HSBC Indonesia Optimis Bisnis Walth Management Tumbuh Positif di Tengah Anjloknya Rupiah

2024-04-19 03:36:33

News Image Konferensi Pers HSBC Allianz

PT Bank HSBC Indonesia yakin bahwa bisnis pengelolaan kekayaan (wealth management) akan terus berkembang dengan prospek yang positif meskipun ada tren penguatan dolar. Lanny Hendra, Direktur Wealth and Personal Banking HSBC Indonesia, menyatakan bahwa fluktuasi ekonomi makro memang ada, namun perencanaan keuangan para nasabah akan tetap berlangsung sesuai dengan tujuan dan kebutuhan mereka secara individu. “Meskipun dampak ekonomi selalu ada, semuanya bergantung pada kebutuhan nasabah. Kami melihat tahun ini [2024] bisnis kami akan tetap kuat,” kata Hendra saat acara peluncuran "Premier Legacy Assurance" pada Kamis (18/4/2024). Ia juga menambahkan bahwa saat ini nasabah Premier HSBC Indonesia terdiri dari perpaduan antara generasi milenial dan baby boomer, dengan pengelolaan dana masih didominasi oleh mata uang rupiah.

 

Lanny Hendra juga menyinggung tentang keterlibatan generasi muda dalam wealth management, yang umumnya terjadi melalui warisan. Ia percaya bahwa segmen ini akan mengalami pertumbuhan kedepannya. Untuk terus mendorong pertumbuhan segmen Premier, HSBC Indonesia berkomitmen untuk terus melakukan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan nasabah yang ada.

 

Di sisi lain, HSBC Indonesia bekerja sama dengan PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) telah meluncurkan produk perlindungan finansial baru yang bertujuan untuk membantu nasabah dalam merencanakan warisan. Verawaty Zhao, Kepala Pengembangan Kekayaan & Penjualan Kekayaan HSBC Indonesia, menyebutkan bahwa peluncuran produk "Premier Legacy Assurance" ini bertujuan untuk menangani topik warisan yang jarang dibahas oleh nasabah. “Banyak nasabah fokus pada peningkatan kekayaan, namun sering mengabaikan aspek warisan. Ini adalah kesempatan besar bagi HSBC untuk memenuhi kebutuhan tersebut di pasar,” jelasnya.

 

Pada saat yang sama, Trioksa Siahaan, Wakil Presiden Senior Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), berpendapat bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar tidak akan langsung berdampak pada wealth management perbankan. Namun, jika pelemahan rupiah berujung pada kenaikan suku bunga dan kenaikan bunga deposito, diharapkan akan ada peningkatan dalam simpanan berupa deposito. Menurut data Bloomberg pukul 09.01 WIB, nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,27% menjadi Rp16.176,5 per dolar AS pada perdagangan hari Kamis (18/4/2024), dengan indeks dolar AS yang stagnan pada level 105,94. Analis Pasar Uang Lukman Leong juga mencatat bahwa meskipun rupiah mengalami penguatan, dolar AS diperkirakan akan terus menguat karena inflasi tinggi yang masih dihadapi, sebagaimana dinyatakan oleh Jerome Powell, kepala The Fed.

Baca Juga

Semua Berita