2024-11-21 20:46:45
Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, yang dirancang untuk menjadi superholding BUMN di masa depan. Meskipun memiliki status sebagai sovereign wealth fund (SWF) seperti Indonesia Investment Authority (INA), keduanya memiliki perbedaan signifikan.
Menurut sumber Okezone, Wakil Kepala BPI Danantara, Kaharuddin Djenod, terdapat tiga pilar utama yang menjadi pembeda antara Danantara dan INA:
Selain perbedaan fungsi, skala Danantara jauh lebih besar dibanding INA. Pada tahap awal, Danantara akan mengelola tujuh BUMN besar, yaitu:
Aset gabungan tujuh BUMN ini mencapai hampir Rp9.000 triliun, ditambah dengan aset INA sekitar Rp163 triliun, sehingga total aset yang dikelola (AUM) Danantara diperkirakan mencapai Rp9.049 triliun atau sekitar USD571,6 miliar.
Danantara dirancang sebagai embrio superholding BUMN, bertujuan mengelola seluruh aset strategis BUMN secara terpusat untuk meningkatkan efisiensi, daya saing, dan nilai aset. Saat ini, Danantara sedang menjalin koordinasi dengan berbagai BUMN untuk memperkuat sinergi dalam mendukung visi Presiden Prabowo Subianto memperkuat ekonomi nasional.
Dengan skala yang besar dan fungsi multidimensional, Danantara diharapkan dapat menarik investasi global, memperkuat daya saing BUMN, serta menjadi pendorong utama pembangunan ekonomi Indonesia.
Writer
Tahun 2025 akan menjadi tahun yang menarik bagi sektor perba...
Dengan diluncurkannya program "Agen bjb BiSA! HEBAT", Bank B...
Perekonomian Indonesia pada 2025 berada di persimpangan anta...
Target baru yang ditetapkan pemerintah Indonesia untuk progr...
Secara keseluruhan, Bank Mandiri menunjukkan pertumbuhan ase...
Kinerja positif yang diperlihatkan oleh bank-bank besar Indo...
Allok Bank semakin membuktikan diri sebagai bank digital yan...
Investasi dalam kripto bisa sangat menguntungkan, tetapi jug...
Tips mengelola keuangan untuk pasangan muda meliputi keterbu...
BRIZZI adalah kartu uang elektronik dari Bank BRI yang dapat...