7 Perusahaan Fintech Terkemuka di Indonesia, Salah Satunya Bernilai Rp25 triliun?

2024-06-11 01:55:02

News Image Ilustrasi Aplikasi OVO (foto: Lifepal)

Saatan ini, kemajuan teknologi terus melaju tanpa henti, mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Kemajuan teknologi yang cepat menuntut setiap individu untuk bekerja keras dan terus berinovasi demi menghasilkan produk yang berkualitas dan lebih mudah digunakan.

Salah satu bentuk bisnis online yang telah merajai di masyarakat adalah e-commerce atau toko online. Bisnis ini memberikan sarana bagi para pelaku usaha untuk memasarkan produknya dengan lebih luas dan memberikan kemudahan bagi penjual maupun pembeli. Selain e-commerce, industri fintech atau teknologi keuangan juga merupakan tren baru yang tengah berkembang pesat.

Dalam artikel ini, kami akan sajikan penjelasan seputar perusahaan fintech serta beberapa contoh perusahaan fintech yang ada di Indonesia.

Pengertian Fintech

Fintech (financial technology) adalah sektor industri yang menggabungkan bidang keuangan dan teknologi. Tujuan dan manfaat dari perusahaan fintech adalah untuk menyederhanakan akses masyarakat terhadap produk keuangan, memfasilitasi transaksi keuangan, dan meningkatkan pemahaman tentang literasi keuangan.

Perusahaan-perusahaan fintech di Indonesia memiliki beragam jenis. Mayoritas adalah perusahaan startup yang bergerak di bidang pembayaran, investasi ritel, peminjaman online, perencanaan keuangan, crowdfunding, layanan pengiriman uang, dan penelitian keuangan.

Kehadiran perusahaan-perusahaan fintech telah menggerakkan perkembangan bisnis startup secara signifikan. Mereka mengalami pertumbuhan yang cepat dan konsisten, menunjukkan potensi kompetitif Indonesia di sektor ini. Dengan peluang yang menjanjikan ini, perusahaan-perusahaan fintech terus berkembang dari waktu ke waktu.

Perusahaan Fintech Terkemuka di Indonesia

Saat ini, pertumbuhan perusahaan fintech di Indonesia sedang mengalami lonjakan yang signifikan. Dalam waktu singkat, jumlah perusahaan fintech di Indonesia telah melonjak secara drastis. Untuk itu, regulator dan pengamat industri terus memantau perkembangan ini untuk menilai kualitas perusahaan-perusahaan fintech di Indonesia. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan termasuk pasar target, investasi yang diterima, adopsi pengguna, strategi pemasaran, dan kemampuan mereka untuk bertahan di pasar.

Berikut ini adalah beberapa perusahaan fintech Indonesia yang paling populer dan mengalami pertumbuhan cepat. Perusahaan-perusahaan ini telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga reputasi dan kredibilitas mereka tidak diragukan lagi.

1. Ajaib

Salah satu contoh perusahaan fintech Indonesia adalah Modalku, sebuah platform peer-to-peer (P2P) lending yang memungkinkan UKM untuk mengajukan pinjaman antara 50 juta hingga 500 juta rupiah, dengan jangka waktu pembayaran antara tiga hingga dua belas bulan. Jika permohonan pinjaman disetujui, detailnya akan dipublikasikan di platform Modalku, memungkinkan para calon investor untuk melihat dan mempertimbangkan untuk memberikan pinjaman kepada UKM tersebut.

Setelah jumlah pinjaman terpenuhi dalam jangka waktu yang ditentukan, Modalku akan melakukan pencairan dana sesuai dengan kesepakatan awal. Mereka mengambil komisi sekitar 3% dari peminjam dan 3-4% dari investor sebagai biaya layanan. Modalku diluncurkan pada bulan Januari 2016 dan telah berhasil mendapatkan pendanaan Seri B sebesar 25 juta dolar pada tahun 2018.

2. Kredivo

Kredivo merupakan sebuah contoh perusahaan fintech di Indonesia yang menyajikan layanan pinjaman tanpa menggunakan kartu kredit, dengan proses pendaftaran dan pencairan dana yang cepat.

Startup ini menawarkan kemudahan berbelanja di berbagai situs e-commerce dan gerai populer tanpa perlu kartu kredit, mulai dari gerai elektronik, fashion, perlengkapan rumah, hingga layanan jasa. Kredivo juga dikenal menawarkan pinjaman tunai dengan bunga yang kompetitif dibandingkan dengan pesaingnya.

