7 Jenis Atap Rumah yang Sering Digunakan di Indonesia, Genteng Tanah Liat Paling Banyak

Rabu, 29 November 2023 | 08:48 WIB

News Image Ilustrasi Atap Rumah

Rumah merupakan tempat untuk beristirahat sekaligus berlindung dari sinar matahari dan air hujan. Oleh sebab itu, komponen yang sangat penting pada suatu bangunan adalah atap. Tanpa adanya atap maka rumah tidak bisa digunakan.

Sejak dahulu, penggunaan atap sudah melekat oleh penduduk di Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman, bahan yang digunakan pada atap beragam. Setiap atap memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kendati demikian, fungsi atap tersebut masih sama yaitu melindungi penghuni dari teriknya matahari dan air hujan.

Sebab jenis atap begitu banyak yang cocok diterapkan di Indonesia, Anda bisa memilah atap rumah sesuai dengan kebutuhan dan cocok dengan desain rumah. Lantas jenis atap apa saja yang banyak digunakan di hunian Tanah Air? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini!

1. Genteng Tanah Liat

Genteng tanah liat banyak ditemukan di rumah-rumah yang ada diperkotaan hingga pedesaan. Sebab banyak digunakan, genteng tanah liat mudah untuk dikenali. Harganya pun terjangkau yakni sekitar Rp 1.500 hingga Rp 2500.

Orang banyak memilih genteng tanah liat karena tidak menyebabkan panas dan cenderung adem karena terbuat dari tanah liat. Namun, genteng ini juga memiliki kekuarangan yakni mudah pecah dan berlumut.

2. Genteng Kaca

Genteng kaca juga menjadi salah satu material bangunan yang banyak diterapkan. Namun, genteng jenis ini tidak digunakan sebagai komponen utama. Umumnya, genteng kaca digunakan untuk memberikan cahaya dalam rumah namun tidak menyebabkan air masuk ke dalam rumah.

Seperti namanya, genteng ini terbuat dari kaca dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan. Meski bisa memberikan cahaya masuk ke dalam rumah, material genteng ini juga memiliki kekurangan yakni mudah berjamur dan pecah.

3. Genteng Metal

Genteng metal memiliki keunggulan tidak mudah berjamur hingga ringan ketika dipasang. Genteng ini terbuat dari campuran material logam seperti alumunium, tembaga, seng, dan seng. Jika umumnya genteng terbuat dengan bentuk bijian, genteng metal dijual dalam bentuk lembaran.

Sebab terbuat dari campuran logam, harga genteng metal ini lebih mahal dibandingkan dua jenis gentang yang disebutkan di atas. Di sisi lain, untuk pemasangan juga perlu lebih hati-hati agar genteng bisa terpasang sempurna dan tidak menyebabkan kebocoran.

4. Genteng Keramik

Secara sekilas, genteng keramik hampir mirip dengan genteng yang terbuat dari tanah liat namun memiliki tampilan yang lebih mengkilap (glossy). Jika diliat dari pembuatan, genteng keramik memang terbuat dari tanah liat namun mendapatkan sentuhan akhir dengan lapisan cat glatzur.

Untuk rumah yang menggunakan genteng ini diharuskan memiliki tingkat kemiringan atap sekitar 30 derajat. Selain itu, harga genteng ini juga mahal juga perlu dilakukan pemasangan oleh ahli karena cukup rumit.

5. Atap Seng

Seperti halnya atap dari genteng tanah liat, atap yang terbuat dari seng juga umum digunakan oleh penduduk Indonesia. Atap ini dijual dalam bentuk lembaran dengan ukuran 80 cm x 180 cm.

Pemasangan atap dengan seng tidak membutuhkan rangka yang cukup banyak. Selain itu, Anda hanya memerlukan baut atau paku untuk memasangkan antara seng ke rangka. Sayangnya, genteng jenis ini mudah penyok dan berkarat.

6. Atap Galvalum

Hampir seperti dengan atap dari seng, atap galvalum dijual dalam bentuk lembaran. Dibandingkan dengan seng, galvalum lebih awet, tahan dari benturan, dan kuat. Oleh sebab itu, kini galvalum banyak digunakan untuk carport atau teras.

Untuk pemasangan bisa dipadukan dengan rangka yang terbuat dari kayu atau baja ringan. Pemasangan galvalum seperti halnya dengan seng yakni menggunakan paku atau baut khusus.

7. Atap Asbes

Di pedesaan, rumah yang menggunakan atap asbes mudah ditemukan. Material ini terbuat dari silikat mineral yang dipadukan dengan bahan kimiawi tertentu. Saat ini, penggunaan asbes tidak banyak seperti dulu.

Hal ini dikarenakan adanya larangan oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Sebab kandungan dalam asbes bisa memicu berbagai penyakit seperti kanker hingga kematian. Oleh sebab itu, bahan asbes sudah tidak digunakan di beberapa negara maju.

Demikian jenis-jenis atap rumah yang banyak digunakan di Indonesia. Pastikan memilih atap rumah yang sesuai serta kebutuhan hunian Anda.