktur Utama KB Bank, Robby Mondong, menekankan bahwa komitmen dan dukungan kuat dari KBFG menjadi kunci utama membaiknya kinerja fundamental dan kualitas aset KB Bank. Struktur permodalan dan likuiditas yang kuat memungkinkan bank ini untuk memperkuat berbagai langkah strategis guna mendorong pertumbuhan.
KBFG, sebagai institusi finansial terbesar di Korea Selatan dengan total aset dan aset kelolaan (AUM) lebih dari Rp14.660 triliun, dikenal dengan komitmennya terhadap pertumbuhan KB Bank.
Dukungan KBFG terlihat melalui berbagai inisiatif, seperti implementasi sistem perbankan mutakhir Next Generation Banking System (NGBS) yang dikembangkan oleh KBFG, serta penguatan struktur modal KB Bank melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT). Terbaru, KBFG melalui KB Kookmin Bank menerbitkan Standby Letter of Credit (SBLC) sebagai jaminan pinjaman KB Bank kepada Korean Development Bank, memperkuat struktur pendanaan untuk ekspansi kredit KB Bank.
Selain memperbaiki fundamental, KB Bank juga menargetkan pertumbuhan kinerja melalui ekspansi kredit tahun ini. Segmen korporasi atau wholesale menjadi tulang punggung upaya pertumbuhan ini dengan menciptakan ekosistem bisnis untuk segmen UMKM dan ritel.
Contoh nyata dari inisiatif ini adalah kerja sama dealer financing dengan PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI). DCVI, distributor resmi truk dan bus Mercedes-Benz di Indonesia, memiliki ekosistem industri otomotif khususnya kendaraan niaga yang sangat menjanjikan.
KB Bank juga telah menandatangani kerja sama pembiayaan kredit untuk petani tebu, berkolaborasi dengan produsen gula PT Pabrik Gula Rajawali II (PG Rajawali II) dan perusahaan data analitik pertanian PT Mata Langit Solusindo (MATA). Dengan berbagai inisiatif ini, KB Bank optimis dapat mencapai laba operasional sebelum pencadangan atau pre-provision operating profit (PPOP) yang positif pada akhir tahun 2024, serta laba bersih pada tahun 2025.
"Seiring terus membaiknya kinerja KB Bank, kami percaya bahwa kami dapat terus bertumbuh bersama nasabah setia serta pemangku kepentingan," pungkas Robby.
Dengan upaya yang berkelanjutan dan dukungan kuat dari KBFG, KB Bank yakin dapat mempertahankan kualitas aset yang baik dan mencapai target pertumbuhan yang ambisius di masa mendatang. Melalui pendekatan yang hati-hati namun progresif, KB Bank berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja dan memberikan layanan terbaik bagi nasabah serta pemangku kepentingan.