Dalam era digital saat ini, keamanan siber menjadi salah satu prioritas utama bagi lembaga keuangan, termasuk bank-bank besar di Indonesia.
Dengan meningkatnya ancaman cybercrime, bank harus mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan yang efektif untuk melindungi data dan dana nasabah.
Artikel ini akan membahas pendekatan yang diambil oleh dua bank terkemuka di Indonesia, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri, dalam upaya pencegahan cybercrime.
1. Strategi Keamanan
- BRI mengadopsi kerangka kerja keamanan siber yang berbasis pada standar internasional, seperti NIST (National Institute of Standards and Technology) dan PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard). Mereka memiliki tim keamanan yang terintegrasi dengan Chief Information Security Officer (CISO) untuk mengawasi semua aspek keamanan.
- Bank Mandiri mengambil pendekatan berlapis, melakukan peninjauan secara berkala terhadap sistem dan teknologi yang digunakan, serta mengalokasikan anggaran yang signifikan setiap tahun untuk meningkatkan infrastruktur keamanan. Ini memastikan kesiapan mereka terhadap ancaman baru​
2. Audit dan Penilaian Keamanan
- Audit Rutin: BRI dan Bank Mandiri melakukan audit keamanan dan penilaian secara berkala untuk memastikan keamanan sistem mereka. BRI memiliki pusat operasi keamanan yang beroperasi 24/7 untuk pemantauan ancaman aktif, sedangkan Bank Mandiri menilai kelayakan implementasi teknologi baru secara teratur​
- Proses Keamanan: BRI memastikan bahwa setiap produk digital yang dikembangkan telah melalui proses audit keamanan yang ketat, sedangkan Bank Mandiri mengadaptasi audit keamanan untuk semua layanan dan teknologi yang mereka gunakan​
3. Edukasi dan Kesadaran
- Literasi Digital: BRI lebih aktif dalam menyelenggarakan program literasi digital untuk nasabah dan karyawan, berusaha meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keamanan siber. Mereka memberikan pemahaman kepada pengguna aplikasi BRImo agar lebih berhati-hati dalam bertransaksi online​
- Pelatihan Karyawan: Bank Mandiri juga melakukan pelatihan reguler untuk meningkatkan kesadaran tentang keamanan data, meskipun detail tentang program-program ini tidak sejelas yang dilakukan BRI. Kesadaran ini mencakup penanganan informasi sensitif dan penghindaran phishing​
4. Teknologi dan Inovasi
- Investasi dalam Teknologi: Kedua bank melakukan investasi besar dalam teknologi keamanan. BRI memanfaatkan teknologi terkini untuk pemantauan dan deteksi ancaman, sedangkan Mandiri secara rutin memperbarui dan mengadaptasi sistem keamanan untuk tetap relevan dengan ancaman yang ada​
- Kolaborasi dengan Pihak Ketiga: BRI berkolaborasi dengan institusi keamanan dan peneliti untuk meningkatkan sistem keamanan mereka, sedangkan Mandiri juga menjalin kemitraan dengan perusahaan teknologi untuk mendapatkan solusi keamanan terbaik​
Perbandingan antara langkah pencegahan cybercrime yang diambil oleh BRI dan Bank Mandiri menunjukkan bahwa kedua institusi ini memiliki komitmen yang kuat terhadap keamanan data nasabah.
Meskipun metode dan strategi mereka berbeda, fokus pada audit keamanan, investasi dalam teknologi, dan edukasi pengguna menjadi kesamaan yang mendasar.
Dalam menghadapi ancaman cybercrime yang terus meningkat, kolaborasi dan inovasi dalam sistem keamanan siber sangat diperlukan agar bank tetap dapat melindungi data dan dana nasabah secara efektif.
Keduanya menunjukkan bahwa di era digital, keamanan siber bukan hanya pilihan, tetapi merupakan keharusan untuk mempertahankan kepercayaan nasabah dan integritas institusi keuangan.
Baca Juga