OJK Bubarkan 6 Dana Pensiun pada Q1-2024, Ini Siasat Dapen BCA Pertahankan Keberlanjutan

2024-07-07 00:06:29

News Image Ilustrasi Dana Pensiun (foto: Kompas Money)

Sepanjang semester pertama tahun 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan untuk membubarkan enam dana pensiun (dapen) karena tidak dapat memenuhi ketentuan kesehatan keuangan.

Keenam dana pensiun yang dibubarkan tersebut adalah Dana Pensiun LEN Industri, Dana Pensiun Jasa Tirta II, Dana Pensiun Natour, Dana Pensiun Hotel Indonesia Internasional, Dana Pensiun LKBN Antara, dan Dana Pensiun Rajawali Nusantara Indonesia.

Dilansir dari Kontan pada Minggu (7/7/2024), Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Iwan Pasila menyebuatkan bahwa secara umum, dana pensiun tersebut tidak mampu memenuhi standar tingkat kesehatan keuangan yang ditetapkan.

Selain itu, ada beberapa perusahaan yang memproyeksikan akan menghadapi kesulitan pendanaan dalam jangka panjang dan memilih untuk membubarkan dana pensiun mereka selagi kewajiban masih dapat dipenuhi. Langkah ini dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan pembubaran kepada OJK.

Iwan menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama tidak terpenuhinya tingkat kesehatan keuangan adalah ketidakdisiplinan pendiri dalam membayar iuran berkala dan iuran tambahan yang dibutuhkan. Selain itu, meningkatnya kewajiban yang seiring dengan perubahan skala gaji dan asumsi aktuaria juga menjadi faktor penyebab.

Investasi yang tidak dilakukan secara disiplin pada instrumen yang berkualitas serta tidak memenuhi aspek durasi kewajiban dan likuiditas turut memperparah kondisi. OJK terus mendorong pengurus dan pendiri dana pensiun untuk memahami dengan baik kesesuaian kewajiban dan aset dana pensiun.

Hal ini mencakup proyeksi kewajiban di masa depan dan kualitas aset yang sesuai dengan durasi kewajiban serta mendukung likuiditas dana pensiun dalam membayar semua kewajiban yang akan jatuh tempo.

Upaya Dana Pensiun BCA Pertahankan Keberlanjutan

Di sisi lain, Dana Pensiun (Dapen) BCA telah menerapkan berbagai strategi untuk mempertahankan keberlanjutan perusahaan dalam industri. Direktur Utama Dana Pensiun BCA, Budi Sutrisno, mengungkapkan bahwa salah satu strategi yang diadopsi adalah penerapan tata kelola dan manajemen risiko yang efektif.

Selain itu, Budi menekankan pentingnya kriteria Sumber Daya Manusia yang memenuhi syarat dalam mengelola dana pensiun. Menurutnya, kualitas pengurus dapat mempengaruhi manfaat yang akan diterima oleh peserta.

Dana pensiun juga dapat berperan dalam penerapan keuangan berkelanjutan atau sustainable finance, yang mencakup strategi investasi ramah lingkungan dan berkontribusi pada pembangunan sosial positif. Budi yakin bahwa dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mempersiapkan pensiun, industri dana pensiun akan terus tumbuh.

Namun demikian, Budi tidak memungkiri adanya tantangan dalam mencapai pertumbuhan aset yang berkelanjutan. Diperlukan strategi investasi yang efektif dan inovatif untuk memaksimalkan hasil investasi serta mencapai target pertumbuhan aset yang berkelanjutan.

Selain itu, perubahan demografi dengan populasi yang menua juga menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh dana pensiun dalam mempersiapkan peningkatan jumlah peserta yang memasuki masa pensiun.

Menghadapi perubahan regulasi juga menjadi tantangan tersendiri bagi industri dana pensiun. Perusahaan harus siap mengikuti peraturan terkait manajemen risiko dan keberlanjutan. Dana pensiun juga perlu memanfaatkan teknologi untuk manajemen portofolio, analisis risiko, dan layanan peserta. Namun, perlu dilakukan peningkatan keamanan siber untuk melindungi data dan aset peserta dari ancaman siber.

Tantangan lain dalam investasi adalah fluktuasi pasar keuangan dan risiko investasi yang perlu dikelola dengan baik. Industri dana pensiun harus mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti inflasi, suku bunga, dan geopolitik dalam strategi investasinya. 

Untuk menjaga keberlanjutan dalam investasi, Dapen BCA telah mengadopsi strategi pengelolaan investasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dana dan durasi kewajiban. Dalam jangka pendek, Dapen BCA meningkatkan investasi pasar uang untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas.

Dalam jangka menengah, investasi dilakukan pada Obligasi Korporasi dan SBN dengan durasi lima tahun, serta reksadana pendapatan tetap. Sementara itu, untuk jangka panjang, investasi dilakukan pada SBN dengan durasi lebih dari lima tahun, saham, penyertaan langsung, dan tanah bangunan.

Per Mei 2024, nilai dana kelolaan Dapen BCA tercatat sebesar Rp 5,82 triliun, meningkat 6,28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5,48 triliun.

Baca Juga

Semua Berita