2024-03-13 02:34:33
bank uobPT Bank UOB Indonesia mengalami tantangan dalam kinerja keuangannya selama tahun 2023, dengan laba bersih yang menurun sebesar 29% secara tahunan menjadi Rp674,96 miliar, dibandingkan dengan pencapaian sebelumnya pada tahun sebelumnya sebesar Rp951,56 miliar. Presiden Direktur UOB Indonesia, Hendra Gunawan, menjelaskan bahwa penurunan tersebut dipicu oleh peningkatan biaya operasional yang signifikan, terutama sebagai dampak dari proses akuisisi bisnis konsumen Citibank.
Proses akuisisi tersebut, yang selesai dilakukan pada akhir Desember tahun sebelumnya, tidak hanya menyebabkan peningkatan jumlah nasabah UOB menjadi lebih dari 1 juta, tetapi juga mengakibatkan penambahan karyawan sebanyak 1.000 orang dari divisi bisnis konsumen Citibank yang dialihkan ke UOB. Ini menyebabkan biaya operasional meningkat menjadi Rp5,01 triliun pada tahun 2023, naik dari Rp3,8 triliun pada tahun sebelumnya, yang secara langsung berkontribusi pada penurunan laba bersih.
Selain itu, penyaluran kredit juga mengalami penurunan sebesar 1,77%, turun menjadi Rp84,02 triliun, mungkin sebagai dampak dari fokus yang lebih besar pada integrasi operasional setelah akuisisi. Meskipun demikian, terdapat beberapa indikator kinerja yang menunjukkan tren positif, seperti pendapatan bunga bersih yang naik sebesar 5% menjadi Rp5,19 triliun, dan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun meningkat 4,7% menjadi Rp119,28 triliun.
Total aset UOB Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan yang solid, mencapai Rp162,55 triliun, naik sebesar 17,55% dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat tantangan dalam kinerja keuangan pada tahun 2023, UOB Indonesia tetap mampu mempertahankan kekuatan dan fokus pada pertumbuhan jangka panjang.
Dengan demikian, meskipun laba bersih mengalami penurunan yang signifikan, UOB Indonesia tetap optimis dalam rencana pertumbuhan dan integrasi bisnisnya, dengan harapan dapat meningkatkan kinerja dan memberikan nilai tambah bagi nasabah dan pemegang saham di masa mendatang.