2024-06-12 12:09:43
Menara BJB (foto: Fakta Bandung Raya)Bank Pembangunan Daerah (BPD) mengalami pengetatan likuiditas yang tercermin dari meningkatnya loan to deposit ratio (LDR) seiring dengan tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Meskipun demikian, bank daerah memiliki berbagai strategi untuk menjaga likuiditas agar tetap stabil.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Maret 2024, LDR bank daerah berada di level 81,08%, naik 256 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di angka 78,5%.
Dillansir dari Bisnis.com pada Rabu (12/6/2024), Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) sekaligus Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Bank BJB), Yuddy Renaldi, mengakui bahwa peningkatan LDR mencerminkan adanya pengetatan likuiditas di bank daerah.
Namun, ia menekankan bahwa nilai tersebut masih berada pada level yang optimal. "Walaupun terjadi peningkatan, nilai tersebut masih cukup baik dan berada di level yang optimal," ujarnya.
Likuiditas bank memang dikhawatirkan akan terganggu seiring dengan kenaikan suku bunga acuan. BI telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 bps dari 6% menjadi 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 April 2024.
Kenaikan ini adalah yang pertama sejak Oktober 2023. Namun, dalam RDG terbaru periode 21-22 Mei 2024, BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 6,25%.
Yuddy mengungkapkan bahwa BPD memiliki berbagai cara untuk menjaga likuiditas tetap terjaga. "BPD sebagai pengelola dana pemerintah daerah memiliki nilai tambah karena APBD dikelola oleh bank daerahnya masing-masing," katanya. Selain itu, BPD besar juga memiliki pelanggan utama yang kuat di luar pemerintah daerah.
Contohnya, Bank BJB, di mana komposisi dana pemerintah daerah saat ini berkisar 30% dari total dana pihak ketiga (DPK). "Sisanya ditopang oleh nasabah institusi dan juga ritel," tambah Yuddy.
Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM), Busrul Iman, juga menyatakan bahwa kondisi likuiditas bank saat ini masih terjaga dengan baik. Pada kuartal I/2024, LDR BJTM berada pada level 70%. “Ini berarti kami masih memiliki ruang untuk tumbuh. Outstanding kami masih mampu tumbuh. Pasar maupun sektor produktif tumbuh secara eksponensial,” ungkap Busrul beberapa waktu lalu.
Trioksa Siahaan, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), mengatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan memang akan memengaruhi likuiditas perbankan, termasuk strategi bank dalam mengumpulkan pendanaan.
"Strategi yang akan diambil bank adalah dengan meningkatkan layanan serta memberikan stimulus untuk menarik nasabah dalam mengumpulkan CASA [current account saving account/dana murah] di bank, seperti pemberian hadiah undian bagi nasabah," katanya.
Secara keseluruhan, bank daerah menunjukkan kemampuan dalam mengelola likuiditas di tengah tekanan kenaikan suku bunga. Dengan memanfaatkan dana APBD dan memperkuat hubungan dengan nasabah institusi dan ritel, BPD berhasil menjaga likuiditasnya tetap stabil.
Selain itu, strategi peningkatan layanan dan pemberian stimulus menjadi kunci dalam menarik dana murah dari nasabah. Meskipun menghadapi tantangan pengetatan likuiditas, bank daerah tetap optimis mampu mempertahankan kinerja yang baik dan terus tumbuh.