Kerugian Superbank Milik Emtek Melonjak 2 Kali Lipat Sepanjang 2023

2024-04-01 01:38:19

News Image Superbank

Superbank, sebuah bank digital yang menjadi bagian dari portofolio PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), menghadapi tantangan yang signifikan pada tahun 2023 dengan mengalami peningkatan kerugian yang mencapai Rp385,1 miliar, naik lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Meskipun demikian, dalam laporan keuangannya, tercatat bahwa Superbank mencatatkan peningkatan yang cukup pesat dalam pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 98,43% year-on-year (yoy), mencapai Rp301,1 miliar pada tahun 2023. Selain itu, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) juga meningkat secara signifikan sebesar 241 basis poin (bps) menjadi 7,18%. Namun, kendati terjadi peningkatan yang cukup pesat dalam pendapatan bunga bersih dan NIM, bank ini tetap menghadapi tantangan dari sisi beban operasional yang mengalami kenaikan yang substansial.

 

Meski Superbank mengalami peningkatan yang signifikan dalam pendapatan bunga bersih dan NIM, beban operasional yang mengalami pembengkakan menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan efisiensi bank ini menurun secara signifikan. Beban tenaga kerja, promosi, dan beban lainnya semuanya mengalami kenaikan yang signifikan, sehingga mempengaruhi kinerja keuangan bank secara keseluruhan. Sebagai contoh, beban tenaga kerja Superbank naik drastis dari Rp113,14 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp414,86 miliar pada tahun 2023. Demikian pula, beban promosi yang melonjak dari Rp795 juta menjadi Rp6,24 miliar, dan beban lainnya yang naik dari Rp74,03 miliar menjadi Rp273,16 miliar.

 

Meskipun mengalami peningkatan beban operasional yang signifikan, Superbank tetap menunjukkan ketahanannya dengan keberhasilan dalam menyalurkan kredit yang agresif. Total penyaluran kredit mencapai Rp2,92 triliun pada tahun 2023, mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Selain itu, aset bank juga mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 39,05% yoy menjadi Rp5,55 triliun pada tahun yang sama. Meskipun demikian, kendati terdapat peningkatan yang signifikan dalam penyaluran kredit dan pertumbuhan aset, Superbank masih menghadapi tantangan dari sisi efisiensi operasional dan pengendalian biaya.

 

Selain itu, Superbank juga berhasil memperbaiki kualitas asetnya dengan mengurangi tingkat kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) baik dari sisi gross maupun nett. Penurunan ini menunjukkan langkah positif dalam manajemen risiko kredit yang dilakukan oleh bank. Namun demikian, meskipun Superbank berhasil meningkatkan pendanaannya dengan raupan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp921,7 miliar pada tahun 2023, naik hingga 148,55% yoy, hal ini belum mampu sepenuhnya menopang penyaluran kredit. Hal ini tercermin dari rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) yang tinggi pada tahun 2023, mencapai 316,89%, menunjukkan bahwa bank masih menghadapi tantangan dalam memastikan likuiditas yang optimal.

Baca Juga

Semua Berita