2024-03-25 03:13:17
Kantor Bank Jago (foto: ANTARA News)Pada tahun 2023, PT Bank Jago Tbk. (ARTO) menunjukkan performa yang sangat mengesankan dengan meraih laba bersih sebesar Rp72,36 miliar, mencatat kenaikan yang signifikan sebesar 354,74% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp15,91 miliar pada 2022. Melalui laporan keuangan terbaru, terungkap bahwa pertumbuhan laba Bank Jago didorong oleh sejumlah faktor utama, termasuk peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang mencapai Rp1,57 triliun, mengalami kenaikan sebesar 15,7% year-on-year dari Rp1,35 triliun pada tahun sebelumnya.
Selain itu, pendapatan berbasis komisi atau fee based income juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kenaikan laba, mencapai Rp19,33 miliar, meningkat sebesar 39,66% year-on-year dari Rp13,84 miliar pada tahun 2022. Pendapatan lainnya juga mengalami pertumbuhan yang cukup besar, mencapai Rp177,7 miliar, mengalami lonjakan sebesar 176,85% dari Rp64,19 miliar pada tahun sebelumnya. Kesuksesan ini tidak hanya tercermin dalam pertumbuhan laba, tetapi juga dalam upaya Bank Jago dalam meningkatkan efisiensi operasionalnya.
Bank Jago berhasil menekan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sebesar 336 basis poin (bps) menjadi 95,83% pada tahun 2023 dari 99,19% pada tahun 2022. Penurunan signifikan ini menunjukkan adanya peningkatan efisiensi dalam menjalankan operasi perbankan. Namun demikian, meskipun Bank Jago berhasil meningkatkan efisiensi operasionalnya, rasio margin bunga bersih (NIM) mengalami penurunan menjadi 9,45% dari 10,45% pada tahun sebelumnya.
Selain itu, rasio profitabilitas Bank Jago juga mengalami peningkatan yang signifikan. Rasio imbal balik ekuitas (ROE) naik 81 basis poin (bps) menjadi 1,02%, sementara rasio imbal balik aset (ROA) juga meningkat 35 basis poin (bps) menjadi 0,49%. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan penyaluran kredit, dengan jumlah pinjaman mencapai Rp13 triliun pada akhir 2023, meningkat 38% dari akhir 2022. Hal ini juga dibarengi dengan penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) menjadi 0,84% pada tahun 2023 dari 1,82% pada tahun sebelumnya.