2024-08-01 03:39:38
Loket Marein Reasuransi (foto: Media Asuransi News)Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada delapan perusahaan reasuransi konvensional yang telah memperoleh izin di Indonesia.
Delapan perusahaan reasuransi tersebut antara lain PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. (MREI) atau Marein, PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) alias Indonesia Re, PT Reasuransi Nusantara Makmur (Nusantara Re), PT Reasuransi Maipark Indonesia (Maipark), PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re), PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu Re), dan PT Indoperkasa Suksesjaya Reasuransi (InaRe).
Sementara itu, perusahaan reasuransi kesembilan adalah PT Reasuransi Syariah Indonesia (Reindo Syariah), yang berfokus pada bidang syariah.
Dari daftar tersebut, beberapa perusahaan reasuransi konvensional mencatatkan kinerja laba setelah pajak yang positif. Para penyerap risiko dari perusahaan asuransi (seeding) di Indonesia tersebut menunjukkan kinerja yang beragam.
Misalnya, Indonesia Re yang berhasil membalikkan kerugian menjadi laba pada Juni 2024 sebesar Rp99,8 miliar, padahal sebelumnya perseroan mencatatkan kerugian sebesar Rp6,25 miliar pada Juni 2023.
Selain itu, TuguRe mencatatkan laba setelah pajak sebesar Rp104,5 miliar hingga Juni 2024. Angka tersebut meningkat pesat hingga 1.488% yoy dari sebelumnya Rp6,5 miliar pada Juni 2023. Namun, ada juga yang mengalami penurunan laba, seperti Nasional Re yang labanya merosot 88,58% yoy menjadi Rp64,52 miliar pada Juni 2024 dari sebelumnya Rp565 miliar pada akhir Juni 2023.
BUMN di sektor reasuransi, Indonesia Re, berhasil mengubah kerugian menjadi laba sebesar Rp99,8 miliar per 30 Juni 2024. Sebelumnya, perusahaan ini mencatat kerugian sebesar Rp6,25 miliar pada Juni 2023.
Kenaikan laba ini sebagian besar didorong oleh pendapatan premi yang mencapai Rp2,83 triliun, meningkat 11,95% secara tahunan dibandingkan dengan Rp2,53 triliun tahun lalu.
Di sisi lain, hasil underwriting mengalami penurunan sebesar 62,55% yoy menjadi Rp33,2 miliar dari Rp88,77 miliar sebelumnya. Sebaliknya, hasil investasi perusahaan mengalami lonjakan signifikan menjadi Rp229 miliar, naik 163,7% yoy dibandingkan dengan Rp87,04 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Marein berhasil mencatatkan laba sebesar Rp75,22 miliar hingga akhir Juni 2024, naik 77,54% yoy dari Rp42,36 miliar pada Juni 2023. Menurut laporan keuangan Marein untuk Juni 2024, kenaikan laba ini terutama disebabkan oleh peningkatan premi bruto yang mencapai Rp1,38 triliun, meningkat 12,67% yoy dari Rp1,23 triliun pada Juni 2023.
Namun, hasil underwriting perusahaan mengalami penurunan sebesar 29,52% yoy, menjadi Rp14,8 miliar dari Rp21,1 miliar sebelumnya. Di sisi lain, hasil investasi Marein meningkat sebesar 71,81% yoy menjadi Rp96,5 miliar dibandingkan dengan Rp56,16 miliar tahun lalu.
Maipark melaporkan laba setelah pajak sebesar Rp20,06 miliar pada Juni 2024, menurun 30,64% yoy dari Rp28,93 miliar tahun lalu.
Meskipun jumlah premi bruto yang diterima perusahaan meningkat 9,39% yoy menjadi Rp92,1 miliar dari sebelumnya Rp84,19 miliar, hasil investasi mengalami kenaikan menjadi Rp20,09 miliar, naik 22,57% yoy dari Rp16,39 miliar.
