Bos BRI Ungkapkan Tantangan yang Dihadapi Perbankan RI Setelah Kenaikan BI Rate ke Level 6,25%

2024-04-25 04:58:21

News Image Direktur Utama Bank BRI - Sunarso

Sunarso, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), menjelaskan tantangan yang dihadapi perbankan setelah keputusan Bank Indonesia (BI) untuk meningkatkan suku bunga acuan menjadi 6,25%.

 

Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 23-24 April 2024, yang menyebabkan BI Rate naik menjadi 6,25% setelah bertahan di level 6% sejak Oktober 2023. Sunarso menyatakan bahwa keputusan BI tersebut tepat sebagai upaya untuk mengendalikan nilai tukar rupiah dan inflasi, yang merupakan keputusan yang didasarkan pada analisis rasional.

 

Meskipun demikian, peningkatan suku bunga BI berdampak pada beban perbankan, memaksa bank-bank untuk mengendalikan likuiditas dengan lebih hati-hati. Sunarso menekankan pentingnya memantau likuiditas terutama saat suku bunga naik. Namun, BRI memiliki likuiditas yang cukup longgar, tercermin dari rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) sebesar 83,3% pada Maret 2024. Likuiditas bank ini didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1,416,21 triliun pada kuartal pertama 2024, yang meningkat 12,8% dibanding tahun sebelumnya.

 

BRI mendominasi raupan DPK dengan dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar Rp873,29 triliun, yang naik 7,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Sunarso menyatakan bahwa dengan likuiditas yang memadai, BRI tetap optimis dapat mempertahankan pertumbuhan kredit di level dobel digit pada tahun ini meskipun suku bunga acuan tetap tinggi. Bank ini tetap waspada terhadap LDR yang melebihi 92%. Selama kuartal pertama 2024, BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun, yang meningkat 10,89% dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga

Semua Berita