komparase.com

Setelah Bangkrutnya BPR, NPL Perbankan Indonesia Melonjak di Dua Bulan Pertama 2024

Selasa, 16 April 2024 | 12:00 WIB
Foto Loket Bank
Foto Loket Bank

Bayang-bayang risiko kredit macet di sektor perbankan Indonesia tampaknya semakin nyata, dengan rasio Non Performing Loan (NPL) net yang terus meningkat. Menurut laporan terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2024, NPL net mencapai 0,82%, naik dari 0,79% di bulan sebelumnya. Sementara itu, NPL gross tetap stabil pada angka 2,35%. NPL net merupakan indikator memperhitungkan cadangan yang dibuat bank untuk mengantisipasi kerugian, sehingga kenaikan ini bisa jadi karena penurunan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) oleh bank-bank. Rasio NPL biasa digunakan sebagai patokan bank untuk mengukur risiko kredit macet.

 

Dalam upaya menghadapi potensi risiko, OJK menekankan perlunya bank untuk memperkuat daya tahan keuangan mereka dengan meningkatkan coverage CKPN. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, juga menginstruksikan perbankan untuk rutin melakukan stress test untuk menilai kapasitas permodalan dalam mengabsorpsi risiko, terutama setelah berakhirnya periode relaksasi restrukturisasi kredit yang terkait dengan pandemi Covid-19.

 

Dian juga menambahkan bahwa NPL adalah salah satu indikator penting dalam menentukan arah pengawasan OJK dan menghimbau bank untuk selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dalam operasional mereka. Meskipun ada fluktuasi kinerja, OJK terus berkomitmen untuk mengawasi dan memastikan bahwa sektor perbankan beroperasi optimal dan memenuhi standar yang telah ditetapkan, dengan tetap mencermati kinerja yang menunjukkan pemulihan pasca pandemi.

 

PT Bank KB Bukopin Tbk, yang kini dikenal sebagai KB Bank, merupakan salah satu contoh bank yang berupaya memperbaiki kualitas kreditnya. Pada Desember 2023, NPL net bank ini mencatatkan angka 4,9%, menunjukkan sedikit peningkatan dari kuartal sebelumnya. Wakil Direktur Utama KB Bank, Robby Mondong, optimis dengan berbagai strategi seperti penjualan aset tidak produktif dan memperkuat proses penagihan, bank dapat menjaga NPL di bawah 5% dan menurunkan Loan at Risk hingga di bawah 25%.

 

Di sisi lain, BNI juga mengalami dinamika yang serupa, namun berhasil mempertahankan kualitas kredit yang baik. Menurut Direktur Manajemen Risiko BNI, David Pirzada, meskipun ada potensi peningkatan NPL terkait dengan kondisi ekonomi atau naiknya suku bunga, NPL gross BNI per Desember 2023 adalah 2,1%, menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 2,8%. Ini menandakan upaya yang konsisten dalam mengelola risiko kredit yang dihadapi.

Komentar

Berita

Telah Dipilih

Silahkan Pilih yang Lain.

x

Belum memiliki akun? Daftar di Sini