komparase.com

Klaim Asuransi Kredit Melonjak 33,78%, Askrindo Beberkan Penyebabnya

Senin, 1 Juli 2024 | 07:00 WIB
Kantor Pusat PT Askrindo (foto: Beritabuanaco)
Kantor Pusat PT Askrindo (foto: Beritabuanaco)

PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) mencatatkan peningkatan klaim asuransi kredit sebesar 33,78% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp185,5 miliar pada kuartal I/2024. Kenaikan klaim ini sejalan dengan tren industri asuransi umum.

Data dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menunjukkan klaim asuransi kredit nasional meningkat 35,5% yoy pada kuartal I/2024, mencapai Rp3,97 triliun, dibandingkan Rp2,93 triliun pada kuartal I/2023. Klaim asuransi kredit menjadi yang terbesar dibandingkan lini bisnis lain, mendominasi 34,38% dari total klaim dibayar asuransi umum yang mencapai Rp11,56 triliun pada kuartal I/2024.

Dilansir dari Bisnis.com pada Minggu (30/6/2024), Direktur Utama Askrindo, Fankar Umran, mengatakan bahwa peningkatan klaim asuransi kredit di Askrindo sejalan dengan kondisi industri asuransi yang meningkat.

Pada kuartal I/2024, porsi klaim asuransi kredit terhadap total klaim Askrindo mendominasi sebanyak 56%. Produksi terbesar Askrindo berasal dari asuransi kredit, sehingga porsi klaimnya juga lebih besar.

Fankar menjelaskan bahwa dinamika asuransi kredit sangat dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi dan kondisi kredit perbankan. Ketika kondisi makro ekonomi mengalami gejolak, khususnya ekonomi regional, hal ini mempengaruhi kualitas kredit perbankan, yang tercermin dalam Loan At Risk (LAR) dan Non-Performing Loan (NPL). "Peningkatan LAR dan NPL berpengaruh pada peningkatan klaim asuransi kredit," ujar Fankar.

Dari sisi premi, Askrindo mencatat pertumbuhan premi asuransi kredit sebesar 25% yoy pada kuartal I/2024. Menurut Fankar, hal ini sejalan dengan pemulihan ekonomi dan peningkatan penyaluran kredit perbankan.

Meningkatnya Klaim Asuransi Kredit

Data AAUI juga menunjukkan peningkatan premi asuransi kredit nasional, yang tumbuh 19,3% yoy pada kuartal I/2024, mencapai Rp4,94 triliun dari Rp4,14 triliun pada kuartal I/2023. Lini bisnis asuransi kredit menjadi penyumbang tiga besar premi terbanyak asuransi umum setelah asuransi properti dan asuransi kendaraan, yang masing-masing mencapai Rp9,5 triliun dan Rp5,9 triliun pada kuartal I/2023.

Secara total, klaim dibayar asuransi umum naik 16,9% yoy menjadi Rp11,56 triliun pada kuartal I/2024 dari sebelumnya Rp9,8 triliun pada kuartal I/2023. Posisi kedua klaim terbanyak adalah lini bisnis asuransi kendaraan yang mencapai Rp2,02 triliun pada kuartal I/2024. Angka ini naik 17,5% yoy dibandingkan Rp1,72 triliun pada kuartal I/2023 dan mencakup 17,5% dari total klaim yang dibayar pada periode tersebut.

Selain asuransi kredit dan kendaraan, asuransi kesehatan dan properti juga mencatat klaim terbanyak, masing-masing Rp1,74 triliun dan Rp1,66 triliun. Klaim asuransi kesehatan naik 9,3% yoy dari Rp1,59 triliun sebelumnya, sementara klaim asuransi properti turun 10,2% yoy dari Rp1,85 triliun pada kuartal I/2023.

Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik & Riset, Trinita Situmeang, menyebut kenaikan klaim asuransi kredit mengikuti peningkatan kredit bermasalah atau NPL. Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, menyatakan bahwa pihaknya belum bisa merinci detail penyebab kenaikan klaim asuransi kredit pada kuartal I/2024.

"Namun rata-rata karena kematian di atas usia 65 tahun. Ada yang dari KUR (Kredit Usaha Rakyat), tapi itu kebanyakan polis-polis yang masih berjalan," ujar Budi. Selain itu, klaim dari asuransi kredit non KUR juga ada, biasanya merupakan asuransi kredit dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Perekonomian Rakyat (BPR) yang berada di daerah-daerah.

Peningkatan klaim asuransi kredit yang signifikan ini menunjukkan pentingnya pemantauan kualitas kredit perbankan serta kondisi ekonomi makro untuk memitigasi risiko asuransi kredit di masa mendatang.

Topik

Komentar

Berita

Telah Dipilih

Silahkan Pilih yang Lain.

x

Belum memiliki akun? Daftar di Sini