2024-07-22 03:04:37
Pelabuhan Tanjung Priok (foto: ILCS)PT Asuransi Asei Indonesia menargetkan pendapatan premi dari lini bisnis asuransi marine cargo sebesar Rp10 miliar pada tahun 2024. Wahyudin Rahman, Kepala Divisi Transformasi dan Inisiatif Strategis Asuransi Asei Indonesia, menyatakan bahwa perusahaan akan mengimplementasikan berbagai strategi untuk mencapai target tersebut.
"Salah satu strategi yang akan kami lakukan pada Semester II-2024 adalah memperkuat penjualan produk marine cargo melalui pemasaran langsung ke calon tertanggung, termasuk kepada pelaku usaha forwarder," kata Wahyudin kepada Kontan, Jumat (19/7/2024).
Selain itu, perusahaan juga berencana memaksimalkan sumber bisnis lain seperti agen dan broker, dengan meningkatkan portofolio penjualan berbasis sales. Wahyudin optimis prospek asuransi marine cargo di Indonesia sangat cerah, didukung oleh berbagai aspek ekonomi seperti peningkatan ekspor-impor dan perdagangan internasional.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa aspek infrastruktur seperti pembangunan pelabuhan dan tol laut turut mendukung perkembangan ini. "Ditambah lagi, adanya regulasi yang mewajibkan penggunaan asuransi marine cargo dan kontrak kerja semakin memperkuat prospek bisnis ini," ujarnya.
Asuransi Asei mencatatkan kinerja yang positif di lini bisnis asuransi marine cargo, dengan total pendapatan premi mencapai Rp3,8 miliar hingga Juni 2024. "Nilai ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 294% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ungkap Wahyudin.
Sebagai informasi tambahan, berdasarkan data dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pendapatan premi asuransi marine cargo mencapai Rp 1,76 triliun pada kuartal I-2024, tumbuh sebesar 18,6% secara year-on-year (YoY).
Namun, meskipun prospeknya cerah, PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) menyebutkan bahwa ada beberapa tantangan yang harus diwaspadai dalam bisnis asuransi marine cargo. Brellian Gema, Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo, menyoroti fluktuasi daya beli masyarakat di Indonesia sebagai salah satu tantangan utama.
"Daya beli yang naik-turun berdampak pada kinerja pengiriman barang. Sebaliknya, jika daya beli masyarakat meningkat, pasar asuransi marine cargo akan mengalami kenaikan signifikan," kata Gema kepada Kontan, Jumat (19/7/2024).
Selain itu, Gema menambahkan bahwa lalu lintas perdagangan atau ekspor-impor juga berpengaruh besar terhadap bisnis marine cargo, dengan faktor geopolitik sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi.
Meskipun demikian, Gema melihat bahwa regulasi pemerintah yang dikeluarkan sejak 2018 telah membantu pertumbuhan asuransi marine cargo dengan mewajibkan penggunaan asuransi dalam negeri untuk kegiatan ekspor barang.
Gema optimis dengan prospek asuransi marine cargo tahun ini. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan pencapaian perusahaan hingga Mei 2024. Ia juga yakin bahwa pada Semester II-2024, asuransi marine cargo akan kembali meningkat signifikan.
Pada Mei 2024, Asei mencatat pertumbuhan pendapatan premi dari lini bisnis asuransi marine cargo, dengan pendapatan premi mencapai Rp20,7 miliar, yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,97% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sebagai tambahan, data dari AAUI menunjukkan bahwa asuransi marine cargo mencatat pendapatan premi sebesar Rp1,76 triliun pada kuartal I-2024, tumbuh sebesar 18,6% secara YoY.
Dengan berbagai strategi yang telah disiapkan dan dukungan dari berbagai aspek ekonomi serta regulasi, PT Asuransi Asei Indonesia optimis dapat mencapai target pendapatan premi asuransi marine cargo sebesar Rp10 miliar pada tahun ini.
Melihat tren positif dan peluang yang ada, PT Asuransi Asei Indonesia juga berencana untuk memperluas jaringan kerjasama dengan mitra internasional guna memperkuat posisi di pasar global.
Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pendapatan premi, tetapi juga memberikan pengalaman dan keahlian yang lebih luas dalam mengelola risiko asuransi marine cargo di berbagai wilayah. Wahyudin menekankan pentingnya adaptasi dan inovasi dalam menghadapi dinamika pasar global yang terus berubah.