Rata-Rata Simpanan Nasabah Rumah Tangga di Perbankan Terus Menurun

2024-12-09 20:22:15

News Image Simpanan Nasabah Rumah Tangga di Perbankan. (foto: Radar Lambar)

Tekanan ekonomi masyarakat semakin terlihat, tercermin dari penurunan rata-rata simpanan di perbankan. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), per Oktober 2024, rata-rata Dana Pihak Ketiga (DPK) rumah tangga per rekening turun menjadi Rp6,58 juta, angka terendah sepanjang tahun. Hal serupa terjadi pada tabungan rumah tangga per rekening, yang kini rata-rata hanya Rp4,19 juta, terendah sejak awal 2024. 

Dilansir dari Keuangan Kontan.co.id, Direktur SME and Retail Funding BTN, Muhammad Iqbal, mengakui 2024 merupakan tahun yang penuh tantangan, sehingga masyarakat terpaksa menggunakan tabungan mereka. BTN sendiri mencatat penurunan rata-rata saldo tabungan masyarakat di bawah Rp100 juta menjadi Rp1,8 juta per Oktober 2024, jauh menurun dari Rp3 juta pada Januari 2019. 

Penurunan ini didukung oleh indikator ekonomi seperti pertumbuhan PDB nasional yang melambat hingga kuartal III/2024, stagnasi konsumsi rumah tangga di bawah 5%, tren deflasi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei 2024, dan kontraksi aktivitas manufaktur (PMI) di bawah level 50 sejak Juli 2024. 

Meski demikian, Iqbal optimistis kondisi akan membaik di 2025, dengan potensi penurunan suku bunga kebijakan dan berbagai program pemerintah, seperti Makan Bergizi Gratis dan Program 3 Juta Rumah, yang diharapkan mendukung sektor-sektor prioritas dan meningkatkan PDB. 

Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menyoroti bahwa penurunan tabungan juga disebabkan oleh kebutuhan sehari-hari masyarakat dan preferensi kalangan menengah atas untuk beralih ke instrumen investasi lain. Namun, ia memproyeksikan kondisi ini akan bertahan hingga setidaknya pertengahan 2025. 

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menekankan perlunya langkah strategis untuk menghadapi pertumbuhan ekonomi stagnan di kisaran 5,1%-5,2% pada 2025. Ia menyarankan percepatan transformasi struktural melalui industrialisasi, peningkatan partisipasi UMKM dalam rantai pasokan domestik, dan pengembangan sektor formal melalui ekonomi digital untuk memperluas basis pajak tanpa menaikkan tarif. 

Josua juga menggarisbawahi pentingnya kebijakan fiskal yang mendukung kelas menengah perkotaan, seperti peningkatan layanan publik, transportasi, air bersih, pendidikan terjangkau, dan perumahan strategis dengan harga terjangkau. Langkah-langkah ini diperlukan untuk mendorong daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi jangka panjang.

Baca Juga

Jesika

Jesika

Writer

Semua Berita