2024-06-06 00:57:09
Loket Bank BCA (foto: Dream.co.id)Sejumlah perbankan menunjukkan optimisme terhadap pertumbuhan kredit di segmen individu atau personal loan. Tren ini terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi nasabah di tengah pemulihan ekonomi nasional.
Berdasarkan data Bank Indonesia, kredit individu per April 2024 tercatat hanya tumbuh 7,2% menjadi Rp 3.355 triliun, sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan 7,6% pada bulan Maret yang mencapai Rp 3.353 triliun.
Laporan Survei Konsumen Bank Indonesia pada April 2024 mencatat bahwa proporsi pendapatan konsumen yang dialokasikan untuk konsumsi tetap stabil di angka 73,6%, sama dengan bulan sebelumnya.
Namun, proporsi pendapatan yang digunakan untuk pembayaran cicilan atau utang mengalami peningkatan menjadi 9,7% pada April 2024, naik dari 9,4% di bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan potensi peningkatan ketergantungan masyarakat pada pinjaman bank untuk memenuhi kebutuhan mendesak lainnya.
PT Bank Central Asia (BCA) melaporkan bahwa outstanding personal loan per Maret 2024 mencapai Rp 12 miliar, naik lebih dari 42% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Mayoritas nasabah BCA yang mengajukan kredit ini adalah mereka yang terhubung dengan sistem payroll BCA, sehingga pembayaran cicilan dapat dilakukan secara otomatis melalui autodebet rekening. Nasabah umumnya menggunakan kredit ini untuk kebutuhan seperti biaya pengobatan, pendidikan, pernikahan, renovasi rumah, dan liburan.
Dilansir dari Kontan pada Kamis (6/6/2024), "BCA melihat pertumbuhan personal loan didorong oleh peningkatan kebutuhan nasabah seiring dengan pemulihan ekonomi nasional, serta perluasan basis nasabah BCA," ujar EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F Haryn.
Hera menambahkan, pemberian personal loan di BCA didasarkan pada analisa kredit yang mempertimbangkan kondisi keuangan dan kemampuan bayar nasabah, sehingga diharapkan dapat menjadi landasan kontrol yang baik dalam pemberian dan penggunaan personal loan.
"BCA akan terus mendorong penyaluran kredit ke berbagai sektor dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian sesuai dinamika makroekonomi domestik maupun global," tambah Hera.
Serupa dengan BCA, PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) juga optimis bahwa sistem bank yang terhubung dengan payroll ASN dan pegawai dengan penghasilan tetap akan mendongkrak kinerja kredit personal loan tahun ini.
Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, mengungkapkan bahwa hingga April 2024, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 6,5% YoY, sesuai dengan target perusahaan di kisaran 6%-7% untuk tahun ini.
"Secara nilai, personal loan berkontribusi besar terhadap total pertumbuhan kredit yang disalurkan, dengan porsinya mencapai 60% dari total portofolio. Kualitas kreditnya pun sangat baik dengan NPL hanya 0,2%," jelas Yuddy.
Pada tahun 2024, Bank BJB melihat permintaan kredit personal loan akan terus tumbuh positif, seiring dengan meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat dan inflasi yang relatif terjaga.
Untuk mendongkrak kredit di segmen ini, Bank BJB menerapkan strategi dengan menjaga level pelayanan yang baik, pelayanan yang cepat, serta proses yang mudah dengan kemudahan teknologi. Yuddy menyatakan bahwa strategi ini akan meningkatkan loyalitas debitur khususnya untuk kredit konsumsi berbasis payroll.
Dalam konteks ini, baik BCA maupun Bank BJB menunjukkan optimisme yang tinggi terhadap pertumbuhan kredit personal loan. Dengan memanfaatkan sistem payroll, perbankan tidak hanya mampu menjaga kualitas kredit tetapi juga mendorong peningkatan penyaluran kredit sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan bayar nasabah.
Di tengah pemulihan ekonomi, strategi ini diharapkan dapat terus mendukung peningkatan konsumsi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.