2024-11-05 05:45:31
https://kilasjatim.com/wp-content/uploads/2023/05/IMG-20230515-WA0131.jpgDalam menghadapi tantangan harga tanah yang semakin tinggi dan terbatasnya lahan di perkotaan, beberapa pengembang perumahan mulai menggagas konsep hunian yang tidak hanya berfokus pada tempat tinggal, tetapi juga menciptakan komunitas yang saling mendukung.
Salah satu proyek perumahan yang mencuri perhatian adalah Community Living Residences yang berlokasi di kawasan timur Surabaya. Dengan harga yang terjangkau dan desain berbasis pada kebutuhan bersama, proyek ini memberikan solusi baru bagi keluarga muda, pekerja urban, dan mereka yang ingin membangun kehidupan sosial yang lebih erat.
Community Living Residences adalah perumahan dengan konsep co-living yang mengutamakan kehidupan bersama dan saling mendukung antar penghuni. Berbeda dengan perumahan konvensional yang hanya fokus pada unit rumah masing-masing, proyek ini dirancang agar penghuni dapat berbagi fasilitas umum, seperti ruang kerja bersama, ruang belajar anak, hingga fasilitas kebun urban.
Konsep ini sangat cocok untuk mereka yang memiliki kesibukan tinggi, tetapi tetap ingin menikmati kehidupan sosial yang lebih terhubung.
"Tujuan utama dari Community Living Residences adalah untuk menciptakan ikatan sosial yang lebih erat di antara penghuni. Kami ingin membangun sebuah komunitas yang saling mendukung, di mana setiap individu dapat merasakan kenyamanan hidup bersama tanpa mengurangi privasi mereka," ujar Sandra Wijaya, CEO PT. Sentosa Developments, pengembang proyek ini.
Salah satu keunggulan utama dari Community Living Residences adalah desainnya yang mengutamakan penggunaan bersama. Terdapat berbagai fasilitas yang dirancang untuk meningkatkan interaksi sosial antar penghuni. Beberapa di antaranya adalah:
Salah satu alasan utama mengapa Community Living Residences menjadi pilihan menarik adalah harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan perumahan sekelasnya di kawasan perkotaan.
Dengan harga mulai dari Rp350 juta untuk tipe rumah minimalis dua kamar tidur, proyek ini menargetkan generasi muda, pasangan baru, dan keluarga kecil yang mencari rumah yang tidak hanya menawarkan kenyamanan, tetapi juga mendukung gaya hidup dinamis dan terhubung.
Selain itu, pengembang menawarkan pembiayaan fleksibel, dengan opsi KPR bersubsidi dan cicilan ringan, mempermudah pembeli yang ingin memiliki rumah di tengah kota dengan fasilitas lengkap.
Selain fasilitas fisik, Community Living Residences juga berfokus pada kesejahteraan emosional dan sosial penghuni. Dalam era digital yang serba sibuk ini, banyak orang merasa terisolasi meskipun mereka tinggal di kota besar. Proyek ini dirancang untuk menciptakan kesempatan bagi penghuni untuk berinteraksi dan membentuk komunitas yang saling peduli.
Untuk itu, pengembang mengadakan berbagai acara rutin seperti pasar malam komunitas, kelas yoga bersama, atau pertemuan dengan ahli kesehatan mental yang dapat membantu para penghuni menjaga keseimbangan hidup mereka.
"Kita ingin menghadirkan lebih dari sekadar rumah, tetapi sebuah komunitas yang mendukung perkembangan pribadi dan sosial para penghuninya," tambah Sandra Wijaya.
Keberadaan Community Living Residences langsung mendapatkan respons positif dari pasar. Banyak generasi muda yang mendambakan hunian yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun kehidupan sosial yang lebih bermakna.
Faisal, seorang karyawan swasta yang baru saja membeli unit rumah di Community Living Residences, mengungkapkan kegembiraannya.
"Saya sangat senang dengan konsep ini, terutama karena fasilitas coworking space yang memungkinkan saya bekerja dengan nyaman, tanpa harus pergi ke luar kota. Selain itu, suasana komunitas di sini juga sangat mendukung, saya merasa tidak hanya punya tempat tinggal, tetapi juga teman-teman baru yang bisa diajak berbagi," ujar Faisal.
Meski konsep ini mendapat sambutan positif, pengembang juga menghadapi beberapa tantangan dalam mewujudkannya. Salah satunya adalah memastikan agar setiap penghuni tetap merasa nyaman dengan ruang pribadi mereka, meskipun berbagi fasilitas umum.
Selain itu, keberhasilan konsep ini juga sangat bergantung pada bagaimana pengelola komunitas mampu menjaga interaksi yang sehat dan konstruktif antar penghuni.
Namun, dengan pengalaman dan riset yang matang, pengembang yakin bahwa konsep ini akan terus berkembang dan menjadi alternatif hunian yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat perkotaan.
Di tengah semakin meningkatnya kebutuhan akan perumahan yang lebih terjangkau dan dapat mendukung kehidupan sosial, konsep community living diprediksi akan semakin populer. Proyek-proyek seperti Community Living Residences tidak hanya menawarkan tempat tinggal, tetapi juga memberikan solusi bagi tantangan sosial yang muncul di masyarakat urban.
Dengan dukungan dari pemerintah yang terus berupaya menyediakan perumahan yang terjangkau, serta kesadaran masyarakat akan pentingnya kehidupan sosial, kita dapat berharap bahwa konsep perumahan berbasis komunitas ini akan semakin banyak diterapkan di kota-kota besar di Indonesia.
Writer