Pemicu Laba Seabank Melejit 4 Kali Lipat di Kuartal I 2024

2024-05-17 02:44:56

News Image Kantor SeaBank

Bank Seabank Indonesia (SeaBank) mencatat kinerja yang mengesankan pada kuartal pertama tahun 2024 dengan berhasil meraih laba bersih sebesar Rp51,59 miliar, naik empat kali lipat atau 282,98% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Dilansir oleh Bisnis.com, Bank yang berafiliasi dengan Shopee ini melaporkan adanya peningkatan yang signifikan dalam laba operasional, yaitu mencapai Rp62,5 miliar atau tumbuh sebesar 318,7% secara tahunan dari Rp14,93 miliar. Namun demikian, ada beberapa aspek lain dari laporan keuangan SeaBank yang menarik untuk diperhatikan.

Pertama-tama, terdapat perubahan dalam pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang menurun sebesar 19,56% secara tahunan menjadi Rp1,25 triliun dari Rp1,55 triliun. Hal ini mengakibatkan penurunan pada rasio margin bersih (net interest margin/NIM) sebesar 416 basis poin (bps) ke level 15,41% dari sebelumnya 19,57%.

Meskipun demikian, SeaBank berhasil mengimbangi penurunan ini dengan pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee based income) sebesar 11,03% menjadi Rp27,82 miliar dari Rp25,06 miliar. Tambahan pendapatan ini menjadi salah satu pendorong utama dari kenaikan laba bersih.

Selain itu, penurunan nilai aset keuangan atau impairment juga berkontribusi pada kenaikan laba bersih. Nilai impairment mengalami penurunan sebesar 33,27% dari Rp1,33 triliun menjadi Rp887,53 miliar. Dengan demikian, laba operasional SeaBank berhasil mencatat pertumbuhan yang signifikan.

Ketika dipotong pajak penghasilan, laba bersih tahun berjalan yang tercatat pada kuartal I/2024 mencapai Rp51,59 miliar. Ini menandakan pertumbuhan yang mencolok, terutama jika dilihat dari tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) yang naik 60 bps menjadi 0,82% dari 0,22%.

Tren serupa juga terlihat pada tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) yang tumbuh lebih kencang sebesar 285 bps menjadi 3,88% dari 1,03%. Hal ini mencerminkan efisiensi operasional yang semakin baik dari SeaBank.

Efisiensi Operasional Menyokong Laba

Dari sisi efisiensi, terlihat adanya peningkatan dengan penurunan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sebesar 312 bps ke level 96,12% dari 99,24%. Ini menunjukkan bahwa SeaBank semakin efisien dalam mengelola biaya operasionalnya.

Secara keseluruhan, SeaBank juga berhasil mempertahankan fungsi intermediasinya dengan baik. Meskipun aset bank mengalami penurunan tipis sebesar 1,16% menjadi Rp32,34 triliun dari Rp32,72 triliun, SeaBank berhasil menyalurkan kredit senilai Rp18,23 triliun, naik 22,14% secara tahunan dari Rp14,93 triliun. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross juga turun menjadi 2,02%, meskipun NPL net mengalami kenaikan tipis menjadi 0,18%.

Dalam hal liabilitas, SeaBank berhasil mempertahankan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp24,54 triliun, meskipun mengalami penurunan sebesar 5,86% secara tahunan dari Rp26,07 triliun. Dana murah alias current account saving account (CASA) SeaBank juga mengalami penurunan sebesar 2,18% menjadi Rp15,83 triliun dari Rp16,18 triliun.

Dengan demikian, meskipun SeaBank menghadapi beberapa tantangan dalam mengelola pendapatan bunga bersih dan aset keuangan, namun berhasil mengimbanginya dengan pertumbuhan pendapatan berbasis komisi dan efisiensi operasional yang semakin baik. Hal ini mengindikasikan bahwa SeaBank memiliki fondasi yang kuat untuk terus berkembang di masa mendatang.

Baca Juga

Semua Berita