Pada tanggal 25 Juli 2018, Kredivo mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mendapatkan pendanaan Seri B senilai US$30 juta (sekitar Rp435 miliar). Beberapa investor yang ikut serta dalam pendanaan ini termasuk Alpha JWC Ventures, Jungle Ventures, Openspace Ventures, GMO Venture Partners, dan 500 Startups.

3. Modalku

Modalku adalah contoh lain dari perusahaan fintech di Indonesia yang menyediakan platform peer-to-peer lending. Melalui platform ini, pemilik UKM dapat mengajukan pinjaman mulai dari 50 juta hingga 500 juta rupiah dengan jangka waktu pembayaran antara tiga sampai dua belas bulan.

Setelah disetujui, permohonan pinjaman akan dipublikasikan di situs Modalku agar para calon pemberi pinjaman atau investor dapat melihat dan mempertimbangkan untuk memberikan pinjaman kepada UKM tersebut.

Apabila jumlah pinjaman yang diinginkan oleh pemilik UKM terpenuhi dalam waktu yang ditentukan, Modalku akan segera mencairkan dana. Sesuai kesepakatan awal, Modalku akan mengambil komisi sekitar 3% dari peminjam dan 3 hingga 4 persen dari investor. Situs Modalku telah diluncurkan sejak Januari 2016 dan berhasil mendapatkan pendanaan Seri B sebesar US$25 juta pada tahun 2018.

4. OnlinePajak

OnlinePajak adalah contoh fintech berbentuk aplikasi yang mempermudah pebisnis dalam berbagai aktivitas, mulai dari transaksi hingga mengelola pajak perusahaan. Didirikan pada tahun 2014, perusahaan ini telah menjadi unicorn di Indonesia. Menurut laporan dari Bisnis.com, OnlinePajak telah mencapai valuasi sebesar US$1,7 miliar atau sekitar Rp24,75 triliun pada Juli 2021.

5. Gopay

Untuk memperkuat jajaran layanan aplikasi on-demand GO-JEK, perusahaan akhirnya meluncurkan layanan pembayaran non-tunai bernama GO-PAY. Awalnya, layanan ini dikenal sebagai GO-JEK credit sebelum mengalami perubahan nama setahun kemudian. Saat ini, GO-PAY telah melakukan akuisisi terhadap PonselPay, sebuah perusahaan yang memiliki lisensi e-money, untuk mendukung operasionalnya.

Banyak pengguna GO-JEK yang kini mengandalkan GO-PAY karena mereka dapat menikmati berbagai diskon dan hadiah menarik yang dapat ditukar dengan poin. Selain itu, GO-PAY tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran di dalam aplikasi GO-JEK, tetapi juga telah dilengkapi dengan fitur-fitur seperti transfer saldo, penarikan tunai, dan transaksi di berbagai merchant, dengan lebih banyak fitur yang diharapkan akan tersedia dalam waktu dekat.

6. OVO

Salah satu contoh fintech di Indonesia selanjutnya adalah OVO, yang menjadi pesaing utama bagi GO-PAY. Saat ini, terjadi persaingan yang sengit dalam program cashback antara OVO dan GO-PAY di berbagai merchant di Indonesia.

OVO, seperti GO-PAY, adalah sebuah aplikasi dompet digital yang memungkinkan pengguna melakukan transaksi tanpa menggunakan uang tunai. Dengan berbagai promosi menarik bagi pelanggan, OVO, sebagai salah satu perusahaan fintech terbesar di Indonesia, menjalin kemitraan dengan banyak merchant dan telah bekerja sama dengan lebih dari 200.000 UKM di seluruh Indonesia.

OVO merupakan bagian dari LIPPO GROUP dan dipimpin oleh Albert Lucius sebagai Chief Product Officer. Albert Lucius menyatakan bahwa selain untuk pembayaran non-tunai, layanan OVO juga telah diperluas untuk mencakup fitur Paylater (untuk transaksi di Tokopedia) dan pemberian pinjaman modal usaha, semuanya telah memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

7. Dana

Perusahaan fintech selanjutnya adalah Dana, sebuah layanan keuangan digital yang beroperasi dari Jakarta, Indonesia, dan berdiri sejak tahun 2018. Dana telah terdaftar di Bank Indonesia dan memiliki empat lisensi, termasuk uang elektronik, dompet digital, Likuiditas Keuangan Digital (LKD), dan pengiriman uang.

Baca Juga

Semua Berita