Rem Blong? Begini 5 Cara Aman Mengendalikannya!

2024-12-21 05:52:50

News Image Rem motor blong. Sumber foto: Jawa Pos

Situasi darurat saat rem blong bisa terjadi kapan saja, terutama ketika berkendara di jalur menurun. Pengendara yang tidak mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk menghadapinya berisiko tinggi terhadap keselamatan. 

Salah satu penyebab utama dari rem blong adalah penggunaan rem yang berlebihan atau kurangnya perawatan yang membuat komponen rem panas dan kehilangan fungsinya. Menanggapi hal ini, Wahyu Budhi, Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati, berbagi tips penting agar pengendara bisa menangani rem blong dengan bijak.

1. Gunakan Teknik Pengereman yang Tepat 

Wahyu Budhi menyarankan agar pengendara motor menggunakan kedua rem, depan dan belakang, secara bergantian. Teknik ini dinilai efektif untuk mencegah rem blong pada keduanya secara bersamaan. 

“Menggunakan kedua rem secara bergantian adalah salah satu cara efektif untuk mencegah kedua rem mengalami blong sekaligus,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com.

Penggunaan rem yang berlebihan pada salah satu bagian dapat meningkatkan risiko rem tersebut kehilangan fungsinya. Untuk itu, pastikan tekanan rem depan dan belakang terdistribusi dengan baik saat menuruni jalan menurun. Dengan cara ini, panas yang ditimbulkan tidak terpusat hanya pada satu sistem pengereman.

2. Segera Menepi dan Beri Waktu Pendinginan 

Saat rem mulai tidak berfungsi, Wahyu menekankan pentingnya untuk segera menepi dan memberi waktu bagi piringan cakram dan kaliper untuk mendingin. Proses pendinginan sangat penting agar sistem pengereman kembali bekerja dengan baik. 

Namun, cara pendinginan ini sebaiknya dilakukan secara alami dengan mengandalkan sirkulasi udara. Pengendara disarankan untuk tidak menyiramkan air langsung ke piringan cakram yang sedang panas. 

“Hindari menyiram air langsung ke piringan cakram yang sedang panas, karena itu bisa menyebabkan cakram bengkok,” kata Wahyu.

Dengan membiarkan komponen rem dingin secara perlahan, risiko kerusakan pada piringan cakram dapat diminimalisir, dan rem bisa kembali berfungsi dengan baik saat dibutuhkan.

3. Perhatikan Perbedaan pada Motor Matik 

Untuk pengendara motor matik, Wahyu menjelaskan bahwa teknik engine brake (pengereman mesin) mungkin kurang efektif dibandingkan dengan motor manual. Pada motor matik, engine brake hanya optimal ketika beralih dari kecepatan tinggi ke rendah. Pengendara motor matik perlu menutup putaran gas sepenuhnya agar laju motor tidak semakin cepat. 

"Supaya motor tidak semakin melaju kencang, pastikan untuk menutup putaran gas sepenuhnya," jelas Wahyu.

Pengendara motor matik perlu memahami bahwa pengereman mesin pada jenis motor ini lebih terbatas dalam kondisi tertentu. Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya mengandalkan engine brake tetapi juga mengombinasikannya dengan rem secara bijak.

4. Segera Cari Lajur Kiri dan Jalur Penyelamatan 

Ketika rem blong terjadi, sangat penting untuk segera mencari jalur penyelamatan. Wahyu menyarankan agar pengendara mengambil lajur kiri, karena lajur ini memberi lebih banyak pilihan untuk mencari tempat yang dapat memperlambat laju kendaraan. 

Tanah berpasir atau rerumputan dapat menjadi alternatif untuk menghentikan motor dengan aman. Menyamping ke lajur kiri juga memberi ruang bagi kendaraan lain dan mengurangi risiko tabrakan.

5. Rutin Periksa Sistem Pengereman 

Langkah preventif terbaik untuk menghindari kejadian rem blong adalah melakukan pemeriksaan berkala pada sistem pengereman. Pengecekan sistem pengereman meliputi pemeriksaan kondisi piringan cakram, kaliper, serta minyak rem yang memadai.

Dengan memastikan rem dalam kondisi prima, pengendara dapat meminimalisir kemungkinan rem blong terjadi selama perjalanan. Pemeriksaan secara rutin akan memastikan bahwa komponen-komponen vital kendaraan, terutama yang berhubungan langsung dengan keselamatan, selalu berfungsi dengan baik.

Baca Juga

Nabila

Nabila

Writer

Semua Berita

4 Tren Motor Baru 2024: Siapa Saja Pendatang Baru di Indonesia?
31 Desember 2024

4 Tren Motor Baru 2024: Siapa Saja Pendatang Baru di Indonesia?

Pasar otomotif roda dua Indonesia semakin ramai pada 2024 de...

Mobil Niaga Tidak Aman untuk Penumpang, Ini Penjelasannya
31 Desember 2024

Mobil Niaga Tidak Aman untuk Penumpang, Ini Penjelasannya

Mobil pikap dan truk yang digunakan sebagai angkutan penumpa...

Mana yang Lebih Unggul? BYD Dolphin Premium atau Wuling Cloud EV
31 Desember 2024

Mana yang Lebih Unggul? BYD Dolphin Premium atau Wuling Cloud EV

Keduanya adalah pilihan yang solid dalam kategori mobil list...

Nio ET9 Signature Edition Ludes Terjual 12 Jam, Harga Tembus Rp1,6 Miliar!
30 Desember 2024

Nio ET9 Signature Edition Ludes Terjual 12 Jam, Harga Tembus Rp1,6 Miliar!

Nio ET9 Signature Edition, mobil listrik premium asal Tiongk...

CBS, ABS, dan RoadSync Perbandingan Fitur Honda PCX 160 2024
30 Desember 2024

CBS, ABS, dan RoadSync Perbandingan Fitur Honda PCX 160 2024

Honda PCX 160 2024 hadir dengan tiga varian CBS, ABS, dan Ro...

7 Jenis Kendaraan Caravan untuk Liburan ala Campervan
30 Desember 2024

7 Jenis Kendaraan Caravan untuk Liburan ala Campervan

Memilih jenis caravan yang tepat sangat bergantung pada kebu...

Yamaha Fazio atau Honda Scoopy? Retro Modern dengan Fitur Kekinian
28 Desember 2024

Yamaha Fazio atau Honda Scoopy? Retro Modern dengan Fitur Kekinian

Keduanya adalah pilihan yang solid di segmen motor matic, se...

Hindari Kebiasaan Sepele Ini yang Bisa Mengubah Macet Nataru Jadi Petaka!
27 Desember 2024

Hindari Kebiasaan Sepele Ini yang Bisa Mengubah Macet Nataru Jadi Petaka!

Dengan sikap yang lebih disiplin, sabar, dan peduli terhadap...

Waspada Kelelahan! Polri Ungkap Titik Rawan di Tol Trans Jawa
28 Desember 2024

Waspada Kelelahan! Polri Ungkap Titik Rawan di Tol Trans Jawa

Polri mengidentifikasi tiga titik lelah di tol Trans Jawa da...

Beda Gaya, Sama Kuat Duel QJ Motor OAO Pro vs Ninja e-1
27 Desember 2024

Beda Gaya, Sama Kuat Duel QJ Motor OAO Pro vs Ninja e-1

QJ Motor OAO Pro dan Kawasaki Ninja e-1 menawarkan pilihan m...