Namun, hasil underwriting perusahaan mengalami penurunan, menyusut menjadi Rp31,59 miliar, turun 33,39% yoy dari Rp47,43 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Nasional Re, yang merupakan anak perusahaan BUMN IFG melalui PT Askrindo, mencatatkan laba sebesar Rp64,52 miliar hingga Juni 2024. Ini merupakan penurunan sebesar 88,58% yoy dibandingkan dengan Rp565 miliar pada akhir Juni 2023.
Berdasarkan laporan keuangan konvensional perusahaan untuk Juni 2024, penurunan laba ini disebabkan oleh penurunan jumlah premi bruto yang turun 13,73% yoy menjadi Rp1,84 triliun, dari Rp2,13 triliun pada akhir Juni 2023.
Selain itu, hasil underwriting juga menurun menjadi Rp38,79 miliar, turun 91,65% yoy dari Rp464 miliar sebelumnya. Hasil investasi mengalami penurunan 11,72% yoy menjadi Rp170,8 miliar, dibandingkan dengan Rp193,5 miliar tahun lalu.
Sayap bisnis reasuransi Pertamina melalui Tugu Insurance, Tugu Re, mencatatkan laba setelah pajak sebesar Rp104,5 miliar hingga Juni 2024. Angka ini melonjak hingga 1.488% yoy dari Rp6,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan laba ini didorong oleh kenaikan jumlah premi bruto yang mencapai Rp1,55 triliun, naik 26,75% yoy dari Rp1,22 triliun sebelumnya. Hasil underwriting juga meningkat 136,25% yoy menjadi Rp56,65 miliar, dibandingkan dengan Rp23,97 miliar sebelumnya.
Di samping itu, hasil investasi naik 17,32% yoy menjadi Rp67,7 miliar dari Rp57,7 miliar.
PT Indoperkasa Suksesjaya Reasuransi (InaRe), yang merupakan bagian dari grup Salim, melaporkan laba sebesar Rp13,9 miliar per Juni 2024. Angka ini meningkat dari Rp12,4 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Dalam laporan keuangannya, InaRe mencatatkan premi penutupan tidak langsung sebesar Rp559,11 miliar, yang mengalami pertumbuhan sebesar 166% dibandingkan dengan Rp209,71 miliar pada tahun sebelumnya.
Bisnis reasuransi dari konglomerasi Sinar Mas, melalui PT Reasuransi Nusantara Makmur (Nusantara Re), melaporkan laba sebesar Rp70,49 miliar per Juni 2024. Angka ini meningkat 93,65% dibandingkan dengan Rp36,4 miliar pada tahun sebelumnya.
Reasuransi yang termasuk dalam konglomerasi Sinar Mas ini mencatatkan pendapatan premi penutupan tidak langsung sebesar Rp4,85 triliun, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan Rp3,23 triliun tahun lalu.
Orion Reasuransi merupakan pendatang baru dalam industri reasuransi di Indonesia, resmi memulai operasional setelah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 20 Mei 2024.
Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2024, perusahaan mencatat laba setelah pajak sebesar Rp1,73 miliar. Pendapatan premi bruto yang diperoleh mencapai Rp3,24 miliar. Sementara itu, hasil underwriting mengalami kerugian sebesar Rp5 juta, namun hasil investasi mencapai Rp8 miliar.
Perusahaan Reasuransi | Laba Bersih Juni 2024 | Laba Bersih Juni 2023 | Perubahan (%) |
Indonesia Re | 99,8 miliar | -6,25 miliar | 1.696,8% |
Marein | Rp75,22 miliar | Rp42,36 miliar | 77,54% |
Maipark | Rp20,06 miliar | Rp28,93 miliar | -30,65% |
Nasional Re | Rp64,52 miliar | Rp565 miliar | -88,58% |
InaRe | Rp13,9 miliar | Rp12,4 miliar | 12,09% |
NusantaraRe | Rp70,49 miliar | Rp36,4 miliar | 93,65% |
TuguRe | Rp104,5 miliar | Rp6,5 miliar | 1.488% |
Orian Reasuransi | Rp1,73 miliar | — | — |
Sumber data: Bisnis.com